Tittle: SUMMER IN
SEOUL
Genre:
Straight
Author:
Shella
Length:
ONESHOOT #1
Rating:
family-romance-friendship-lalalala~
-------
Musim
Panas..
Musim
Gugur..
Musim
Dingin..
Musim
Semi..
Ada
banyak definisi tentang cinta.
Bagiku,
cinta itu seperti Musim.
Dan Musim
Panas adalah..Cinta yang gersang namun manis..
.
.
.
Sosok cantik itu tampak mengerjapkan mata beningnya yg
melengkung karena ia sedang tersenyum.
Jemarinya membenarkan kausnya yang sedikit kusut
karena ia duduk di tangga saat ini.
Pandangannya fokus.
Menatap sosok tampan yang sedang membaca koran di sofa
ruang tengah.
Ah, benar-benar tampan.
Paras tegasnya yang angkuh.
Tubuh besarnya yang kekar.
Sorot matanya yang tajam.
Rambut cokelatnya yang mempesona.
Dan seragam militernya yang tangguh.
Sherin menghembuskan nafasnya pendek.
Ia benar-benar beruntung bisa memiliki sosok tampan
ini.
Saga Cho, Letnan Angkatan Darat yang dipuja banyak
wanita, telah memilihnya untuk menjadi pendampingnya seumur hidup.
Gadis cantik itu mengerjapkan mata beningnya.
Ah, ia tidak akan pernah bisa bosan untuk memandang
sosok tampan itu setiap detiknya.
Sherin terlalu mencintai suaminya yang satu ini.
Baginya Saga terlalu sempurna, terlalu sempurna untuk
menjadi kekasihnya.
Sampai terkadang ia merasa ciut.
Tapi ia tidak pernah mundur untuk ragu.
Karena ia tahu, lelaki tampan yang sedang duduk
membaca koran di sana itu, juga sangat mencintai dirinya.
SRET.
Eoh?
Lelaki tampan itu bergumam kecil.
Menaikkan alisnya menatap istri tercintanya yang
sedang duduk di anak tangga.
Memandang Sherin yang masih memperhatikan dirinya.
Saga tersenyum.
Membuat Sherin balas tersenyum.
Sosok cantik itu terlihat sangat indah.
Padahal ia hanya mengenakan kaus abu-abunya yang
longgar.
Tapi helaian rambut almond yang tampak bergoyang
lembut itu membuat parasnya terlihat semakin cantik.
Mata beningnya yg bulat.
Bibir cherrynya yang manis.
Dan tubuh mungilnya yang hangat.
Mata sipit itu mengerjap pelan.
Gosh.
Ia merasa sangat beruntung bisa memiliki sosok cantik
itu.
Sherin Kim, desainer terkemuka di Seoul yang selalu
dikejar para penggemarnya, telah tersenyum manis menerima lamarannya beberapa
bulan yang lalu.
Ah, Saga tidak akan pernah bisa membayangkan dirinya
tanpa gadis cantik ini.
Ia terlalu mencintai Sherin.
Baginya, Sherin terlalu indah, terlalu indah untuk
menjadi pendampingnya.
Sampai terkadang ia merasa lemah.
Tapi ia tidak pernah takut untuk ragu.
Karena ia tahu, gadis cantik yang sedang duduk di anak
tangga itu juga sangat mencintai dirinya.
“Kenapa kau
duduk di sana, sayang?” Tanya Saga semakin tersenyum.
Sherin tertegun.
Ia menutup wajahnya yang mulai merona.
“Jangan
tersenyum seperti itu Saga, aku bisa meleleh” Ujar Sherin bergumam.
Lelaki tampan itu tertawa kecil.
Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri kekasihnya.
Mengusap lembut rambut almond yang lembut itu dan
mengangkat kedua kaki Sherin agar melingkar di pinggangnya.
Kemudian ia berdiri dan menggendong gadis cantik itu
dari depan.
Satu tangannya terulur untuk menjauhkan jemari lentik
yang menutupi wajah cantik itu.
“Jangan
seperti itu sayang, aku jadi takut untuk menciummu, bisa-bisa nanti kau lenyap
tanpa bekas” Kekeh Saga geli.
Aish.
Sherin mempoutkan bibir cherrynya.
Mata beningnya menatap tajam mata sipit itu.
Membuat Saga tidak tahan untuk mengecup hidung
tegasnya.
“Aku
mencintaimu Saga Cho” Bisik Sherin lirih.
Saga mengecup lembut pipi Sherin.
Ia balas berbisik.
“Aku lebih
mencintaimu, Rin ah”
Gadis cantik itu mengulurkan lengannya memeluk leher Saga.
Sementara lelaki tampan itu sudah meraup bibirnya.
Menghisapnya dengan lembut dan sedikit menuntut.
Sampai Sherin meringis karena nyeri.
Sherin melepas tautan bibir mereka.
Ia tertawa kecil.
“Tidak sabaran
sekali eoh?”
“Aku tidak
akan pernah bisa sabar kalau menghadapi dirimu, sayang”
“Aku atau bayangku
huh?”
“Keduanya
terlihat sama di mataku, masih tetap Sherin Cho yang manis itu ania?”
“Aigoo”
Lelaki tampan itu tertawa lirih.
Ia merebahkan tubuhnya di samping kekasihnya.
“Saga”
“Hmm?”
“Kau bisa
terlambat, beruang nakal”
“Kenapa? Tidak
akan ada yang marah kalau aku terlambat”
“Sagaaaaa”
“Aishh”
Lelaki tampan itu mendengus sebal.
Sementara Sherin hanya tersenyum kecil.
Ia menarik bahu Saga untuk menunduk agar ia bisa
merapikan kembali rambut cokelat yg berantakan itu.
“Ingat, awas
kalau kau tergoda dengan putri para jendral itu, aku akan menembakmu sampai
mati!” Ujar Sherin tegas.
Saga mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi gadis cantik itu.
“Aku hanya
bisa tergoda olehmu, gadis manis, aku mencintaimu”
“Aku juga,
sayang”
“Ingat, jangan
memaksakan diri lagi hari ini, aku tidak ingin kau pingsan seperti kemarin”
“Aku bukannya
kelelahan Saga, tapi panas yang menyengat membuatku dehidrasi kau tahu itu
ani?”
“Makanya libur
saja, musim panas seperti ini tidak baik untuk bekerja diluar berjam-jam penuh”
“Aku tidak
bisa, justru karena sudah memasuki musim baru makanya aku harus mendesain
pakaian yang layak untuk saat ini, mengerti? Kau juga jaga diri baik-baik”
“Aku tahu
sayang”
Sherin tidak menyahut lagi.
Ia hanya tersenyum menatap suaminya.
Lelaki tampan itu menunduk.
Mengecup lembut bibir ranum itu sekali lagi sebelum
beranjak menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan gadis cantik itu.
-------
“Terima kasih
untuk kerja samanya hari ini~ Sampai bertemu lagi besok!”
Para rekan kerja gadis cantik itu saling tersenyum
manis.
Mereka ikut membalas lambaian dari gadis cantik itu.
Sherin memasuki lift dan menekan angka 1.
Ia mengipasi tubuhnya dengan map desainnya.
Ah, panas sekali. Gumamnya gerah.
TING!
“Kyyaaa~! Tampan sekali! Aigooooo~!”
Huh?
Sherin menaikkan alisnya.
Menyipitkan mata beningnya yang bulat memperhatikan kerumunan
para pegawainya yang menumpuk di pintu depan gedung desain miliknya.
“Rin ah”
Gadis cantik itu menoleh.
Menatap Yeohwan Park, model tampannya yang berjalan di
sampingnya.
Membuat gadis cantik itu melupakan keributan yang
masih terdengar dari pintu depan.
“Aku antar,
mau?” Tawar Yeohwan menaikkan alisnya.
Eoh?
Sherin tersenyum kecil.
“Aku bisa naik
taksi”
“Menghemat 20
ribu won dan mengurangi resiko pingsan karena kepanasan di taksi dengan Lexus milikku terdengar bagus”
“Ck, kau memang
perayu yang handal Yeohwan ah”
“Hahahaha”
Gadis cantik itu ikut tertawa.
Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan.
Sherin baru saja ingin menyahut, namun mendadak
suaranya hilang saat ia memandang suaminya yang mengenakan seragam militer itu
sedang berdiri di depan mobil Audynya.
Eoh?
Jadi keributan yang ada di sana itu karena suaminya
kah?
Ckckckck~
“Maaf Yeohwan,
mungkin lain kali” Ujar Sherin tersenyum.
Yeohwan menaikkan alisnya.
Mengikuti arah pandang desainer cantik itu.
“Ah, aku mengerti”
Kekeh Yeohwan kecil.
Gadis cantik itu menepuk lengan Yeohwan dan segera
berjalan menghampiri kekasihnya.
Menerobos kerumunan gadis yang berteriak memanggil
nama suaminya.
Aigoo.
Saga yang sejak tadi memandangi kekasihnya kini
tersenyum manis.
Membuat jeritan histeris para gadis yang berkerumun di
situ semakin terdengar lantang.
“Kau mau
mencari sensasi eoh?” Ujar Sherin setelah menghampiri suaminya.
Saga hanya tertawa kecil.
Ia mengecup lembut dahi gadis cantik itu dan membuka
pintu mobil hitam metalicnya.
Sherin segera masuk ke dalam.
“Tumben sekali
kau menjemputku hmm” Kekeh Sherin memasang selfbeltnya.
“Aku tidak
ingin model tampan itu merebutmu dariku dengan dalih argo taksi yang kemahalan,
Sherin Cho”
“Hahahahaha,
aish”
Lelaki tampan itu segera menghidupkan mesin mobilnya.
Kemudian ia segera mengemudikan mobil itu menuju rumah
mereka.
Saga memajukan tubuhnya ke depan.
Menaikkan suhu AC mobil agar mencapai maksimum.
Sementara Sherin mendesah nyaman.
Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan segera
memejamkan mata beningnya.
-------
Sherin baru saja selesai mandi.
Ia melirik ranjang yang sudah rapi.
Ah, Saganya manis sekali hari ini ania?
Gadis cantik itu segera memakai bajunya.
Ia hendak mengambil ponselnya yang tergeletak di atas
nakas.
Namun mendadak langkahnya terhenti ketika mata
beningnya melirik secarik kertas yang terlipat di sana.
SSRAK.
DEG DEG
DEG.
Jantung Sherin berdebar kencang.
Mata beningnya mengerjap.
Membaca dengan teliti isi kertas putih itu.
Oh my.
Sherin terhenyak.
Ia menggigit bibirnya dengan jemari yang bergetar
hebat.
Menahan dirinya untuk tidak merobek surat resmi itu.
Jadi, Letnan Cho itu akan dipindahkan ke Thailand
untuk tugas resmi huh?
3 tahun??
Sherin menggertakkan giginya.
Menahan rasa emosinya yang menggebu-gebu saat ini.
Oh mom.
Tanggal yang tercetak dalam surat ini cukup untuk
membuat Sherin mengerti kalau Saga menerima perintah sejak tiga hari yang lalu.
Tapi kenapa lelaki tampan itu hanya diam?
Kenapa Saga tidak bercerita kepadanya?
Apa Saga ingin pergi diam-diam meninggalkan dirinya?
Gadis cantik itu menyeka kasar air matanya yang
mengalir tanpa diperintah.
Ia menahan bibirnya yang bergetar pelan.
Tidak.
Ia adalah sosok yang tangguh.
Sherin tidak ingin dirinya dianggap cengeng.
Tapi tetap saja tangisan itu mengalir membasahi
pipinya.
CKLEK.
“Sherin? Kau
sudah selesai mandi?”
Gadis cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia berbalik dan berjalan mengacuhkan Saga.
Membuat lelaki tampan itu mengernyitkan dahinya
bingung.
“Sherin? Kenapa?”
Saga menutup pintu kamar.
Ia segera mengejar Sherin yang berlari menuruni
tangga.
GREPP!
Lelaki tampan itu menahan bahu Sherin.
Menariknya cukup kasar.
Kemudian ia membalikkan tubuh gadis cantik itu untuk
menghadap ke arahnya.
“Apa yang
terjadi eoh? Kenapa kau mendadak seperti ini padaku?” Tanya Saga kesal.
Sherin tidak menyahut.
Ia hanya menatap tajam mata sipit yang memicing itu.
“Sherin! Jawab
ak---”
SSRAK!
Saga tersentak kaget.
Mata sipitnya sontak membulat saat Sherin melempar
surat resmi itu ke wajahnya.
“Tugas resmi
huh? 3 tahun? Ke Thailand?”
“Sherin---”
“DAN KAU
BAHKAN TIDAK MEMBERITAHU AKU!!”
“Ania, bukan
seperti itu, dengarkan aku dul---”
“KENAPA KAU
HANYA DIAM?? KAU TAKUT AKU MELARANGMU, BEGITUKAH?? KAU SUDAH TIDAK MENCINTAI
AKU LAGI KAN MAKANYA KAU MENERIMA SURAT ITU, SAGA CHO!!!”
“KENAPA KAU
TIDAK MENDENGARKAN AKU EOH?! KAU TIDAK TAHU APA PUN, SHERIN CHO!!”
DEG.
Gadis cantik itu terdiam.
Hanya mata beningnya yang berkaca-kaca yang bergerak
pelan.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Sementara Saga mencengkram erat surat resmi itu.
“Aku memang
tidak penting..” Bisik Sherin lirih.
Saga mengangkat wajahnya.
“Aku tahu aku
bukan seseorang yang berharga untukmu..Tapi bisakah kau tidak merapatkan bibir?
Aku tidak ingin ada rahasia sekecil apa pun di antara kita..Apa itu salah?”
Lelaki tampan itu tertegun.
Tenggorokannya tercekat saat memandang tetes bening
itu jatuh membasahi pipi kekasihnya.
Saga tahu kalau Sherin bukan namja yang cengeng.
Ia hanya akan menangis saat perasaannya benar-benar
terluka.
Sherin segera menyeka kasar air matanya.
Kemudian ia berlari menubruk bahu Saga dan
melangkahkan kakinya ke tangga.
“SHERIN CHO!!
AKU BELUM SELESAI BICARA!!!” Teriak Saga mengejar Sherin.
Gadis cantik itu berlari kencang.
Ia meraih pintu kamar dan segera menutupnya dengan
kasar.
Menguncinya dari dalam.
BRAKK!!
BRAKK!!
“RIN!! BUKA
PINTUNYA!!”
“Hiks..”
Gadis cantik itu merasa kakinya lemas.
Ia terduduk di balik pintu cokelat itu.
Memeluk kedua kakinya yang tertekuk dan menenggelamkan
kepalanya di antara lututnya.
Mengacuhkan suara gebrakan Saga dari luar.
-------
TIK
TIK
TIK
Sherin membuka matanya.
Berat.
Ia merasakan kepalanya pusing.
Gadis cantik itu tertegun saat menyadari kalau ia
telah tertidur di dekat pintu kamarnya.
Sherin segera beranjak bangun dan mencuci wajahnya di
westafel.
Sudah jam 4 sore.
Gadis cantik itu mengganti pakaiannya.
Ia menyisir rambutnya dan menghela nafas.
Mencoba mengusir bayangan pertengkaran mereka tiga jam
yang lalu itu.
Sherin menempelkan telinganya ke pintu.
Hening.
Apakah Saga sudah pergi?
CKLEK.
Gadis cantik itu membuka pintu dengan perlahan.
Ia berjalan menuruni tangga dengan jantung yang tidak
berhenti berdebar.
Jujur saja, ia sedikit takut saat Saga mengamuk
memukuli pintu kamar mereka tadi.
Hah.
Sherin menghela nafas lega.
Ia tidak melihat Saga dimana pun.
Gadis cantik itu hendak meraih kunci mobil pribadinya
di atas meja TV, namun mendadak gerakannya terhenti saat ia menyadari Saganya
sedang tertidur di atas sofa.
Ia bahkan masih mengenakan seragam militernya.
Mata bening itu bergerak tidak tega.
Saga pasti kelelahan.
Namun saat ini rasa kesalnya lebih mendominasi.
Sehingga ia memutuskan untuk pergi tanpa membangunkan Saga.
TAP TAP
TAP.
Suara langkah kaki yang terburu itu mengusik tidur
pulas lelaki tampan itu.
Saga mengerutkan dahinya.
Perlahan mata sipitnya terbuka.
Ia beranjak duduk dan mengusap wajahnya.
Namun saat telinganya menangkap suara deru mesin mobil
yang sedang dipanaskan, ia tersentak.
Sherin?!
Saga segera berlari menuju ruang depan.
Mengintip Lambhorgini abu-abu yang sudah berjalan
keluar pintu pagar.
Lelaki tampan itu memasuki mobil Audynya dan mengejar
kekasihnya.
-------
Lama Saga berdiam diri.
Hanya duduk di dalam mobil seraya mengawasi kekasihnya
yang turun dari mobil.
Sherin memasuki café La Ringo dan memesan tempat di dekat jendela.
“Hhffff”
Lelaki tampan itu menghela nafasnya.
Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran jok dan
mengerjapkan mata sipitnya kembali memandangi kekasihnya.
Sherin tampak memandang kosong keluar jendela.
Ia melamun.
Membuat Saga merasa bersalah.
Beberapa menit kemudian Sherin mendongak.
Ponselnya berbunyi.
Ia segera melirik layar touch itu dan tersenyum kecil
seraya berdiri dari duduknya.
Seolah sedang mencari seseorang.
“Siapa?” Gumam
Saga menaikkan alisnya.
Mata sipitnya memicing memperhatikan sosok berwajah
kekanakan yang menghampiri istrinya.
Sherin tertawa.
Ia memeluk lelaki tinggi itu dan mengacak rambut
hitamnya.
GRT.
Apakah Sherin berselingkuh?
Saga menggeram diam.
Ia tetap menatap tajam Sherin dan lelaki asing yang
berada di dalam café itu.
Eoh?
Lelaki tampan itu tertegun.
Saat mendapati seorang gadis manis yang berjalan ke
arah Sherin dan lelaki asing itu.
Sherin memeluk erat gadis berambut pendek itu.
Ia menepuk lembut kepalanya.
Kemudian Saga menaikkan alisnya.
Menatap gadis berambut pendek dan lelaki berwajah
kekanakan itu saling berciuman singkat.
Kemudian lelaki tinggi itu beranjak pergi meninggalkan
mereka.
Saga bisa melihat dengan jelas, gadis berambut pendek
itu memperlihatkan tangannya di hadapan Sherin.
Memamerkan cincin pertunangannya huh?
Sherin dan gadis berambut pendek itu segera duduk.
Namun tidak lama kemudian terlihat Yunji datang
menghampiri mereka.
Ah, Saga mengenal sepupu kekasihnya itu.
TUK
TUK
TUK
TUK
TUK
Saga mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil metalic
itu.
Ia sedikit bosan.
Sejak tadi ketiga namja itu hanya bercerita dan
tertawa sesekali.
Sepertinya tidak ada hal penting.
Saga baru saja berniat ingin pergi, tapi mendadak ia
memicing menatap jendela café itu.
Memperhatikan Sherin yang menundukkan wajahnya.
Sementara kedua gadis yang duduk di depan Sherin
berbicara tanpa henti.
Saga memang berada dalam jarak yang cukup jauh dari Sherin
saat ini.
Tapi ia tahu, gerak gerik itu adalah gerakan ingin
menangis.
Gadis cantik itu sedang berusaha keras menahan
tangisnya.
Sepertinya Saga tahu kenapa Sherin memanggil kedua
temannya ke café ini.
-------
Lelaki tampan itu menghela nafasnya.
Ini sudah jam 7 malam.
Dan Sherin belum pulang.
Gadis cantik itu malah berhenti di dekat taman kota
dan membeli satu bungkus gulali di sana.
Aigoo.
Sherin hanya berjalan-jalan tidak jelas.
Mencoba menikmati suasana taman Namsan yang ramai.
Saga merasa tubuhnya gerah.
Lagi pula, ia merasa kekasihnya tidak akan melakukan
hal yang macam-macam.
Lelaki tampan itu memutuskan untuk menghidupkan mesin
mobilnya dan mengemudi pulang ke rumah.
Saga segera mandi dan duduk di atas sofa.
Menunggu suara deru mesin mobil Lambhorgini abu-abu
itu terdengar memasuki halaman rumah.
Cukup lama Saga hanya duduk diam di depan TV.
Sampai satu jam kemudian ia mendengar suara pintu
garasi yang terbuka otomatis dan suara pintu depan yang terbuka.
Lelaki tampan itu segera beranjak dari duduknya.
Ia berdiri di dekat tangga dan menyilangkan tangannya
di dada.
Menatap tajam istrinya yang melangkah masuk mendekati
tangga.
“Kenapa baru
pulang? Kau kemana saja?” Tanya Saga datar.
Sherin tidak menyahut.
Ia hanya menundukkan wajahnya dan terus melangkah.
“Sherin Cho,
kau dengar aku?” Ujar Saga geram.
Gadis cantik itu mengacuhkan Saga.
Ia hendak melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
Namun mendadak Saga menarik lengannya dan menahan
tubuhnya dengan kencang.
Membuatnya mengerang kesakitan.
“AKU BERTANYA
PADAMU! KENAPA KAU TIDAK MENJAWAB?!” Bentak Saga marah.
Sherin meringis.
Ia merasakan jantungnya berdebar.
Antara takut dan kesal.
“Untuk apa aku
menjawab? Kalau kau bisa memiliki rahasia dariku kenapa aku tidak bisa?” Bisik Sherin
tajam.
Saga menahan nafasnya.
Wajah tampannya tampak memerah.
Sampai urat di kepalanya berdenyut.
“Surat itu
memang kudapatkan tiga hari yang lalu, aku tidak menceritakannya kepadamu
karena aku sudah menolak tugas itu dan mengalihkannya ke Eunho!”
“Tapi tetap
saja kau menyembunyikannya dariku!”
“Itu hanya hal
yang tidak penting, Rin ah, aku tidak perlu----”
“Tidak
penting? Kau bilang tidak penting?”
Saga tercekat.
Mata bening itu tampak berkaca-kaca dan memerah.
“TENTU SAJA
ITU TIDAK PENTING BAGIMU! ITU HANYA SECUIL HAL REMEH YANG TIDAK PERLU MEMBUAT
KITA BERTENGKAR SEPERTI INI! TAPI BAGIKU SETITIK KECIL HAL APA PUN ITU SANGAT
PENTING!! KARENA HAL KECIL SEPERTI ITU MEMBUATKU YAKIN, KALAU KAU MENCINTAIKU,
KALAU KAU TIDAK BERBOHONG DARIKU!!” Teriak Sherin lantang.
Gadis cantik itu mengatur nafasnya yang menderu.
Ia menolehkan wajahnya ke samping.
Membiarkan tetes bening itu berhasil jatuh mengaliri
pipinya.
“Sherin Cho”
Panggil Saga pelan.
Sherin tidak bergeming.
Ia masih memalingkan wajahnya.
“Lihat aku!”
Ujar Saga seraya menarik dagu Sherin.
Gadis cantik itu mendengus.
Raut wajahnya menggambarkan kalau ia benar-benar emosi
saat ini.
Saga menghela nafasnya.
Ia mengusap lembut air mata yang mengalir itu dan
menempelkan dahi mereka.
Saga menatap dalam mata bening yang menantangnya itu.
“Aku, Saga Cho,
bersedia menerima Sherin Kim sebagai istriku..” Bisiknya pelan.
DEG.
Sherin tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.
“Mencintainya
seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam
keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Saga
masih berbisik.
“Hiks..”
“Dan kau, Sherin
Kim, bersediakah kau menjadi istri dari Saga Cho? Mencintainya seumur
hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”
“Aku
bersedia..”
Hmp.
Lelaki tampan itu tersenyum kecil.
Ia menangkup wajah cantik itu dan mengecup lembut
bibir ranumnya.
Kemudian ia segera memeluk erat tubuh rapuh itu.
Membiarkan Sherin terisak di dada bidangnya.
“Jangan pernah
berpikir kalau aku tidak mencintaimu, Sherin Cho..Aku bahkan sudah bersumpah di
hadapan Tuhan saat aku menikahimu..Cintaku padamu begitu besar, sampai kau
tidak akan bisa menerkanya..Mengerti?” Ujar Saga lembut.
Sherin mengangguk.
Ia tersengguk keras dan mencengkram erat piyama lelaki
tampan itu.
“Aku minta
maaf, mulai sekarang aku berjanji, tidak akan ada rahasia sekecil apa pun di
antara kita”
“Tidak..Seharusnya
aku yang minta maaf..”
“Aku
mencintaimu, Rin ah”
“Aku juga
mencintaimu Saga”
Lelaki tampan itu mengusap lembut kepala istrinya.
Ia mengecupnya manis dan berbisik pelan.
“Kau mau
menghabiskan musim gugur kita kali ini di Paris, sayang?”
Eoh?
Sherin mengangkat wajahnya.
“Paris?”
“Sudah cukup
lama kita tidak jalan-jalan berdua hmm? Bagaimana?”
“Ide
bagus..Hmm..Aku juga berencana menggelar fashion
show di sana nantinya”
“Oh ya? Boleh
aku tahu apa temanya nanti?”
Sherin mengangguk.
Ia mengecup lembut jemari Saga yang sedang mengusap
wajah cantiknya.
Kemudian ia tersenyum manis.
“Autumn In Paris” Bisiknya lirih.
END.
By: Shella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar