Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Sabtu, 27 Oktober 2012

//CERPEN:AUTUMN IN PARIS//



 

Tittle: AUTUMN IN PARIS
Genre: Straight
Author: Shella
Length: ONESHOOT #2
Rating: family-romance-friendship-lalalala~


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.

Dan Musim Gugur adalah..Cinta yang berguguran namun terasa hangat..


.
.
.

Sesosok gadis cantik itu tampak mengembangkan senyum manisnya.
Menatap pemandangan indah yang terhampar dari jendela pesawat yang dinaikinya.
Ahh, akhirnya musim gugur tiba.

Gadis cantik itu melirik ke samping.
Memperhatikan suaminya yang tampan itu sedang tertidur dengan selimut yang menutupi mulutnya.
Aigoo~
Saga bahkan masih terlihat tampan dengan wajah yang setengah tertutup!

Sherin terkekeh geli.
Ia mengusap lembut rambut cokelat suaminya dan tersenyum manis.
Ia bersandar di sandaran kursinya dan menghembuskan nafas panjang.

Oh well.

Sebenarnya ia ingin lelaki tampan itu mengenakan pakaian militernya yang tangguh.
Tapi itu mustahil, Saga tidak akan mau menuruti permintaan anehnya yang satu itu.
Lagi pula mereka datang ke sini dengan tujuan berlibur.

  “Saga” Bisik Sherin lirih.

Hening.
Tidak terdengar sahutan apa pun.
Sepertinya Saga benar-benar lelah setelah menghabiskan waktunya seminggu penuh di gedung pertahanan Seoul.
Banyak hal yang harus dilakukan lelaki tampan itu.
Mulai dari pelantikan beberapa kapten baru, pelatihan anggota militer yang berdatangan, dan lain sebagainya.

Well, dan Sherin sendiri menyibukkan diri dengan desain-desainnya yang akan dipamerkan dalam acara fashion show nanti.

Ah, sepertinya musim gugur ini akan menjadi saat liburan tersibuk yang pernah ada ania?

  “Saga sayang, bangun” Ujar Sherin seraya menggosokkan hidung tegasnya di pipi lelaki tampan itu.

Sherin tersenyum geli.
Ia menggigit lembut kulit Saga sesekali.
Membuat lelaki tampan itu menghembuskan nafas pendek.

  “Saga, kita sudah sampai” Ujar Sherin lagi.

Saga tidak menyahut.
Membuat Sherin merasa gemas dan memutuskan untuk mencium bibir lelaki tampan itu.

  “Mmmpph! Badung!” Erang Sherin berbisik.

Ia tersentak kaget saat bibir tebal itu mengapit bibir ranumnya sedikit kasar.
Saga membuka mata sipitnya.
Ia tertawa kecil dan mengacak gemas rambut almond gadis cantik itu.

Aish.

Dasar.

  “Sudah sampaikah?” Tanya Saga seraya membenarkan posisi duduknya.

Sherin mengangguk.
Ia tersenyum lebar dan menunjuk ke arah jendela.

  Say Bounjour to Paris~


-------


BRUKK!


  “Aaaahhhh~”

Lelaki tampan itu mengerang lega setelah merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Punggungnya terasa pegal berjam-jam duduk di pesawat.
Sherin yang sudah menutup pintu kamar tersenyum kecil.
Memperhatikan suaminya yang kembali terlelap di ranjang hotel.

  “Sagaaaa! Jangan tidur lagi!” Ujar Sherin seraya melepas sweaternya.

Gadis cantik itu hanya meninggalkan kaus putihnya dan celana pendeknya yang berwarna biru gelap.
Ia bertelungkup di samping tubuh kekasihnya.
Saga hanya menggumam tidak jelas.

Membuat Sherin terkekeh geli dan menghembuskan nafas panjang.
Hening.
Gadis cantik itu hanya diam.
Membiarkan mata beningnya terus memandang wajah tampan Saga yang terpejam.

Perlahan mata bening itu terlihat melengkung, ketika bibir cherrynya menarik sebuah sudut membentuk senyuman manis yang terlihat damai.
Ah, Sherin tidak tahu berapa kali ia sudah berpikiran seperti ini.
Mungkin ratusan kali sejak ia bertemu dengan kekasihnya yang berpangkat Letnan itu.

Kalau ia tidak akan sanggup tanpa lelaki tampan itu.
Ia terlalu mencintai Saga.


PIK.


Sherin masih tersenyum manis.
Kini matanya bergerak pelan memandang mata sipit yang terbuka itu.
Saga balas tersenyum.
Ia berbalik menyampingkan tubuhnya menghadap istrinya.

  “Jangan memandangku seperti itu, sayang..” Bisik Saga lirih.

Sherin terkekeh.

  “Kau sangat tampan Saga” Balasnya berbisik.

  “Dan kau sangat cantik”

  “Aish”

  “Kau tidak lelah? Tidurlah, besok baru kita jalan-jalan”

  “Saga”

  “Hmm”

  “Aku lapar”

Eoh?

Lelaki tampan itu menaikkan alisnya.
Ia membuat posisi tubuhnya menjadi setengah duduk sekarang.

  “Lapar? Lagi?” Tanya Saga meyakinkan.

Sherin mempoutkan bibirnya.

  “Kenapa? Kau bertanya seakan-akan aku akan memakanmu!”

   “Ani sayang, tapi, Aigoo, kau sudah menghabiskan dua porsi nasi dan dua burger ukuran jumbo di pesawat”

  “Bilang saja kalau kau tidak mau membayar! Aku punya uang sendiri!”

Gadis cantik itu semakin memajukan bibirnya.
Ia beringsut turun dari ranjang.
Kemudian ia meraih swaternya dan hendak meraih kenop pintu kamar.
Namun gerakannya terhenti ketika Saga sudah merengkuh tubuhnya.
Memeluk pinggang rampingnya dengan erat.

  “Begitu saja marah, sensitif sekali Nyonya Cho ini huh?” Kekeh Saga geli.

Sherin mendengus.
Ia berbalik dan menatap tajam mata sipit itu.

  “Ini musim gugur Saga! Nafsu makan cepat sekali meningkatnyaaa!”

  “Itu tergantung masing-masing orang, Rin ah, aku saja tidak seperti dirimu”

  “Aku ingin makan jagung rebus, kau ikut?”

  “Jagung? Bukankah selama ini kau sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi jagung hmm? Kau sendiri yang bilang kalau dalam jagung terdapat 131 kalori, sebanding dengan 1/3 mangkuk nasi, beratnya 100 gram, di dalamnya juga terkandung 82% karbohidrat, 12% protein, lemak 4%, dan dampak yang paling besar dari jagung adalah----”

  “Kau akan menjadi cepat lapar lagi saat memakannya, aku tahu, Saga~!”

  “Lalu?”

  “Aku mau makan 3 buah jagung rebus sekarang!”

Aigoo.

Saga hanya bisa menaikkan alisnya.


-------


Lelaki tampan itu sedang duduk di kursi taman kota sekarang.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas panjangnya dan memutar pandangannya.
Memperhatikan dedaunan Maple yang berguguran dari pohonnya.
Menyebar di seluruh penjuru taman.

Ah, musim gugur di Paris adalah yang terbaik. Gumamnya dalam hati.

Saga menghentikan pandangannya menatap sesosok gadis cantik yang sedang berjalan ke arahnya.
Ia menarik senyum manisnya menahan geli.
Mata sipitnya mengerling.
Memandang Sherin yang sedang melahap permen gulalinya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang bungkusan cumi bakar.
Ckckck.

Gadis cantik ini tidak pernah bisa berhenti mengunyah sejak mereka tiba di kota menara Eiffel ini.

  “Kau tidak kenyang, Rin ah?”

Sherin menggeleng.
Ia menelan permen gulalinya dan duduk di samping Saga.
Lelaki tampan itu menoleh.
Mengulurkan tangannya untuk memperbaiki letak syal rajut Sherin yang melingkar di leher jenjangnya.
Syal manis berwarna merah.

  “Kau mau?”

  “Tidak, aku tidak makan makanan manis, Rin ah”

  “Sekali-kali kan tidak apa, jarang-jarang kita berada di sini”

  “Hmm”

  “Bentuk tubuhmu tidak akan berubah bear, kau bisa menjaganya di gym nanti”

Lelaki tampan itu tertawa geli.
Ia mengacak lembut rambut almond Sherin yang bergoyang karena hembusan angin sore.

  “Seharusnya kau berkata seperti itu untuk dirimu sendiri, Rin ah, bagaimana kalau berat badanmu bertambah huh? Kau tidak akan bisa menghadiri acara fashion show itu nanti”

  “Aku bisa berolahraga! Lari pagi selama 2-3 jam bisa membakar kaloriku!”

  “Benar?”

  “Iya!”

Saga tidak menyahut lagi.
Ia hanya tertawa kecil.

Well, bagaimana ia bisa memaksa kalau Sherin sendiri tidak ingin dipaksa?
Kita lihat saja nanti bagaimana histerisnya gadis cantik ini ketika menimbang berat badannya.

  “Ayo, kita kembali ke hotel”

Sherin mengangguk.
Ia mulai melahap cumi bakarnya yang panas.
Membiarkan Saga memimpin jalan di depannya.


-------


DEG DEG DEG.


Gadis cantik itu menahan nafas.
Mata beningnya bergerak takut menatap timbangan berat badan yang ada di depannya saat ini.
Sherin menelan salivanya.
Ia menoleh menatap Saga yang sedang duduk di  atas ranjang.
Lelaki tampan itu sedang memainkan Laptopnya.

  “Saga”

  “Hmm?”

  “Kau masih ingat berapa berat badanku saat musim panas di Seoul?”

Eoh?

Lelaki tampan itu mendongakkan wajahnya.
Ia mengangguk.

  “48 kan? Beratmu tidak pernah berubah selama kau menjaga pola makanmu” Ujar Saga santai.

Sherin tercekat.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Membuat Saga beranjak turun dari ranjang dan menghampiri gadis cantik itu.

  “EOH?”

Mata sipit Saga membulat.
Menatap meteran timbangan yang menunjukkan angka 52.

  “Naik 4 kilo??” Ujar Saga kaget.

Gadis cantik itu mendengus.
Ia gelisah sekarang.
Mengingat jadwal fashion show terbesarnya akan diadakan dua minggu lagi.

Oh gosh.

Menurunkan 4 kilo dalam waktu 14 hari?

Menurutmu?

  “Sagaaaaaa~!” Ujar Sherin hampir menangis.

Ia menatap Saga dengan panik.
Mata beningnya tampak berkaca-kaca sekarang.
Oh mom.
Saga tahu kalau Sherin adalah seseorang yang sangat ketat dalam menjaga pola makannya.
Ia bahkan membuat daftar makanan yang pantang dimakan di dapur mereka.

Tapi, yah, Saga sudah beberapa kali memperingatkan istrinya yang satu ini ani?
Salah sendiri, Sherin terlalu santai.

  “Tidak apa sayang, aku akan membantumu oke? Kita lari pagi bersama besok pagi” Ujar Saga tersenyum.

Ia mengusap lembut wajah cantik itu.
Mencoba menghiburnya.

Sherin meringis.

  “Aku tidak mau” Ujarnya berbisik.

  “Eoh, kenapa?” Tanya Saga selembut mungkin.

  “Kalau besok kita lari pagi bersama aku takut kau akan menyukai gadis lain~! Aku genduuuuuttttt~!”

Eoh?

Lelaki tampan itu menaikkan alisnya.
Ia hendak meledakkan tawanya.
Namun sebisa mungkin ia menggantikannya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.
Saga segera memeluk Sherin dengan erat.
Ia menepuk-nepuk lembut kepala gadis cantik itu.

  “Tidak sayang, ani, aku tidak mungkin meninggalkanmu. Tidak peduli kau gendut, kurus, atau gembung sekali pun cintaku padamu masih tetap sama” Ujar Saga pelan.

Sherin mencengkram erat punggung lelaki tampan itu.
Ia mendengus keras.

  “Benarkah?”

  “Iya, benar”

  “Aku mencintaimu bear”

  “Aku lebih mencintaimu, Rin ah”

Gadis cantik itu menghela nafas panjang.
Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang kekasihnya.


-------


  “Rin ah, bangun”

  “Uunnggghh”

  “Bangun sayang, kita lari pagi. Diluar segar sekali, kau tidak ingin melihat daun Maple yang berjatuhan hmm?”

  Nope

  “Rin ah~!”

  “Kau saja yang lari Saga, aku ngantuk!”

  “Ck, mentang-mentang gendut jadi malas eoh?”

Apa?


SSRAK!


Gadis cantik itu menyibakkan selimutnya dengan kasar.
Alisnya bertaut kesal.
Bibir cherrynya mempout sempurna.
Mata bulatnya berkedip lucu menatap Saga yang duduk di hadapannya saat ini.

Lelaki tampan itu terkekeh kecil.
Ia mencubit gemas pout lucu itu dan mengapit wajah cantik istrinya dengan kedua telapak tangannya.

  Come on sayang, kau tidak ingin berat badanmu turun lagi hum?” Bujuk Saga lembut.

Sherin tidak menyahut.
Ia hanya menguap dan mengusap wajahnya.
Terdengar jelas suara rengekan manjanya yang bergumam.

Mata sipit Saga mengerjap.
Menatap sosok cantik yang terlihat sangat menggemaskan di matanya saat ini.
Oh gosh.
Kau tidak akan tahu betapa cantiknya Sherin saat ini.

Ck.

Rambut almondnya yang terlihat berantakan.
Piyama kausnya yang berlengan panjang.
Wajah cantiknya yang terlihat segar.
Bibir merahnya yang mempout manja.
Dan terpaan sinar matahari pagi yang menerpa sebagian tubuh gadis cantik itu.

Membuatnya tampak terlihat seperti malaikat yang sempurna.

Saga menyentuh lembut wajah Sherin.

  “Aku benar-benar mencintaimu, Rin ah” Bisiknya lembut.


BLUSH.


Gadis cantik itu tertegun kaget.
Ia menatap Saga dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

  “Ja..Jangan tiba-tiba seperti itu Saga Cho, kau membuatku malu!” Erangnya manja.

Saga tertawa kecil.
Ia menubruk tubuh Sherin.
Membuat gadis cantik itu kembali berbaring di atas ranjang.

  “Aku serius, Sherin Cho..Aku bisa gila tanpamu..Kau begitu sempurna..” Bisiknya seraya mengendus telinga Sherin.

  “…”

  “Bahkan sampai sekarang rasanya seperti mimpi aku bisa memilikimu seutuhnya saat ini” Lanjutnya lagi.

Sherin tersenyum manis.
Mata beningnya mengerjap menatap langit-langit kamar hotel berbintang itu.
Aigoo.
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Saga benar-benar tahu bagaimana cara membuatnya lemah tidak berdaya.

  “Kalau begitu jangan pernah melepaskan aku..Ikat aku selamanya bersamamu..” Balas Sherin lembut.

Saga mengangkat wajahnya.
Ia mengecup-ngecup manis bibir cherry itu.

  “Aku bahkan sudah merantaimu, sayang, kau bisa lihat?” Ujar Saga seraya menunjukkan jari kelingkingnya dan kelingking milik Sherin yang bertaut dengannya.

Gadis cantik itu tertawa geli.
Ia mengangguk dan balas mengecup bibir tebal Saga.

  “Yup, benang merah yang sangat indah”

  “Dan hanya kita berdua yang bisa melihatnya”

Gadis cantik itu menjulurkan tangannya menepuk-nepuk kepala Saga.
Kemudian ia segera melompat dari ranjang dan membuka lemari.
Mengambil baju trainingnya.


-------


DRAP DRAP DRAP!


  “Ss..Stopph..hh..hh..Istirahat lima..menit..Hosh..Hoshh..”

Aish.

Lelaki tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia berbalik seraya berlari di tempat.
Memperhatikan sosok cantik yang mengenakan jaket hitam dengan celana training selututnya itu kembali duduk di kursi taman.
Wajah Sherin tampak memerah padam.
Bibir cherrynya terbuka menarik nafas.

  “Kita baru berlari setengah jam dan kau sudah beristirahat sebanyak 16 kali, Rin ah” Ujar Saga memperingatkan.

Sherin mendengus.
Ia melirik ke arah Saga yang masih terlihat bersemangat.
Ah, lelaki tampan itu tampak sangat tampan dengan kaus tanpa lengannya yang berwarna putih.

  “Kau lari duluan saja..Hh..Nanti aku menyusul”

Saga menaikkan alisnya.
Menatap tidak yakin ke arah gadis cantik itu.

Sherin balas menatapnya dengan kedua matanya yang menunjukkan sorot keseriusan 100%.
Membuat Saga mengangkat bahunya dan kembali berlari.
Oh well.
Sebenarnya saat ini mereka sedang berada di taman dengan arena jogging yang berbentuk bundaran.
Terdapat air mancur di tengah taman itu.
Dan lima kursi panjang yang tergeletak di setiap sisinya.
Sementara jalan untuk berlari mengelilingi bundaran itu.


DRAP DRAP DRAP!


Saga memasang earphone-nya.
Ia berlari dengan semangat.
Sesekali mata sipitnya melirik Sherin yang sudah duduk bersandar di kursi taman itu.
Aigoo.
Tidak biasanya Sherin malas seperti ini.

Lelaki tampan itu berlari dengan cepat.
Beberapa kali ia sudah melewati kekasihnya yang sedang duduk itu.
Dan beberapa kali juga ia tidak bisa berhenti tersenyum.
Sherin selalu menggodanya setiap kali ia melewati gadis cantik itu.

  “Hei, tampan!” Panggil Sherin seraya bersiul.

Membuat Saga meringis kecil saat melewatinya kali ini.

Sementara itu Sherin tertawa geli.
Ia cukup senang menggoda kekasihnya yang satu itu.
Kali ini mata bulatnya kembali bergerak.
Memperhatikan Saga yang sudah berlari mendekati dirinya lagi.

  “Letnan! Kau mau menikah denganku tidak?” Ujar Sherin tersenyum geli.

Saga tertawa kecil.
Ia mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan jari kelingkingnya.
Kemudian ia mengecup jari itu.
Membuat Sherin menaikkan alisnya dan ikut mengecup jari kelingkingnya sendiri.

Aigoo, it’s look so sweet ania?


DRAP!


  “Hahh..hh..hh.hh”

Sherin menjulurkan botol mineral miliknya kepada Saga.
Lelaki tampan itu menerimanya dan segera menguk air putih itu dengan cepat.
Ia mendongakkan wajahnya.
Membuat keringat yang menetes ke lehernya tampak jelas.
Sherin menahan nafasnya.

Tuhan, suaminya yang satu ini benar-benar tampan.
Demi apa pun itu.

  “Kau tidak lari lagi?” Tanya Saga menyeka bibirnya.

Sherin mempoutkan bibirnya.
Ia menunjuk kedai kecil yang ada di hadapannya saat ini.

  “Aku mau ubi bakar, Saga” Ujarnya tanpa dosa.

Apa?

Makan lagi??

Saga masih ingat dengan jelas Sherin sudah menghabiskan semangkuk sereal dan dua mangkuk bubur ayam dua jam yang lalu.
Dan sekarang ia ingin makan ubi bakar?

Ckckckkck~

  “Tidak” Ujar Saga tegas.

Sherin terkejut.
Ia sontak menoleh menatap Saga.

  “Bukankah kau ingin berat badanmu kembali? Bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau kau terus makan, makan dan makan?”

  “Tapi itu cuma satu ubi bakar Saga!”

  “Satu ubi bakar yang akan membuat beratmu bertambah satu kilo lagi, kau mau?!”

  “Aku lapar!”

  “Aku tidak akan memanjakanmu kali ini, kka, bangun dan lanjutkan berlari!”

  “Saga!”

  “Sherin Cho, kau dengar aku?!”

Aish.

Gadis cantik itu mendengus kesal.
Ia segera beranjak bangun dan berlari mendahului Saga.
Ia terus berlari kencang menghindari lelaki tampan itu saat Saga berhasil mensejajarkan diri dengannya.

Meninggalkan Saga yang tersenyum kecil.

Oh well.

Setidaknya dengan begini Sherin tidak akan bisa menuruti nafsu makannya yang meningkat itu hmm?


-------


CKLEK.


Lelaki tampan itu baru saja selesai mandi.
Ia menghela nafasnya merasa segar.
Sesekali ia menggosokkan handuk kecil yang bergantung di lehernya ke rambut cokelatnya yang basah.

Saga melirik Sherin yang tidak berhenti berlari di atas run set-nya.
Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil satu stel pakaian santai dari sana.
Lelaki tampan itu duduk di sofa yang menghadap ke jendela kaca seraya mengecek ponselnya.

Oh well.

Sudah dua hari ini mereka tidak saling berbicara satu sama lain.
Sepertinya efek tidak-ada-makanan-apa-pun-selain-nasi-dan-lauk yang diterapkan Saga kepada Sherin membuatnya sedikit menderita seperti ini.

See?

Tidak ada sapaan.
Tidak ada kecupan.
Tidak ada pelukan.

Tapi Saga harus benar-benar bersabar ekstra kali ini.
Bukankah ini demi Sherinnya juga hm?
Kalau ia terus dimanja tidak akan ada hasil yang memuaskan nantinya.


KRAUK!


Saga tersenyum kecil.
Ia tahu itu suara buah Apel yang digigit kekasihnya.
Ah, sudah kembali ke pola makan yang biasanya huh?
Lelaki tampan itu tidak pernah lagi melihat Sherin mengemil yang aneh-aneh selama 48 jam ini.
Ia tahu Sherin sedang unjuk rasa kepadanya.
Tapi ia tidak peduli.
Lebih baik dibiarkan saja.


DDRRTTT…DDRRTTT…


Eoh?
Saga menundukkan wajahnya.
Menatap ponsel Sherin yang bergetar di atas meja.
Ia menaikkan alisnya dan menoleh ke belakang.
Sherin sepertinya tidak sadar kalau ponselnya berbunyi.


KLIK.


  “Halo?”

  Haloo, bisakah aku bicara dengan Sherin Nuna?

  “Dia sedang berolahraga, ada perlu apa Eunho Jung?”

  Anoo, katakan padanya kalau acara fashion show tanggalnya dimajukan

  “Apa?”

  Aku dan Sooji sudah mempersiapkan semuanya, Sherin Nuna hanya harus tiba di gedung Bolero besok malam

  “Mengerti, akan kusampaikan”

  Terima kasih, ah, ne! Saga Hyung!

  “Kenapa?”

  Oleh-oleh untukku cukup gantungan menara Eiffel saja nee? Hehehehe, kalau bisa cari yang warna biru pearl!

  “Aish, mengerti, doakan saja agar aku tidak lupa”

  SAGA HYUNG!

  “Hahahaha, bye bye Eunho ah”

  Yup~


KLIK.


Hmp.
Lelaki tampan itu menarik senyum gelinya saat ini.
Aish, dasar anak jamur. Gumamnya dalam hati.

Saga menolehkan wajahnya ke belakang.
Menatap Sherin yang sudah berhenti berlari.

Gadis cantik itu sedang menyeka keringatnya dengan handuk.

  “Rin ah”

  “Hmm”

  “Eunho menelepon”

  “Mmm”

  “Dia bilang acara fashion show-nya dipercepat, besok malam”

Sherin tertegun.
Dalam hatinya ia mengutuk.
Aish!
Kenapa harus dipercepat eoh? Tidak tahukah mereka kalau ia sedang berusaha mengembalikan berat badannya yang ideal itu hah?!
Menyebalkan!


-------


DEG DEG DEG.


Ckk.
Gadis cantik itu menggigit erat bibir bawahnya saat ini.
Ia sedang berdiri di hadapan timbangan itu.
Satu langkah lagi saja akan membuat meteran itu bergerak menunjukkan hasil perjuangannya selama seminggu ini.
Oh gosh.
Ia benar-benar takut.

Bagaimana kalau ternyata beratnya tidak berubah?
Bagaimana kalau ternyata beratnya malah bertambah?
Bagaimana kalau ternyata usahanya selama ini hanya sia-sia saja?

Sherin menggerakkan matanya.
Menatap Saga yang sedang memakai jas hitamnya.
Malam ini acara milik Sherin akan digelar di gedung persenian Paris.
Aigoo.
Ia merasa menyesal sudah marah kepada Saga selama 3 hari terakhir ini.


SRET!


DEG!


Sherin tersentak kaget.
Sontak ia segera kembali memalingkan wajahnya ketika mata sipit itu menangkap basah dirinya.
Sherin meringis.
Ia menundukkan wajahnya memperhatikan satu kakinya yang sudah berada di atas timbangan itu.

Hmp.

Saga tersenyum manis.
Ia tahu istrinya yang satu itu sedang mendapat kesulitan.
Lelaki tampan itu beranjak menghampiri Sherin.
Ia mengapit wajah cantik itu dengan kedua telapak tangannya.
Mata sipitnya bergerak lembut memandang mata bening Sherin.

  “Kau baik-baik saja?” Bisik Saga lembut.

Sherin mengerutkan dahinya.

  “Kenapa kau khawatir padaku? Bukankah kita masih bertengkar huh?” Balas Sherin tajam.

Saga menarik wajah Sherin agar mendekati wajah tampannya.
Ia menempelkan dahi mereka berdua.

  “Aku, Saga Cho, bersedia menerima Sherin Kim sebagai istriku..” Bisiknya pelan.

Sherin tertegun.
Ia menghembuskan nafasnya perlahan.
Saga selalu melakukan ini setiap kali mereka bertengkar.
Dan itu benar-benar terasa manis kau tahu itu?

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Saga masih berbisik.

  “…”

  “Dan kau, Sherin Kim, bersediakah kau menjadi istri dari Saga Cho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Lelaki tampan itu tersenyum manis.

  “Kau mengerti? Aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku mencintaimu dalam keadaan apa pun sayang, termasuk di saat kau menjadi gendut sekali pun, mengerti?” Ujar Saga terkekeh.

Ia menepuk lembut pipi Sherin dan mengecup bibir ranumnya.
Sementara Sherin tertawa kecil dan mengusap wajah tampak kekasihnya.

  “Kka, aku akan menemanimu melihat” Ujar Saga seraya membalikkan tubuh Sherin untuk menghadap timbangan badan itu.

Sherin menghela nafasnya.


TAP.


DEG.


Mata bening itu membulat.
Nafasnya tercekat.
Sherin menoleh tidak percaya menatap Saga.
Sementara lelaki tampan itu menaikkan alisnya seraya tersenyum lebar.

  Congrats, baby! Kau berhasil!” Seru Saga senang.

Gadis cantik itu berteriak lantang.
Ia melompat ke pelukan Saga dan tertawa senang.

  “Beratku kembali! Kembali seperti semula Saga!! Hwahahahahaha~”

  “Kau hebat sayang”

  “Ani, ani, bukan aku yang harus dipuji, hehehe”

  “Eoh?”

Gadis cantik itu melepas pelukannya.
Ia menangkup wajah tampan itu dan mengecup lembut bibir tebalnya.

  “Kalau bukan karena kau, mungkin aku sudah menjadi balon sekarang hmm? Thank’s baby~”

  “Karena usahamu juga sayang”

  “Well, baiklah, karena kita berdua”

  “Terdengar bagus”

Sherin tersenyum kecil.

  “Kau ada tugas untuk musim dingin nanti?” Tanyanya lembut.

Saga menggeleng.

  “Ani, kenapa? Kau ingin kita berlibur lagi huh?”

  “Hehehe, aku berencana untuk menggebrak dunia fashion dengan rancangan terbaruku lagi, sayang”

  “Hmm, kali ini apa temanya?”

Sherin mengerjapkan mata bulatnya.
Ia tertawa kecil.

  Winter In Tokyo


END.

By: Shella

Tidak ada komentar:

Posting Komentar