Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Sabtu, 27 Oktober 2012

//CERPEN:DO YOU KNOW ME?//



Tittle: DO YOU KNOW ME?
Genre: Straight
Author: Shella
Length: ONESHOOT
Rating: romance-fluff-friendship-peluk changmin~


-------


  I don’t think much..
  I don’t think often..
  But when I do think, I think of you..

Saga Cho..


.
.
.

TENG TENG TENG~

Suara bel Jounant High School itu terdengar nyaring.
Membuat para siswa siswi berlarian masuk ke dalam kelas masing-masing.
Termasuk Saga dan Yeohwan.

Dua sahabat ini saling bercerita satu sama lain seraya berjalan menuju bangku mereka yg terletak di belakang.
Lelaki tampan itu duduk di kursinya.

  “Jadi, kurasa Yunji akan menerima ajakanku ke Bioskop besok sore”

  “Hahahaha, bagaimana ia bisa menolakmu huh?”

Yeohwan hanya terkekeh kecil.
Ia menepuk bahu Saga dan kembali ke kursinya yg berada di belakang Saga.


SRET.


Lelaki tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia merogoh laci mejanya dan menarik sesuatu yg mengganjal di sana.

Oh well.

Sebuah surat yg diiringi kotak bekal bersama permen Lollipop mungil rasa jeruk.
Saga menarik senyumnya.

  “Surat lagi?”

Saga menoleh menatap Yeohwan.
Ia tersenyum manis dan mengangguk.

Yes.

Lelaki tampan itu mendapatkannya lagi hari ini.

Sebuah surat bersama kotak bekal dengan permen Lollipop kecil rasa jeruk.
Tidak hanya hari ini.
Ia mendapatkannya seminggu terakhir ini.

Ada seseorang yg mengaguminya dari jarak jauh.

Saga benar-benar penasaran siapa orang itu.

Well, pada awalnya Saga merasa bingung.
Tapi setelah ia merasakan bekal makanan itu senyumnya mengembang.
Saga belum pernah merasakan bento selezat ini sebelumnya.
Dan yg lebih menarik perhatiannya lagi adalah, menu bekal ini tidak pernah sama setiap harinya.

Gurita dan telurnya selalu berbentuk hewan.
Membuat Saga tidak bisa melepas senyum manis itu dari wajahnya.


SREK.


Lelaki tampan itu meraih permen Lollipopnya.
Ia masih tersenyum manis.

Ah, orang yg memberikan ini padanya benar-benar memperhatikan dirinya.
Saga memang namja yg sangat jarang menghisap permen di sekolah.
Tidak banyak yg tahu kalau permen favoritnya adalah Lollipop rasa jeruk.

Lelaki tampan itu meletakkan kotak bekal dan permen itu di dalam laci mejanya.
Kemudian ia meraih surat itu.


SSRAK~


  Sebuah senyum dapat membantumu mendapat nilai sempurna untuk ulangan Kimia nanti


DEG.


Saga menaikkan alisnya.
Hei!
Ia benar-benar penasaran siapa pengirim semua ini.

See?

Seluruh surat yg diterima Saga selalu menunjukkan kalau tidak ada yg lebih perhatian kepadanya selain pengirim surat ini.
Aish.
Saga mengacak rambut cokelatnya.

  “Aku ingin membacanya!” Erang Yeohwan dari belakang.

Saga berdecak.
Yeohwan selalu membuyarkan konsentrasinya.

Ish.


-------


TAP TAP TAP.


Gadis cantik itu berjalan cepat menuju kelasnya.
Ia menyeka pelipis di dahinya seraya menggigit bibirnya.
Kemudian ia berlari di koridor sekolah.


BRAK!


  “Sherin Kim! Terlambat!”

  “Maaf, pak..”

  “Duduk!”

Gadis cantik itu mengangguk patuh.
Ia segera duduk di kursinya.

Mata bulat itu berbenturan dengan tatapan tajam dari mata sipit milik Saga.
Tapi sedetik kemudian ia segera mengalihkan pandangannya.

  “Sherin Kim, ini ke tujuh kalinya kau terlambat! Aku tidak bisa memberimu toleransi lagi kalau kau melakukannya besok! Tidak terkecuali walaupun kau juara umum di sekolah ini!”

  “Iya, Pak..”

  “Sekarang buka buku kalian! Kita akan membahas materi momentum!”

