Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Sabtu, 27 Oktober 2012

//CERPEN:WINTER IN TOKYO//




 

Tittle: WINTER IN TOKYO
Genre: Straight
Author: Shella
Length: ONESHOOT #3
Rating: family-romance-friendship-lalalala~


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.

Dan Musim Dingin adalah..Cinta yang erat namun terjalin..


.
.
.

  Ohayou gozaimasu~!”

  Haik~ Ohayou gozaimasu!”

Gadis cantik itu membungkukkan tubuhnya seraya membalas sapaan para tetangga kamar hotelnya.
Aigoo~
Orang Jepang memang ramah dan baik hati.

Sangat berbeda dengan orang-orang Paris yang cenderung mengacuhkan.
Ckckck.

Sherin merapatkan syal rajutnya yang berwarna merah itu.
Ia menghembuskan nafasnya dan memperhatikan gumpalan asap yang mengepul di hadapan wajahnya.
Gadis cantik itu tersenyum kecil dan segera berjalan menuju taman Tokyo yang assri itu.
Well, walaupun ini masih sangat dingin tidak masalah untuk Sherin.

Ia menyukai gumpalan langit yang berwarna putih itu.
Terlihat manis ketika mereka berjatuhan dari awan dan bertumpuk di sepanjang jalanan.
Salju.
Ah, white christmas huh?

Sherin memutar pandangannya.
Memperhatikan orang-orang yang saling berlari pagi bersama teman atau keluarga masing-masing mengelilingi taman.
Ah, Sherin jadi mengingat kenangan manisnya bersama Saga saat mereka berada di Paris beberapa waktu yang lalu.


DDRRTT…DDRRTT…


PIK.


  From: Saga bear~

Aku take off nanti malam, oke?
Love you.


Hmp.

Gadis cantik itu semakin mengembangkan senyum manisnya.
Oh well.
Saga memang tidak bisa berangkat bersamanya untuk liburan kali ini.
Lelaki tampan itu harus menyelesaikan pekerjaannya yang masih tersisa terlebih dahulu.
Saga bilang ada seorang Jendral yang menitipkan putrinya untuk dijaga oleh Saga selama Jendral itu mengurus tentara yang bermukim di daratan Cina.

Aigoo~

Menyebalkan~!
Sherin terpaksa harus berangkat sendiri.
Sebenarnya ia bisa saja menunggu Saga menyelesaikan pekerjaannya dan berangkat bersama.
Tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk mencicipi kue manju khas negeri Sakura itu di musim dingin seperti ini.
Dan Saga pun sudah memberi ijin padanya.

  Nee-chan! (Kakak!)”

Eoh?

Gadis cantik itu tertegun.
Memandangi sesosok anak kecil berambut hitam dengan topi rajutnya yang berwarna putih.

  Doushitano? (Kenapa?)” Tanya Sherin tersenyum ramah.

Anak kecil itu tertawa kecil.
Ia menunjuk-nunjuk kedai okonomiyaki panas yang ada di seberang taman.
Sherin menaikkan alisnya.

  “Kau mau makan itu?”

Anak kecil itu mengangguk.

  Anata no haha wa doko desuka? (Ibumu dimana?)” Tanya Sherin lagi.

Anak kecil bertopi rajut putih itu mengerutkan dahinya.
Ia melompat dan mengoceh tidak jelas seraya menunjuk-nunjuk penjuru taman.
Membuat Sherin segera menyimpulkan kalau anak ini adalah anak hilang.

  Wakatta (Aku mengerti), mm, kita beli okonomiyaki dulu baru setelah itu mencari ibumu ne?”

  “Haik~”

Sherin tertawa geli.
Ia berjongkok dan segera menggendong anak kecil itu.
Kemudian ia berjalan menuju kedai okonomiyaki yang ada di seberang jalan.

Gadis cantik itu membeli dua potong okonomiyaki yang masih panas.
Kemudian ia memberikan satu potong untuk namja itu dan membawanya berkeliling taman.

  “Ah! Ah! Haha! (Ibu!)” Jerit anak kecil itu meronta-ronta.

Sherin menaikkan alisnya.
Ia segera mempercepat langkahnya dan menghampiri gadis berambut ikal itu.
Omo, bibirnya sangat tipis.

  “Um, Gomenasai (Maaf)” Sapa Sherin tersenyum.

Gadis berambut ikal itu menolehkan wajahnya.
Sontak mata sipitnya membulat ketika ia menyadari putra mungilnya berada di gendongan Sherin.

  “Omoo! Hiro-chan!” Jerit gadis berambut ikal itu lega.

Eoh?

Sherin mengerutkan dahinya.

  “Kau orang Korea?”

  “Ne, namaku Park Sooji, Aigoo, maaf, anak ini sudah membuatmu repot”

  “Apa? Tidak, dia anak yang manis, hehehe”

  Omo, kau yang membelikannya kue ini? Apakah dia memaksamu? Maaf! Akan kuganti!”

  “Ani, tidak apa, hanya satu potong kue dadar kok”

Gadis berambut ikal itu tersenyum manis.
Ia menggendong anak kecil bertopi rajut putih itu dengan erat.
Membuat Sherin tidak bisa menahan diri untuk mencubit pipi gembul anak itu.

  “Um, bukankah dia putramu? Kenapa dia berbicara bahasa Jepang?” Tanya Sherin menaikkan alisnya.

  “Tidak, dia bukan anakku, anak nakal ini keponakanku, Ayahnya keturunan Jepang” Jelas gadis berambut ikal itu.

Sherin mengangguk mengerti.
Ia tersenyum sekali lagi dan mengecup lembut pipi anak kecil itu.

  Hajimemashite (Salam kenal) Hiro-chan~ Namaku Sherin Cho, hehehe” Ujar Sherin terkekeh.

Anak kecil bertopi rajut itu mengerutkan dahinya.

  Nee-chan! Shelin? Shelin?”

  Aigoo! Dia benar-benar menggemaskan! Aishhh~”

  “Hehehehe”

Gadis cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia membenarkan letak topi rajut berwarna putih itu dengan lembut.


DDRRTT…DDRRTT…


Sherin mengerutkan dahinya.
Ia meraih ponselnya yang bergetar pelan di dalam jaketnya.
Gadis cantik itu menunduk dan menaikkan alisnya melirik nama suaminya di layar touch itu.

  “Ah, maaf, suamiku menelepon, tidak apa?” Ujar Sherin berbisik.

  “Tidak apa, kami juga mau pergi, Ibunya sudah menunggu di parkiran” Sahut gadis berambut ikal itu.

  “Senang bertemu denganmu Sooji ah~ Keponakanmu lucu sekali, hehehe”

  “Iya, terima kasih sudah mentraktir Hiro, sampai jumpa!”

  “Sampai jumpa”

  Nee-chan Sheliiiinn~~”

  Jamata (Sampai jumpa) Hiro-chan~”

Gadis berambut ikal itu menundukkan wajahnya.
Membuat Sherin balas membungkukkan punggungnya.
Ia terkekeh geli memperhatikan Hiro yang sibuk melambai dengan jemari mungilnya.
Anak kecil bertopi itu mencengkram erat bungkusan okonomiyakinya.


SRET.


Sherin melirik ponselnya yang sempat terabaikan.
Eoh?
Ia menaikkan alisnya.
Sambungan teleponnya sudah putus.

Gadis cantik itu baru saja ingin mendial nomor Saga, namun gerakannya sontak berhenti ketika ia merasakan sepasang lengan kekar yang memeluknya dengan erat.
Sherin tersentak kaget dan menoleh ke belakang.

  “Saga!” Teriaknya kaget.

Lelaki tampan itu tertawa kecil.
Ia mengecup-ngecup lembut pinggir dahi gadis cantik itu.

  “Bukankah kau bilang akan berangkat malam ini eoh?” Tanya Sherin tersenyum lebar.

  “Kenapa? Aku merindukan istriku, tapi ternyata istriku tidak merindukanku hmm?” Gumam Saga balas tersenyum.

Sherin menaikkan alisnya.

  “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu huh?”

  “Buktinya kau lebih memperhatikan anak kecil bertopi rajut itu dari pada panggilan dariku, siapa anak itu? Selingkuhanmu hmm?”

  “Hehehehe, yaaa, anak itu selingkuhanku, masalah untukmu, Letnan?”

  “Aish”

Saga tertawa geli.
Ia semakin mempererat pelukannya di pinggang ramping Sherin.
Kemudian ia membalikkan tubuh gadis cantik itu dan mengecup lembut bibir ranumnya.

  “Bagaimana dengan tugasmu? Sudah selesai semuanya kah?”

  “Menurutmu?”

  “Aku tidak yakin”

  “Hmm”

Gadis cantik itu menepuk lembut kepala Saga.
Mereka tertawa bersama dan beranjak kembali ke dalam hotel.
Saling berbagi cerita satu sama lain.

Ah, musim dingin yang indah.


-------


  “Saga”

  “Hmm”

  “Lihat aku”

Saga menurut.
Ia menundukkan wajahnya.
Menatap langsung mata bening yang bergerak pelan itu.
Aigoo~
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Ia tidak akan bisa bertahan lama kalau beradu tatap dengan mata bulat itu.

Sherin seakan menelannya sampai ke bagian paling dasar.

  “Aku mencintaimu, Saga” Bisik Sherin lirih.

Saga tersenyum.
Ia memeluk erat tubuh Sherin dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang gadis cantik itu.
Menghirup wangi manis dari sana.

  “Jangan terlalu sering mengucapkannya sayang, kau tidak perlu takut, cintaku tidak akan pernah habis untukmu” Bisik Saga lembut.

Sherin mengembangkan senyum manisnya.
Ia balas memeluk punggung Saga dan mengecup lembut pinggir dahinya.

  “Tahun ini white chirstmas” Gumam Sherin pelan.

Saga mengangguk.

  “Bagaimana kalau kita membeli pohon Natal ukuran mini dan meletakkannya di sini, tidak apa?”

  “Ide bagus”

  “Kita bisa menghiasnya berdua?”

  “Hmm”

  “Saga”

  “Iya sayang”

  “Aku mencintaimu”

  “Ck, sekali lagi kau mengucapkannya kau dihukum”

  “Hehehehe”

Gadis cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk patuh dan memejamkan matanya sejenak.
Menghirup wangi maskulin dari tubuh kekasihnya.
Ah, Sherin benar-benar merasa sangat beruntung bisa memiliki Saga seutuhnya.

  “Saga Cho”

  “Kenapa memanggil nama lengkapku? Kau marah padaku?”

Aish.

Sherin mengerutkan dahinya.
Ia menepuk lembut kepala Saga.

  “Kenapa kau berkata seperti itu?”

  “Eoh? Bukankah selama ini memang seperti itu Hmm? Kau akan berteriak memanggil nama lengkapku kalau kau marah padaku”

  “Memangnya aku berteriak barusan?”

  “Tidak, kau hanya memanggil namaku”

  “Hehehehe, kau tahu kenapa?”

  “Mm, karena kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku?”

Sherin mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi lelaki tampan itu.
Membuat Saga mengangkat wajahnya menatap mata bening yang bergerak nakal itu.

  “Aku mencintaimu” Bisik Sherin lembut.

Hening sejenak.
Hanya terdengar suara deru nafas yang beraturan.
Kedua namja itu saling menatap satu sama lain.
Sherin tidak bersuara lagi.

Ia hanya membiarkan dirinya menikmati tatapan tajam dari mata sipit itu.

  “Baiklah, kau dihukum” Ujar Saga akhirnya.

Sherin tertawa kecil.
Ia tidak menyahut.
Hanya menolehkan wajahnya menatap Saga yang beranjak meninggalkannya sendirian di kamar.
Kemudian ia melompat dari ranjang dan berlari mengejar kekasihnya.


-------


Gadis cantik itu memejamkan matanya damai.
Merasakan ketenangan yang menguar dari atmosfer yang ada.
Sherin menghembuskan nafasnya perlahan.
Masih membiarkan dirinya berada dalam dekapan hangat suaminya.

Saat ini mereka sedang berdiri di depan danau yang membeku.
Danau luas yang terletak di dekat hotel, di ujung dalam taman kota yang indah itu.

  “Aku suka Jepang” Ujar Sherin pelan.

  “Dan aku suka kau” Balas Saga tersenyum.

Sherin berdecih.
Ia ikut tertawa kecil.

  “Semalam aku browsing internet” Gumam Saga.

  “Hmm”

  “Kulihat acara fashion show yang digelar di Paris saat musim gugur beberapa waktu lalu dibicarakan banyak orang”

  “Well, Paris memang zona yang tepat untuk menggelar peragaan busana, apa kau tahu? Seluruh rancanganku waktu itu habis dilelang”

  “Kau hebat sayang”

  “Hehehe”

  “Bagaimana dengan yang di Jepang?”

Sherin menggumam tidak jelas.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit yang tampak kelabu.

  “Rumit”

  “Maksudmu?”

  “Eunho masih membantuku mendapatkan tempat, banyak gedung yang disewa untuk menyambut Natal”

  “Kalau kau berhasil lagi, namamu akan tersebar dimana-mana”

  “Yah”

  “Dan pastinya akan banyak lelaki yang melamarmu setelah mereka mengetahui kecantikan dirimu sayang”

  “Kau takut?”

  “Tidak, kenapa aku harus takut?”

  “Aku bisa saja menerima lamaran dari mereka yang lebih tampan darimu hmm?”

  “Kau lupa? Aku sudah merantaimu disini, Rin Ah, kau tidak akan bisa kemana-mana”

Sherin tertawa kecil.
Melirik Saga yang mengaitkan kelingking kanan mereka.
Aigoo~
Benang merah yang tak terlihat hmm?

  “Aku bisa menggunting benangnya” Potong Sherin.

  “Dan aku akan menembak mati semua namja yang melamarmu” Sahut Saga.

  Omo, kalau begitu aku tidak akan bisa pergi darimu Hmm?”

  “Sudah takdirmu sayang, kau tercipta untukku dan aku tercipta untukmu, aku mengerti?”

  “Mengerti, hehehe”

Gadis cantik itu kembali menyandarkan punggungnya di dada bidang Saga.
Mata beningnya kembali terpejam.
Menikmati hembusan angin musim dingin yang menerpa wajah cantiknya.

  “Rin Ah”

  “Ya?”

  “Apa kau benar-benar berniat ingin meninggalkan aku?”

Eoh?

Sherin sontak membalikkan tubuhnya.
Mengernyitkan dahi menatap Saga yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Aigoo~

  “Tidak, kenapa kau bisa berpikir seperti itu sayang? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu” Bisik Sherin lembut.

  “Aku takut..Aku bisa gila tanpamu Rin Ah” Balas Saga berbisik.

Omooo.

Gadis cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu.
Sherin berjinjit kecil dan mengecup pipi lelaki tampan itu.

  “Dan aku bisa mati tanpamu, bear” Balasnya kembali berbisik.

Saga terdiam.
Hanya senyum manisnya yang terulas.
Ah, ia begitu mencintai gadis cantik ini.

Sungguh.


-------


  Nee-chan!

Sherin membalikkan tubuhnya.
Membulatkan mata beningnya menatap sosok anak kecil dengan topi rajutnya yang manis itu.
 
  “Omo, Hiro-chan!” Panggil Sherin mendekat.

Saga yang sedang menyesap coffee hangatnya menaikkan alisnya.
Menatap Sherin yang beranjak dari duduknya dan menghampiri bocah mungil itu.

  “Kau hilang lagi huh?” Tanya Sherin seraya menggendong anak kecil bertopi itu.

Hiro terkekeh geli.

  “Ungg Unngg” Gumamnya tidak jelas.

Sherin mengecup lembut pipi gembul Hiro.
Kemudian ia membawa anak kecil bertopi itu kembali ke kursi taman yang sedang didudukinya bersama Saga barusan.
Sesekali mata beningnya menyelidik, mencari sosok gadis yang berambut cokelat ikal.

  “Ya? Anak ini selingkuhanmu waktu itu Hmm?” Ujar Saga menatap Sherin.

Gadis cantik itu mengangguk.
Ia tertawa.

  “Yup, kami sudah menikah sehari sebelum kau datang~”

  “Siapa namamu, jagoan?”

Anak kecil bertopi itu menjulurkan tangannya.
Meminta Saga agar memangku tubuh mungilnya.

  “Hilo, Hiloya” Sahut anak kecil bertopi itu lucu.


Eoh?

Saga menaikkan alisnya.

  “Lalu, dimana orang tuamu?”

  “Ummm? Umumumumm?”

Sherin menjerit kecil.
Ia mencubit gemas pipi gembul anak kecil bertopi itu.
Membuat Saga tersenyum memandangnya.

  “Sepertinya Tantenya masih berada di sekitar sini Saga, lebih baik kita duduk di sini saja”

  “Yaaa”

Sherin mengencangkan ikatan syal rajutnya yang berwarna merah.
Sesekali ia melirik Saga yang masih memangku anak kecil bertopi itu.
Hiro menjulurkan tangannya.
Mencoba meraih gelas coffee milik Saga.
Lelaki tampan itu menaikkan alisnya.

  “Ini pahit Hiro-chan” Ujar Saga memperingati.

Anak kecil bertopi itu terus bergumam tidak jelas.
Mata sipitnya berkilat-kilat menatap gelas coffee itu.
Saga menghela nafas dan membiarkan anak kecil bertopi itu mencicipi minumnya.

  “Uhukk~! Uuuuuuhhhhh~! Hiks..Hiks..Huuuwwwweeeeeee~!!”

  “Pahit kan? Sudah Paman bilang ini pahit, kau nakal sekali”

Anak kecil bertopi itu menjerit histeris.
Ia menjulurkan lidahnya keluar.
Sherin segera meraih anak kecil itu dari pangkuan Saga.
Kemudian ia mendirikan Hiro di atas pahanya.

  “Ssshh, jangan menangis aku mengerti? Sini lidahnya” Ujar Sherin lembut.

Anak kecil bertopi itu terisak lirih.
Membiarkan Sherin mengusap lidah mungilnya dan menjilatnya lembut.
Sementara Saga tersenyum kecil seraya menepuk-nepuk punggung anak kecil bertopi itu.

  Omooo! Hiro-chan!”

Sherin dan Saga yang sedang menenangkan anak kecil bertopi itu sontak menoleh.
Menatap sesosok gadis berambut ikal yang berlari kecil mendekati mereka.

  “Sooji” Sapa Sherin tersenyum.

Gadis cantik itu segera berdiri dari duduknya.

  “Ah, Sherin Cho, kita bertemu lagi di sini!” Ujar gadis berambut ikal itu tertawa kecil.

Sherin mengangguk.
Ia menggendong Hiro di pelukannya.
Anak kecil itu sudah berhenti menangis.

  “Kenalkan, ini Saga Cho, suamiku. Saga ah, gadis ini Park Sooji, Tantenya Hiro”

Saga menaikkan alisnya.
Ia tersenyum dan membungkukkan tubuhnya di hadapan Yeoja itu.

  “Nona Park, kau tidak boleh melepas pandanganmu dari anak nakal ini, kalau tidak ada kami disini bagaimana? Ia bisa saja diculik Hmm?” Ujar Sherin mengerutkan dahinya.

  Aigoo, kau tidak tahu se-ekstra apa aku memperhatikan anak ini Rin ah, Hiro memang nakal” Sahut Sooji seraya mengambil Hiro dari gendongan Sherin.

Saga menyesap coffeenya dan melirik jam tangannya.
Ia menoleh menatap kekasihnya.

  “Ayo, Rin Ah ah, sudah hampir jam 6”

  “Ah, ne, Sooji, kami duluan yaaa? Hiro, lain kali jangan berjalan sendirian aku mengerti?”

Gadis berambut ikal itu mengangguk dan balas menyapa Sherin.
Sementara anak kecil bertopi itu menggembungkan pipinya.
Membuat gadis cantik itu tidak bisa menahan dirinya untuk mengecupi pipinya.


-------


Mata bening itu tampak bergerak fokus saat ini.
Sherin berjinjit sedikit.
Mencoba menahan keseimbangan tubuhnya seraya memasangkan bintang berwarna emas itu di puncak pohon Natal yg ada di hadapannya saat ini.


GREPP!


Sherin menoleh.
Menatap Saga yang merengkuh pinggang rampingnya.

Gadis cantik itu terkekeh kecil dan kembali berjinjit.
Kemudian ia berbalik dan membiarkan Saga melepas pelukannya.
Lelaki tampan itu ikut beranjak duduk di samping Sherin.

  “Pohon Natal yang besar juga bagus kan, Saga?” Ujar Sherin tersenyum.

Ia masih memasang hiasan pohon itu.

  “Hmm, untung saja yang ukuran kecil sudah habis terjual karena kita bertemu anak itu kemarin”

  “Hehehe, kau menyukainya? Anak itu benar-benar menggemaskan”

  “Yah, aku cukup suka”

Sherin sudah selesai memasang hiasan yang terakhir.
Ia berbalik menatap kekasihnya.

  “Saga”

  “Hmm?”

  “Apa pendapatmu tentang anak?”

Eoh?

Mata sipit Saga memicing tajam.
Sepertinya ia tahu kemana arah pembicaan ini akan berlangsung.
 
  “Anak-anak memang menggemaskan, lucu, dan berisik” Sahut Saga.

  “Bear, bagaimana kalau---”

  “Tidak, kalau kau ingin mengadopsi anak aku tidak setuju”

  “Eoh? Kenapa??”

  “Kita perlu memikirkan banyak hal sebelum memiliki seorang anak, Rin Ah ah, bagaimana cara kita merawat mereka dengan telaten kalau aku selalu sibuk dengan pangkatku sebagai seorang Letnan? Dan kau, kau selalu menghabiskan waktu di gedung desainmu untuk rancangan-rancangan pakaian terbarumu Hmm?”

  “Kita bisa---”

  “Kalau kita memperkerjakan seorang suster untuk merawat anak kita nantinya lebih baik tidak usah, anak itu akan lebih dekat dengan susternya nanti, dan lagi, akan terlihat seperti kita mengadopsi anak untuk dirawat oleh orang lain, sama sekali tidak efisien”

  “Tapi Saga---”

  “Aku mengerti Rin Ah, tapi tetap saja aku tidak setuju”

  “Aish, Saga Cho! Kenapa kau egois sekali eoh?!”

  “Aku tidak egois, Rin ah, kau selalu mengambil keputusan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, aku hanya tidak ingin kau menyesal nantinya!”

  “Aku membencimu!”

Gadis cantik itu menahan nafasnya.
Mata beningnya tampak bergerak cepat di tempat.
Terlihat jelas emosinya yang menguar saat ini.
Membuat Saga menghela nafasnya.

Sherin membalikkan tubuhnya membelakangi Saga.
Ia sedang mencoba mengatur emosinya yang tidak beraturan saat ini.
Sementara Saga mengusap wajahnya.

Oh well.

Perlu pengertian lebih untuk menghadapi saat-saat keras kepala gadis cantik ini.


SRET.


Sherin mendengus.
Membiarkan Saga menarik bahunya dan kembali memutar posisinya agar berhadapan dengan lelaki tampan itu.
Saga tersenyum kecil dan menempelkan dahi mereka.
Sherin menghela nafas panjang.
Ia tahu Saga mau melakukan apa.

  “Aku, Saga Cho, bersedia menerima Sherin Kim sebagai istriku..” Bisiknya pelan.

Sherin tidak menyahut.
Ia hanya diam seraya menatap dalam mata sipit yang tajam itu.

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Saga masih berbisik.

  “Mmm..”

  “Dan kau, Sherin Kim, bersediakah kau menjadi istri dari Saga Cho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Saga tersenyum lembut.
Ia mengecup bibir ranum gadis cantik itu dan mengecup dahinya dengan manis.
Sherin menghela nafas panjang.

  “Rin Ah, aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku sangat mencintaimu sayang, dan karena aku mencintaimu, aku mengenal baik dirimu..Kalau kau memang benar-benar ingin memiliki seorang anak, kita bisa berkunjung ke Panti Asuhan Hmm? Tidak perlu sampai mengadopsi mereka, aku tidak ingin keputusan tanpa pikir panjang ini berakhir sengsara nantinya sayang..Kau mengerti maksudku Hmm?”

Sherin kembali menghela nafasnya.
Ia mengangguk pelan.
Membuat Saga tersenyum manis dan mengecup lembut pipi gadis cantik itu.

  “Atau kita bisa berkunjung ke Jepang setiap akhir pekan dan bermain bersama Hiro? Bagaimana?” Bujuk Saga lagi.

  “Umm” Gumam Sherin tidak jelas.

Saga menepuk pelan kepala gadis cantik itu.

  “Kau mencintaiku?”

  “Aku mencintaimu Saga bear”

  “Dan aku juga sangat mencintaimu, sayang”

Sherin tersenyum kecil.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu dengan jemarinya yang lentik.

  “Saga..”

  “Hmm?”

  “Musim Semi nanti kau ada rencana apa?”

  “Aku tahu kau akan mengadakan fashion show lagi, Rin Ah”

Sherin mengangguk.
Ia mengecup lembut bibir tebal itu.

Ah, ia terlalu mencintai lelaki tampan ini.

  “Apa lagi kali ini?” Tanya Saga pelan.

  “Mm, ini yang terakhir, aku sudah menetapkan temanya” Sahut Sherin berbisik.

Saga mengangguk.
Menunggu bibir cherry itu berucap lembut padanya.

  Spring In London


END.

By: Shella.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar