Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Jumat, 26 Oktober 2012

//CERPEN:SUMMER IN SEOUL//



 

Tittle: SUMMER IN SEOUL
Genre: Straight
Author: Shella
Length: ONESHOOT #1
Rating: family-romance-friendship-lalalala~


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.


Dan Musim Panas adalah..Cinta yang gersang namun manis..

.
.
.

Sosok cantik itu tampak mengerjapkan mata beningnya yg melengkung karena ia sedang tersenyum.
Jemarinya membenarkan kausnya yang sedikit kusut karena ia duduk di tangga saat ini.
Pandangannya fokus.
Menatap sosok tampan yang sedang membaca koran di sofa ruang tengah.

Ah, benar-benar tampan.

Paras tegasnya yang angkuh.
Tubuh besarnya yang kekar.
Sorot matanya yang tajam.
Rambut cokelatnya yang mempesona.

Dan seragam militernya yang tangguh.

Sherin menghembuskan nafasnya pendek.
Ia benar-benar beruntung bisa memiliki sosok tampan ini.
Saga Cho, Letnan Angkatan Darat yang dipuja banyak wanita, telah memilihnya untuk menjadi pendampingnya seumur hidup.

Gadis cantik itu mengerjapkan mata beningnya.
Ah, ia tidak akan pernah bisa bosan untuk memandang sosok tampan itu setiap detiknya.
Sherin terlalu mencintai suaminya yang satu ini.
Baginya Saga terlalu sempurna, terlalu sempurna untuk menjadi kekasihnya.

Sampai terkadang ia merasa ciut.

Tapi ia tidak pernah mundur untuk ragu.
Karena ia tahu, lelaki tampan yang sedang duduk membaca koran di sana itu, juga sangat mencintai dirinya.


SRET.


Eoh?

Lelaki tampan itu bergumam kecil.
Menaikkan alisnya menatap istri tercintanya yang sedang duduk di anak tangga.
Memandang Sherin yang masih memperhatikan dirinya.
Saga tersenyum.
Membuat Sherin balas tersenyum.

Sosok cantik itu terlihat sangat indah.
Padahal ia hanya mengenakan kaus abu-abunya yang longgar.
Tapi helaian rambut almond yang tampak bergoyang lembut itu membuat parasnya terlihat semakin cantik.
Mata beningnya yg bulat.
Bibir cherrynya yang manis.
Dan tubuh mungilnya yang hangat.

Mata sipit itu mengerjap pelan.

Gosh.

Ia merasa sangat beruntung bisa memiliki sosok cantik itu.
Sherin Kim, desainer terkemuka di Seoul yang selalu dikejar para penggemarnya, telah tersenyum manis menerima lamarannya beberapa bulan yang lalu.

Ah, Saga tidak akan pernah bisa membayangkan dirinya tanpa gadis cantik ini.
Ia terlalu mencintai Sherin.
Baginya, Sherin terlalu indah, terlalu indah untuk menjadi pendampingnya.

Sampai terkadang ia merasa lemah.

Tapi ia tidak pernah takut untuk ragu.

Karena ia tahu, gadis cantik yang sedang duduk di anak tangga itu juga sangat mencintai dirinya.

  “Kenapa kau duduk di sana, sayang?” Tanya Saga semakin tersenyum.

Sherin tertegun.
Ia menutup wajahnya yang mulai merona.

  “Jangan tersenyum seperti itu Saga, aku bisa meleleh” Ujar Sherin bergumam.

Lelaki tampan itu tertawa kecil.
Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri kekasihnya.
Mengusap lembut rambut almond yang lembut itu dan mengangkat kedua kaki Sherin agar melingkar di pinggangnya.
Kemudian ia berdiri dan menggendong gadis cantik itu dari depan.

Satu tangannya terulur untuk menjauhkan jemari lentik yang menutupi wajah cantik itu.

  “Jangan seperti itu sayang, aku jadi takut untuk menciummu, bisa-bisa nanti kau lenyap tanpa bekas” Kekeh Saga geli.

Aish.

Sherin mempoutkan bibir cherrynya.
Mata beningnya menatap tajam mata sipit itu.
Membuat Saga tidak tahan untuk mengecup hidung tegasnya.

  “Aku mencintaimu Saga Cho” Bisik Sherin lirih.

Saga mengecup lembut pipi Sherin.
Ia balas berbisik.

  “Aku lebih mencintaimu, Rin ah”

Gadis cantik itu mengulurkan lengannya memeluk leher Saga.
Sementara lelaki tampan itu sudah meraup bibirnya.
Menghisapnya dengan lembut dan sedikit menuntut.
Sampai Sherin meringis karena nyeri.

Sherin melepas tautan bibir mereka.
Ia tertawa kecil.

  “Tidak sabaran sekali eoh?”

  “Aku tidak akan pernah bisa sabar kalau menghadapi dirimu, sayang”

  “Aku atau bayangku huh?”

  “Keduanya terlihat sama di mataku, masih tetap Sherin Cho yang manis itu ania?”

  Aigoo

Lelaki tampan itu tertawa lirih.
Ia merebahkan tubuhnya di samping kekasihnya.

  “Saga”

  “Hmm?”

  “Kau bisa terlambat, beruang nakal”

  “Kenapa? Tidak akan ada yang marah kalau aku terlambat”

  “Sagaaaaa”

  “Aishh”

Lelaki tampan itu mendengus sebal.
Sementara Sherin hanya tersenyum kecil.
Ia menarik bahu Saga untuk menunduk agar ia bisa merapikan kembali rambut cokelat yg berantakan itu.

  “Ingat, awas kalau kau tergoda dengan putri para jendral itu, aku akan menembakmu sampai mati!” Ujar Sherin tegas.

Saga mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi gadis cantik itu.

  “Aku hanya bisa tergoda olehmu, gadis manis, aku mencintaimu”

  “Aku juga, sayang”

  “Ingat, jangan memaksakan diri lagi hari ini, aku tidak ingin kau pingsan seperti kemarin”

  “Aku bukannya kelelahan Saga, tapi panas yang menyengat membuatku dehidrasi kau tahu itu ani?”

  “Makanya libur saja, musim panas seperti ini tidak baik untuk bekerja diluar berjam-jam penuh”

  “Aku tidak bisa, justru karena sudah memasuki musim baru makanya aku harus mendesain pakaian yang layak untuk saat ini, mengerti? Kau juga jaga diri baik-baik”

  “Aku tahu sayang”

Sherin tidak menyahut lagi.
Ia hanya tersenyum menatap suaminya.
Lelaki tampan itu menunduk.
Mengecup lembut bibir ranum itu sekali lagi sebelum beranjak menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan gadis cantik itu.


-------


  “Terima kasih untuk kerja samanya hari ini~ Sampai bertemu lagi besok!”

Para rekan kerja gadis cantik itu saling tersenyum manis.
Mereka ikut membalas lambaian dari gadis cantik itu.
Sherin memasuki lift dan menekan angka 1.

Ia mengipasi tubuhnya dengan map desainnya.
Ah, panas sekali. Gumamnya gerah.


TING!


  “Kyyaaa~! Tampan sekali! Aigooooo~!”

Huh?

Sherin menaikkan alisnya.
Menyipitkan mata beningnya yang bulat memperhatikan kerumunan para pegawainya yang menumpuk di pintu depan gedung desain miliknya.

  “Rin ah”

Gadis cantik itu menoleh.
Menatap Yeohwan Park, model tampannya yang berjalan di sampingnya.
Membuat gadis cantik itu melupakan keributan yang masih terdengar dari pintu depan.

  “Aku antar, mau?” Tawar Yeohwan menaikkan alisnya.

Eoh?

Sherin tersenyum kecil.

  “Aku bisa naik taksi”

  “Menghemat 20 ribu won dan mengurangi resiko pingsan karena kepanasan di taksi dengan Lexus milikku terdengar bagus”

  “Ck, kau memang perayu yang handal Yeohwan ah”

  “Hahahaha”

Gadis cantik itu ikut tertawa.
Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan.

Sherin baru saja ingin menyahut, namun mendadak suaranya hilang saat ia memandang suaminya yang mengenakan seragam militer itu sedang berdiri di depan mobil Audynya.
Eoh?
Jadi keributan yang ada di sana itu karena suaminya kah?

Ckckckck~

  “Maaf Yeohwan, mungkin lain kali” Ujar Sherin tersenyum.

Yeohwan menaikkan alisnya.
Mengikuti arah pandang desainer cantik itu.

  “Ah, aku mengerti” Kekeh Yeohwan kecil.

Gadis cantik itu menepuk lengan Yeohwan dan segera berjalan menghampiri kekasihnya.
Menerobos kerumunan gadis yang berteriak memanggil nama suaminya.
Aigoo.

Saga yang sejak tadi memandangi kekasihnya kini tersenyum manis.
Membuat jeritan histeris para gadis yang berkerumun di situ semakin terdengar lantang.

  “Kau mau mencari sensasi eoh?” Ujar Sherin setelah menghampiri suaminya.

Saga hanya tertawa kecil.
Ia mengecup lembut dahi gadis cantik itu dan membuka pintu mobil hitam metalicnya.
Sherin segera masuk ke dalam.

  “Tumben sekali kau menjemputku hmm” Kekeh Sherin memasang selfbeltnya.

  “Aku tidak ingin model tampan itu merebutmu dariku dengan dalih argo taksi yang kemahalan, Sherin Cho”

  “Hahahahaha, aish”

Lelaki tampan itu segera menghidupkan mesin mobilnya.
Kemudian ia segera mengemudikan mobil itu menuju rumah mereka.

Saga memajukan tubuhnya ke depan.
Menaikkan suhu AC mobil agar mencapai maksimum.
Sementara Sherin mendesah nyaman.
Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan segera memejamkan mata beningnya.


-------


Sherin baru saja selesai mandi.
Ia melirik ranjang yang sudah rapi.
Ah, Saganya manis sekali hari ini ania?

Gadis cantik itu segera memakai bajunya.
Ia hendak mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
Namun mendadak langkahnya terhenti ketika mata beningnya melirik secarik kertas yang terlipat di sana.


SSRAK.


DEG DEG DEG.


Jantung Sherin berdebar kencang.
Mata beningnya mengerjap.
Membaca dengan teliti isi kertas putih itu.
Oh my.

Sherin terhenyak.
Ia menggigit bibirnya dengan jemari yang bergetar hebat.
Menahan dirinya untuk tidak merobek surat resmi itu.

Jadi, Letnan Cho itu akan dipindahkan ke Thailand untuk tugas resmi huh?
3 tahun??

Sherin menggertakkan giginya.
Menahan rasa emosinya yang menggebu-gebu saat ini.

Oh mom.
Tanggal yang tercetak dalam surat ini cukup untuk membuat Sherin mengerti kalau Saga menerima perintah sejak tiga hari yang lalu.
Tapi kenapa lelaki tampan itu hanya diam?
Kenapa Saga tidak bercerita kepadanya?
Apa Saga ingin pergi diam-diam meninggalkan dirinya?

Gadis cantik itu menyeka kasar air matanya yang mengalir tanpa diperintah.
Ia menahan bibirnya yang bergetar pelan.
Tidak.
Ia adalah sosok yang tangguh.
Sherin tidak ingin dirinya dianggap cengeng.
Tapi tetap saja tangisan itu mengalir membasahi pipinya.


CKLEK.


  “Sherin? Kau sudah selesai mandi?”

Gadis cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia berbalik dan berjalan mengacuhkan Saga.
Membuat lelaki tampan itu mengernyitkan dahinya bingung.

  “Sherin? Kenapa?”

Saga menutup pintu kamar.
Ia segera mengejar Sherin yang berlari menuruni tangga.


GREPP!


Lelaki tampan itu menahan bahu Sherin.
Menariknya cukup kasar.
Kemudian ia membalikkan tubuh gadis cantik itu untuk menghadap ke arahnya.

  “Apa yang terjadi eoh? Kenapa kau mendadak seperti ini padaku?” Tanya Saga kesal.

Sherin tidak menyahut.
Ia hanya menatap tajam mata sipit yang memicing itu.

  “Sherin! Jawab ak---”


SSRAK!


Saga tersentak kaget.
Mata sipitnya sontak membulat saat Sherin melempar surat resmi itu ke wajahnya.

  “Tugas resmi huh? 3 tahun? Ke Thailand?”

  “Sherin---”

  “DAN KAU BAHKAN TIDAK MEMBERITAHU AKU!!”

  “Ania, bukan seperti itu, dengarkan aku dul---”

  “KENAPA KAU HANYA DIAM?? KAU TAKUT AKU MELARANGMU, BEGITUKAH?? KAU SUDAH TIDAK MENCINTAI AKU LAGI KAN MAKANYA KAU MENERIMA SURAT ITU, SAGA CHO!!!”

  “KENAPA KAU TIDAK MENDENGARKAN AKU EOH?! KAU TIDAK TAHU APA PUN, SHERIN CHO!!”


DEG.


Gadis cantik itu terdiam.
Hanya mata beningnya yang berkaca-kaca yang bergerak pelan.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Sementara Saga mencengkram erat surat resmi itu.

  “Aku memang tidak penting..” Bisik Sherin lirih.

Saga mengangkat wajahnya.

  “Aku tahu aku bukan seseorang yang berharga untukmu..Tapi bisakah kau tidak merapatkan bibir? Aku tidak ingin ada rahasia sekecil apa pun di antara kita..Apa itu salah?”

Lelaki tampan itu tertegun.
Tenggorokannya tercekat saat memandang tetes bening itu jatuh membasahi pipi kekasihnya.
Saga tahu kalau Sherin bukan namja yang cengeng.
Ia hanya akan menangis saat perasaannya benar-benar terluka.

Sherin segera menyeka kasar air matanya.
Kemudian ia berlari menubruk bahu Saga dan melangkahkan kakinya ke tangga.

  “SHERIN CHO!! AKU BELUM SELESAI BICARA!!!” Teriak Saga mengejar Sherin.

Gadis cantik itu berlari kencang.
Ia meraih pintu kamar dan segera menutupnya dengan kasar.
Menguncinya dari dalam.


BRAKK!!

BRAKK!!


  “RIN!! BUKA PINTUNYA!!”

  “Hiks..”

Gadis cantik itu merasa kakinya lemas.
Ia terduduk di balik pintu cokelat itu.
Memeluk kedua kakinya yang tertekuk dan menenggelamkan kepalanya di antara lututnya.
Mengacuhkan suara gebrakan Saga dari luar.


-------


TIK

TIK

TIK


Sherin membuka matanya.
Berat.
Ia merasakan kepalanya pusing.

Gadis cantik itu tertegun saat menyadari kalau ia telah tertidur di dekat pintu kamarnya.
Sherin segera beranjak bangun dan mencuci wajahnya di westafel.

Sudah jam 4 sore.

Gadis cantik itu mengganti pakaiannya.
Ia menyisir rambutnya dan menghela nafas.
Mencoba mengusir bayangan pertengkaran mereka tiga jam yang lalu itu.

Sherin menempelkan telinganya ke pintu.
Hening.
Apakah Saga sudah pergi?


CKLEK.


Gadis cantik itu membuka pintu dengan perlahan.
Ia berjalan menuruni tangga dengan jantung yang tidak berhenti berdebar.
Jujur saja, ia sedikit takut saat Saga mengamuk memukuli pintu kamar mereka tadi.

Hah.

Sherin menghela nafas lega.
Ia tidak melihat Saga dimana pun.
Gadis cantik itu hendak meraih kunci mobil pribadinya di atas meja TV, namun mendadak gerakannya terhenti saat ia menyadari Saganya sedang tertidur di atas sofa.
Ia bahkan masih mengenakan seragam militernya.

Mata bening itu bergerak tidak tega.
Saga pasti kelelahan.
Namun saat ini rasa kesalnya lebih mendominasi.
Sehingga ia memutuskan untuk pergi tanpa membangunkan Saga.


TAP TAP TAP.


Suara langkah kaki yang terburu itu mengusik tidur pulas lelaki tampan itu.
Saga mengerutkan dahinya.
Perlahan mata sipitnya terbuka.
Ia beranjak duduk dan mengusap wajahnya.

Namun saat telinganya menangkap suara deru mesin mobil yang sedang dipanaskan, ia tersentak.

Sherin?!

Saga segera berlari menuju ruang depan.
Mengintip Lambhorgini abu-abu yang sudah berjalan keluar pintu pagar.
Lelaki tampan itu memasuki mobil Audynya dan mengejar kekasihnya.


-------


Lama Saga berdiam diri.
Hanya duduk di dalam mobil seraya mengawasi kekasihnya yang turun dari mobil.
Sherin memasuki café La Ringo dan memesan tempat di dekat jendela.

  “Hhffff”

Lelaki tampan itu menghela nafasnya.
Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran jok dan mengerjapkan mata sipitnya kembali memandangi kekasihnya.

Sherin tampak memandang kosong keluar jendela.
Ia melamun.
Membuat Saga merasa bersalah.

Beberapa menit kemudian Sherin mendongak.
Ponselnya berbunyi.
Ia segera melirik layar touch itu dan tersenyum kecil seraya berdiri dari duduknya.
Seolah sedang mencari seseorang.

  “Siapa?” Gumam Saga menaikkan alisnya.

Mata sipitnya memicing memperhatikan sosok berwajah kekanakan yang menghampiri istrinya.
Sherin tertawa.
Ia memeluk lelaki tinggi itu dan mengacak rambut hitamnya.


GRT.


Apakah Sherin berselingkuh?
Saga menggeram diam.
Ia tetap menatap tajam Sherin dan lelaki asing yang berada di dalam café itu.

Eoh?

Lelaki tampan itu tertegun.
Saat mendapati seorang gadis manis yang berjalan ke arah Sherin dan lelaki asing itu.
Sherin memeluk erat gadis berambut pendek itu.

Ia menepuk lembut kepalanya.
Kemudian Saga menaikkan alisnya.
Menatap gadis berambut pendek dan lelaki berwajah kekanakan itu saling berciuman singkat.
Kemudian lelaki tinggi itu beranjak pergi meninggalkan mereka.

Saga bisa melihat dengan jelas, gadis berambut pendek itu memperlihatkan tangannya di hadapan Sherin.
Memamerkan cincin pertunangannya huh?

Sherin dan gadis berambut pendek itu segera duduk.
Namun tidak lama kemudian terlihat Yunji datang menghampiri mereka.
Ah, Saga mengenal sepupu kekasihnya itu.


TUK

TUK

TUK


Saga mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil metalic itu.
Ia sedikit bosan.
Sejak tadi ketiga namja itu hanya bercerita dan tertawa sesekali.
Sepertinya tidak ada hal penting.
Saga baru saja berniat ingin pergi, tapi mendadak ia memicing menatap jendela café itu.
Memperhatikan Sherin yang menundukkan wajahnya.

Sementara kedua gadis yang duduk di depan Sherin berbicara tanpa henti.
Saga memang berada dalam jarak yang cukup jauh dari Sherin saat ini.
Tapi ia tahu, gerak gerik itu adalah gerakan ingin menangis.
Gadis cantik itu sedang berusaha keras menahan tangisnya.

Sepertinya Saga tahu kenapa Sherin memanggil kedua temannya ke café ini.


-------


Lelaki tampan itu menghela nafasnya.
Ini sudah jam 7 malam.
Dan Sherin belum pulang.
Gadis cantik itu malah berhenti di dekat taman kota dan membeli satu bungkus gulali di sana.
Aigoo.

Sherin hanya berjalan-jalan tidak jelas.
Mencoba menikmati suasana taman Namsan yang ramai.

Saga merasa tubuhnya gerah.
Lagi pula, ia merasa kekasihnya tidak akan melakukan hal yang macam-macam.
Lelaki tampan itu memutuskan untuk menghidupkan mesin mobilnya dan mengemudi pulang ke rumah.

Saga segera mandi dan duduk di atas sofa.
Menunggu suara deru mesin mobil Lambhorgini abu-abu itu terdengar memasuki halaman rumah.

Cukup lama Saga hanya duduk diam di depan TV.
Sampai satu jam kemudian ia mendengar suara pintu garasi yang terbuka otomatis dan suara pintu depan yang terbuka.
Lelaki tampan itu segera beranjak dari duduknya.
Ia berdiri di dekat tangga dan menyilangkan tangannya di dada.
Menatap tajam istrinya yang melangkah masuk mendekati tangga.

  “Kenapa baru pulang? Kau kemana saja?” Tanya Saga datar.

Sherin tidak menyahut.
Ia hanya menundukkan wajahnya dan terus melangkah.

  “Sherin Cho, kau dengar aku?” Ujar Saga geram.

Gadis cantik itu mengacuhkan Saga.
Ia hendak melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
Namun mendadak Saga menarik lengannya dan menahan tubuhnya dengan kencang.
Membuatnya mengerang kesakitan.

  “AKU BERTANYA PADAMU! KENAPA KAU TIDAK MENJAWAB?!” Bentak Saga marah.

Sherin meringis.
Ia merasakan jantungnya berdebar.
Antara takut dan kesal.

  “Untuk apa aku menjawab? Kalau kau bisa memiliki rahasia dariku kenapa aku tidak bisa?” Bisik Sherin tajam.

Saga menahan nafasnya.
Wajah tampannya tampak memerah.
Sampai urat di kepalanya berdenyut.

  “Surat itu memang kudapatkan tiga hari yang lalu, aku tidak menceritakannya kepadamu karena aku sudah menolak tugas itu dan mengalihkannya ke Eunho!”

  “Tapi tetap saja kau menyembunyikannya dariku!”

  “Itu hanya hal yang tidak penting, Rin ah, aku tidak perlu----”

  “Tidak penting? Kau bilang tidak penting?”

Saga tercekat.
Mata bening itu tampak berkaca-kaca dan memerah.

  “TENTU SAJA ITU TIDAK PENTING BAGIMU! ITU HANYA SECUIL HAL REMEH YANG TIDAK PERLU MEMBUAT KITA BERTENGKAR SEPERTI INI! TAPI BAGIKU SETITIK KECIL HAL APA PUN ITU SANGAT PENTING!! KARENA HAL KECIL SEPERTI ITU MEMBUATKU YAKIN, KALAU KAU MENCINTAIKU, KALAU KAU TIDAK BERBOHONG DARIKU!!” Teriak Sherin lantang.

Gadis cantik itu mengatur nafasnya yang menderu.
Ia menolehkan wajahnya ke samping.
Membiarkan tetes bening itu berhasil jatuh mengaliri pipinya.

  “Sherin Cho” Panggil Saga pelan.

Sherin tidak bergeming.
Ia masih memalingkan wajahnya.

  “Lihat aku!” Ujar Saga seraya menarik dagu Sherin.

Gadis cantik itu mendengus.
Raut wajahnya menggambarkan kalau ia benar-benar emosi saat ini.
Saga menghela nafasnya.
Ia mengusap lembut air mata yang mengalir itu dan menempelkan dahi mereka.

Saga menatap dalam mata bening yang menantangnya itu.

  “Aku, Saga Cho, bersedia menerima Sherin Kim sebagai istriku..” Bisiknya pelan.


DEG.


Sherin tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Saga masih berbisik.

  “Hiks..”

  “Dan kau, Sherin Kim, bersediakah kau menjadi istri dari Saga Cho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Hmp.

Lelaki tampan itu tersenyum kecil.
Ia menangkup wajah cantik itu dan mengecup lembut bibir ranumnya.
Kemudian ia segera memeluk erat tubuh rapuh itu.
Membiarkan Sherin terisak di dada bidangnya.

  “Jangan pernah berpikir kalau aku tidak mencintaimu, Sherin Cho..Aku bahkan sudah bersumpah di hadapan Tuhan saat aku menikahimu..Cintaku padamu begitu besar, sampai kau tidak akan bisa menerkanya..Mengerti?” Ujar Saga lembut.

Sherin mengangguk.
Ia tersengguk keras dan mencengkram erat piyama lelaki tampan itu.

  “Aku minta maaf, mulai sekarang aku berjanji, tidak akan ada rahasia sekecil apa pun di antara kita”

  “Tidak..Seharusnya aku yang minta maaf..”

  “Aku mencintaimu, Rin ah”

  “Aku juga mencintaimu Saga”

Lelaki tampan itu mengusap lembut kepala istrinya.
Ia mengecupnya manis dan berbisik pelan.

  “Kau mau menghabiskan musim gugur kita kali ini di Paris, sayang?”

Eoh?

Sherin mengangkat wajahnya.

  “Paris?”

  “Sudah cukup lama kita tidak jalan-jalan berdua hmm? Bagaimana?”

  “Ide bagus..Hmm..Aku juga berencana menggelar fashion show di sana nantinya”

  “Oh ya? Boleh aku tahu apa temanya nanti?”

Sherin mengangguk.
Ia mengecup lembut jemari Saga yang sedang mengusap wajah cantiknya.
Kemudian ia tersenyum manis.

  Autumn In Paris” Bisiknya lirih.


END.

By: Shella

Tidak ada komentar:

Posting Komentar