Sherin menghela nafasnya.
Ia mengusap dahinya yg berkeringat dan segera mengeluarkan bukunya.

Mengacuhkan lelaki tampan yg tidak bisa berhenti menatapnya.
Saga merasakan jantungnya berdebar ringan.
Gadis cantik itu terlihat sangat mempesona.

Aigoo.

Saga mengingat-ingat memorinya beberapa waktu yg lalu.
Sherin adalah siswa berprestasi di sekolah swasta ini.
Tapi sayang ia tidak memiliki teman.
Sherin termasuk ke dalam anak pendiam.

Seingat Saga mereka tidak pernah berbicara satu sama lain.
Well, mungkin karena itu ia jadi sering memperhatikan gadis cantik ini.

Ah, dan satu lagi.
Bukankah dulu Sherin adalah siswa tercepat hadir ke sekolah?
Kenapa mendadak ia sering terlambat?

Dan lagi..

Mulainya kebiasaan itu sejak ia menemukan surat bersama bekal dan permen Lollipop di laci mejanya.

Kebetulan yg sangat aneh.


-------


Suara bel berbunyi nyaring.
Lelaki tampan itu mengeluarkan kotak bekalnya.
Ia berbicara dengan Yeohwan seraya melirik ke kiri diam-diam.
Menatap sosok cantik yg tertidur di mejanya.
Wajah cantik itu tenggelam di antara kedua lengannya yg menjadi tumpuan.

Hmp.

Saga menarik senyum manisnya.

  “Ayo”

Ia mengangguk.
Membawa kotak bekal dan permen Lollipop mungilnya bersama Yeohwan.
Well, mereka selalu makan siang di atap sekolah bersama anak-anak lainnya.

  “Aku dengar dari senior tahun lalu, katanya kita akan mendapat tugas semester untuk nilai kelulusan nanti” Ujar Eunho mengunyah bekalnya.

Saga mengangkat wajahnya.

  “Apa?”

  “Tugas semester”

  “Maksudku, apa itu?”

  “Hmm, semacam tugas kelompok yg dikerjakan dengan undian, menentukan tema yg sesuai dengan arahan kurikulum”

  “Aku tidak tahu tentang hal itu”

  “Aku juga baru tahu”

Yeohwan berdecak kecil.

  “Kapan?”

Eunho mengernyit.
Ia menatap langit yg terlihat biru itu.

  “Kurasa besok”


-------


TAP TAP TAP.


Saga datang lebih awal hari ini.
Ia berjalan pelan menuju kelasnya.

Tapi mendadak langkahnya berhenti mengingat sepagi apa ia sampai hari ini.
Oh well!
Bukankah itu tandanya ia memiliki kemungkinan besar untuk mengintip siapa pengagum rahasianya?

Saga mulai berlari membuka pintu kelasnya.


BRAK!


Hening.

Tidak ada siapapun disana.
Lelaki tampan itu menghela nafasnya.
Oh well.

Mungkin sebentar lagi.

Saga berjalan menaruh tasnya.
Kemudian ia mengintip laci mejanya.
Dan mata sipit itu sukses membulat sempurna.

Menatap sekotak bekal bersama surat yg diikat dengan bungkusan permen Lollipop jeruk.

  “Apa orang itu selalu pergi ke sekolah jam lima pagi?” Gumam Saga bingung.

Lelaki tampan itu tidak ambil pusing.
Ia membuka bungkus Lollipop itu dan menyesap permen rasa jeruk itu.
Kemudian ia membaca suratnya.

  Satu kebahagiaan akan datang kalau kau meminjami Yeohwan pulpen kesayanganmu hari ini

Saga menaikkan alisnya.
Surat-surat yg ia terima selama ini memang hanya beberapa kalimat sederhana.
Tapi entah mengapa semua kalimat itu berpengaruh terhadap dirinya.

See?

Bagaimana orang ini bisa tahu kalau ia sangat pelit saat Yeohwan meminjam pulpen kesayangannya itu?
Apakah ia paranormal?

  “Lebih baik aku jalan-jalan” Gumamnya berbisik.


TAP TAP TAP.


Lelaki tampan itu mengemut permen Lollipopnya dengan nikmat.
Ia menoleh ke halaman belakang sekolah dan mengernyitkan dahinya.
Kenapa kandang hewan peliharaan di sekolah terbuka?

Saga segera berjalan ke sana.

  Aigoo~! Makan wortelmu dengan baik, anak nakal~!”


DEG.


Saga tersentak kaget.
Menatap sesosok gadis cantik yg sangat dikenalnya sedang duduk di rerumputan bersama kelinci-kelinci putih yg berlompatan itu.

Sherin Kim? Gumamnya dalam hati.

Saga memutuskan untuk bersembunyi di balik dinding.
Mata sipitnya menyipit memperhatikan gadis cantik itu.

Ia sedang memberi makan kelinci peliharaan sekolah.

Oh hei!
Apakah datang pagi-pagi ke sekolah hanya untuk memberi makan beberapa ekor kelinci adalah alasan yg cukup bagus?
Saga rasa tidak.

Mendadak ia teringat akan benda manis yg selalu ada di dalam lacinya setiap pagi.
Oh no, Saga.
Kau tidak boleh terlalu berharap.
Gadis cantik itu tidak akan mau membuang waktunya untuk hal manis seperti itu.


-------


Bel masuk telah berdering.
Siswa siswi segera menghambur ke kelas mereka masing-masing dan duduk dengan manis.
Pak Guru berdiri di mimbarnya.

  “Seperti biasa, setiap siswa tahun ketiga akan mendapat tugas semester yg dikerjakan dua orang untuk mendapatkan nilai tambahan menjelang ujian nanti” Ujar lelaki paruh baya itu tersenyum.

Beberapa dari mereka mengeluh kesal dan beberapa lagi terlihat tertarik.
Lelaki paruh baya itu menaruh sebuah kotak di atas mejanya.
Nomor undian.
Mereka akan segera memilih kelompok untuk tugas ini.

  “Park Sooji”

  “Hadir”


TAP TAP TAP.


  “Nomor 9, Pak”

  “Eunho Jung”


TAP TAP TAP.


  “Nomor 8”

  “Lee SeoHea”


SRET!


  “Nomor 9, Pak”

  “Sherin Kim”


DEG.


Saga mengangkat wajahnya.

  “Nomor 2”

  “Saga Cho!”

Lelaki tampan itu beranjak dari duduknya.

  “NOMOR 2 PAK!”

  “Aku tahu Cho, tidak perlu berteriak seperti itu”

Ops!

Saga menutup mulutnya.
Astaga, ia kelepasan!

Yeohwan tertawa geli di bangkunya.
Mengejek Saga yg sudah memerah.

Lelaki tampan itu melirik ke arah Sherin.
Ia sedang terkekeh manis di kursinya.

Aigoo.
Jantung Saga berdebar2 tidak karuan.

  “Yeohwan Park”

  “Oh my gosh! Kenapa aku harus nomor 8?!”

Saga melirik ke arah Yeohwan.
Lelaki tinggi itu sedang menjambak rambutnya frustasi.
Sementara Eunho hanya acuh dengan roti sandwichnya.


-------


  [ “Kita akan mengerjakan tugas semester di rumahku, ini alamatnya” ]

Saga sedang berusaha menenangkan perasaannya saat ini.
Ia tersenyum kecil menatap sebuah rumah sederhana dengan warna putih yg mendominasi itu.
Manis.
Sama seperti pemiliknya.


TING TONG~


CKLEK.


  “Masuklah”


DEG.


Saga menelan salivanya.
Sherin benar-benar terlihat menggemaskan dengan celana pendek dan kaus berwarna peach itu.
Lelaki tampan itu segera mengangguk dan masuk ke dalam.

Ia mengikuti Sherin menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar gadis cantik itu.


CKLEK.


Omo.
Saga membulatkan matanya.
Lihat!
Cat dinding yg berwarna pink pucat ini!
Juga berbagai boneka berbentuk gajah mungil di atas ranjangnya!

Oh my gosh.

  “Duduklah”

Saga mengangguk.

  “Kau sendirian?”

Sherin mengangguk.

  “Orang tuamu?”

  “Mereka di Jepang”

  “Ah, aku mengerti..”

Hening.
Sherin mulai tenggelam dalam tugasnya.
Mengacuhkan Saga yg seakan orang bodoh.
Ia tidak berkutik sejak tadi.
Ini pertama kalinya ia berbicara langsung dengan gadis cantik itu kau tahu?

  “Kenapa bengong? Kerjakan tugasmu sekarang” Ujar Sherin mengangkat wajahnya.

Saga tersentak kaget.
Ia segera mengangguk.


TIK

TIK

TIK


Suara detak jam terdengar mendominasi.
Sudah terlewat dua jam sejak mereka saling berdiam diri.

Sherin mengeluh setelah sebagian laporannya selesai.
Sementara Saga masih fokus menulis.

Gadis cantik itu menatap wajah tampan Saga sejenak.
Sebelum ia menanyakan sebuah pertanyaan padanya.

  “Kau mau makan? Biar kumasakkan sesuatu”

  “Ah, ya, terima kasih, kau bisa memasak?”

  “Hmm, sepertinya begitu”

Sherin beranjak dari duduknya.
Ia menutup bukunya dan beranjak keluar kamar.
Meninggalkan Saga mengangkat wajahnya.
Menatap pintu yg sudah terutup itu.

Oh well.

Lelaki tampan itu menarik senyumnya.

  “Maaf” Gumamnya lirih.

Yes.
Saga memang sudah menunggu-nunggu hal ini sejak tadi.
Ia benar-benar merasa gemas dengan ruangan yg berkesan imut ini.
Jemarinya ingin membongkar apa yg ada.
Siapa tahu ia bisa menemukan sesuatu yg lain dari kepribadian Sherin yg sangat dingin hm?

Ia benar-benar gampang penasaran.


SRAK.


Saga beranjak dari duduknya.
Ia berjalan menuju meja belajar Sherin dan membuka lemarinya.

Buku.

Buku.

Buku.

Dan..

EH?

  “Permen Lollipop??”

Mata sipit Saga membesar.
Dahinya mengernyit.

Lelaki tampan itu melirik susunan buku komik Sherin dan menyentuhnya satu persatu.
Ada satu cover yg berbeda di sana.

Yup, buku diary Sherin.

Saga terdiam sekarang.
Ia melirik ke belakang memastikan Sherin tidak akan masuk untuk sementara.
Kemudian ia membuka buku mungil itu.


SSRAK.


  Do you know me?

Eoh?
Saga mengernyitkan dahinya.

 I don’t think much..
  I don’t think often..
  But when I do think, I think of you..

Saga Cho..’


DEG.


Saga merasakan tubuhnya kejang.
Ia mencengkram buku mungil itu.

Oh gosh.

Ia tidak salah baca tidak?


SSRAK!


Mungkin kau tidak tahu..
Kalau aku selalu memperhatikanmu..
Memperhatikan bagaimana caranya kau tertawa..
Memperhatikan bagaimana caranya kau tersenyum..
Memperhatikan bagaimana caranya kau bahagia..

Aku adalah satu di antara mereka yg mengagumimu.
Tidak, rasa kagumku berbeda.
Rasaku tidak sama dengan milik mereka.
Rasaku berbeda.
Dan aku yakin hanya aku yg memiliki rasa ini terhadapmu.

Aku menyebutnya dengan Cinta..


SSRAK!


Aku melihatmu sedang memilih permen di mesin kantin.
Mungkin seharusnya aku tidak melihat.
Tapi mataku bergerak sendiri mencari sosokmu.
Bibirmu yg menggerutu lucu ketika kau tidak mendapatkan apa yg kau inginkan membuatku menarik senyum
Aku menyukai caramu emosi.

Suara mesin itu terdengar cukup jelas.
Dan sekali lagi mataku bergerak menatap permen apa yg kau ambil.

Lollipop jeruk.

Dan kau selalu melakukannya setiap minggu.


SSRAK!


Mungkin terdengar konyol.
Aku selalu berusaha bangun lebih cepat di pagi hari hanya untuk membuat sesuatu yg kuharap bisa membuatmu tersenyum.
Aku selalu berusaha bangun lebih cepat di pagi hari hanya untuk memikirkan kalimat apa yg akan kutorehkan di kertas putih itu yg kuharap bisa membuatmu merasa senang.

Menyelipkannya di laci mejamu hanya karena aku seorang pengecut.
Yg tidak berani bersuara selama tiga tahun ini di hadapanmu.
Aku terlalu takut.
Aku terlalu malu.
Aku terlalu pesimis.

Do you know me?

Im a girl.

Im a girl who love you so much.


TREK!


Saga menutup buku itu dengan jantungnya yg berdebar kencang.
Darahnya berdesir hangat.
Wajahnya memerah.

Ya tuhan!

Apa yg baru saja dibacanya?!

Sherin menyukainya? Selama ini? Tiga tahun ini?

Oh my.

Lelaki tampan itu terdiam.
Ia tidak tahu harus berkata apa.
Rasa senang terlalu menggebu-gebu di hatinya.
Sampai kemudian ia melirik sebuah kertas kosong yg terselip di dalam buku mungil itu.


-------


TAP TAP TAP.


Saga berjalan menuruni tangga.
Memperhatikan sosok cantik yg sedang memasak.
Ia tersenyum kecil.


SRET!

 
  “Saga!” Sherin menjerit ketika ia mencomot cumi gorengnya.

Hm, rasa ini sama dengan seluruh bekal yg diterimanya setiap pagi.
Tidak salah, namja itu memang Sherin.

  “Kau tidak pernah bilang kalau masakanmu selezat ini, Rin” Ujar Saga masih mengunyah.

Sherin merasakan wajahnya menghangat.
Ia tersenyum kecil.

Gadis cantik itu segera menata meja makan.
Kemudian mereka menghabiskan makan siang bersama.

Setelah itu Saga beranjak menyusun barang-barangnya.
Sudah terlalu siang.
Ia akan segera pulang ke rumah.

Sherin hanya diam menatap Saga yg memberesi barang-barangnya.
Kemudian ia mengantar Saga ke pintu depan.

  “Aku akan menyerahkan sisa laporannya padamu besok”

Sherin mengangguk.
Ia menatap punggung Saga yg menjauh.
Kemudian ia menutup pintu dan berjalan menaiki tangga.
Membuka pintu kamarnya dan mengernyitkan dahinya.

Menatap sebuah surat yg tergeletak manis bersama setangkai permen Lollipop rasa jeruk.

  Terima kasih.

Ps: Do you know me?
Im a man who has the same feel just like you..


DEG.


Sherin membulatkan matanya.


-------


Gadis cantik itu menguap lebar.
Ia mengusap wajahnya setelah menutup pintu kandang kelinci sekolah itu.

Oh well.

Ia memang selalu menghabiskan waktu di sana setelah meletakkan bekal di laci Saga.
Sekedar menghilangkan kebosanan bersama makhluk-makhluk lucu itu.


TAP TAP TAP.


SREK.


Sherin masuk ke dalam kelas.
Ia merunduk ke dalam lacinya hendak mengambil buku.
Tapi mendadak gerakannya berhenti ketika ia menyentuh sesuatu yg berbeda.

Eoh?

  “Bekal?”

Surat?

Lollipop?

Sherin tertegun kaget.


TENG TENG TENG~


Suara bel terdengar nyaring.
Dan sekali lagi, seluruh siswa siswi duduk rapi di kursi masing-masing.
Termasuk lelaki tampan itu.

Sherin memandangnya dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.
Sementara Saga hanya menanggapinya dengan senyum.

Mereka menghabiskan waktu untuk membahas teori sosialisasi sampai bel istirahat berdering.

Sherin kembali menundukkan wajahnya.
Meraih kotak bekal itu dan membuka suratnya.

Aku tidak tahu rasanya enak atau tidak, tapi yg jelas, satu gigitan membuatmu menjadi kekasih lelaki tertampan di kelas ini


DEG.


Gadis cantik itu menoleh ke arah Saga.
Lelaki tampan itu tersenyum padanya.
Ia meraih bekal yg ada di lacinya dan membaca surat yg ada.

Semoga sesuatu yg besar terjadi hari ini

Saga terkekeh.
Ia membuka tutup bekalnya dan melirik ke arah Sherin.

Gadis cantik itu melakukan hal yg sama dengannya.


SREK.


Mereka menyendok dengan kompak.
Sherin melahap nasinya dengan penuh perasaan.
Sama seperti yg Saga lakukan pada bekalnya.

Oh well.

Mereka berdua saling tersenyum seraya melahap bekal masing-masing.
Mengatakan sesuatu yg hanya mereka berdua yg tahu melalui tatapan mata mereka.
Sesuatu yg sederhana.
Sesuatu yg simple.
Sesuatu yg manis.

Aku mencintaimu..


END.

By: Shella.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar