Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Sabtu, 06 Oktober 2012

//CERPEN: LOVE LETTER//


Tittle: LOVE LETTER
Genre: Straight
Author: Shella Rizal
Rating: family-romance


-------


  “Aku pulang”

Sherin tersenyum.
Ia beranjak dari duduknya dan membantu Saga melepas jasnya.

Lelaki tampan itu menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di sofa.
Sherin berjalan menuju dapur dan mengambilkan teh hangat untuk Saga.


TREK~


  “Ah, terima kasih”

Sherin tersenyum sekali lagi.
Ia duduk di atas hambal dan menggulung celana Saga.
Kemudian ia memijat kaki lelaki tampan itu dengan lembut.

Saga mendongakkan wajahnya seraya menutup matanya dengan lengan.

  “Kau sudah makan?”

Lelaki tampan itu menggeleng.

  “Pekerjaan di kantor semakin banyak, aku tidak sempat makan siang”

  Hmm, aku masak dulu ya?

  Kau juga belum makan?

  “Belum, desain yg harus kuselesaikan di butiq juga banyak

  “Baiklah

Sherin hanya diam.
Ia berkonsentrasi memijat telapak kaki Saga.

Ahh..

Benar-benar seorang istri yg baik.

EOH?

Istri?

Ahh, tentu saja.
Mereka dijodohkan bulan lalu.

Sherin adalah seorang desainer yg lumayan terkenal di Seoul.
Sementara Saga adalah pemimpin di perusahaan milik keluarganya.

  Sudah merasa lebih baik?

  “Yah, terima kasih

Sherin menggumam.
Kemudian ia beranjak menuju dapur.


SRET~


Saga membuka matanya.
Ia menatap langit-langit ruangan dan menyentuh dada kirinya.

  “Kenapa kau tidak pernah bisa diam?” Lirih Saga mengusap dadanya.


-------


Saga merasa sangat lelah hari ini.
Semalam ia lembur dan harus bangun pagi untuk menyelesaikan proyek yg sedang ditanganinya saat ini.
Untung saja Sherin sangat memperhatikannya.
Gadis cantik itu selalu mengerti apapun yg Saga inginkan tanpa berkata terlebih dahulu.

Ah.

Saga tersentak mengingat belakangan ini gadis cantik itu juga sering lembur untuk menyelesaikan desainnya.
Well, Saga memang tidak masalah.
Ia sudah terbiasa sejak dulu.
Tapi?

Sherin adalah seorang gadis yg rapuh.
Saga cukup tahu itu.
Dua hari yg lalu Sherin sempat terkena demam ringan hanya karena diguyur hujan lima menit dari stasiun.

  Mmmm

Saga bergumam pelan seraya memandang kotak surat yg terdapat di depan rumahnya.
Ah, benda itu terbuka.
Ada surat lagi.

Well, LAGI?

Saga berdecak bingung.
Belakangan ini rumah mereka selalu kedatangan surat.
Bukan surat biasa.
Tapi ini surat cinta.

Bingung?

Saga sendiri juga tidak mengerti.
Surat dengan amplop berwarna merah muda itu selalu tiba setiap hari sabtu.
Tanpa nama pengirim dan tanpa nama tujuan.


SRET~


Saga mengambil surat itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.


CKLEK~


  Aku pulang Ujar Saga datar.

Seperti biasa, Sherin menyambutnya dengan senyuman dan beranjak membantunya melepas jas.

  Ada surat lagi Ujar Saga.

  Hum? Surat hari sabtu kah? Sahut Sherin.

  “Ya, aku tidak mengerti, siapa pengirimnya, dia bahkan tidak mengatakan untuk siapa surat ini

  Mungkin hanya orang iseng

  “Mungkin saja”

  “Ayo, sup misonya baru kuhangatkan

  “Tunggu”

  Eung?


DEG.


Sherin membulatkan mata besarnya.
Ia mengepalkan jemarinya menahan debar.
Darahnya berdesir hangat.

Oh well.

Mereka memang sudah menikah dan menjalani hidup normal sebagai suami istri.
Tapi belum pernah sekali pun kata cinta terucap dari bibir masing-masing.
Saga dan Sherin baru saja mengenal sebulan yg lalu.
Mungkin butuh waktu lama untuk saling jujur.

Perlahan Sherin memejamkan matanya dan mengalungkan lengannya di leher Saga.
Mereka berciuman singkat.

Ini bagus untuk merapatkan hubungan mereka yg terlalu kaku hm?

Saga tersenyum lembut seraya mengelus rambut panjang Sherin.
Gadis cantik itu balas tersenyum dengan wajahnya yg merona merah.
Ia mengacak rambut Saga dan segera berlari ke dapur.
Meninggalkan Saga yg terkekeh memandangnya.


-------


Saga duduk di atas ranjang mereka.
Ia menghadap pintu balkon yg terbuat dari kaca bening.
Jemarinya memegang amplop merah muda itu.

Ini surat yg ketiga dalam minggu ini. Gumam Saga dalam hatinya.


SREK~


Ia membuka surat itu dan mulai membaca.


 Surat untuk minggu ini :)

Tidakkah kau merasa lelah akhir-akhir ini? Aku selalu memperhatikan dirimu yg bekerja terlalu keras minggu ini, sayang.
Pikirkanlah kesehatanmu, aku juga tahu kalau pekerjaanmu sedang dalam masa pentingnya minggu ini.
Tapi aku tidak ingin kalau kau sampai jatuh sakit.

Aku khawatir..

Aku ikut merasa sakit kalau kau juga sakit.

Bukankah besok hari minggu? Waktu yg sangat bagus untuk menenangkan dirimu dari pekerjaan bukan?

Ah, sepertinya malam ini akan sangat dingin.
Tidak baik untuk lembur lagi.

Minumlah cokelat hangat dan segera tidur setelahnya. Kau masih bisa menyibukkan diri di hari senin nanti.

MENGERTI?

Aku mencintaimu..


EOH?

Saga merasa aneh.
Belakangan ini Sherin memang selalu bekerja sampai larut malam.
Bahkan gadis cantik itu juga terlihat sering lembur untuk menyelesaikan desainnya.

WAIT.

  “Apakah ini surat untuk Sherin?” Gumam Saga lirih.

Ia segera beranjak dari duduknya dan mengambil tumpukan surat yg didapatkannya minggu-minggu yg lalu.
Well, Sherin memang sudah menyuruhnya untuk membuang surat itu.
Tapi Saga menyimpannya secara diam-diam.

Lelaki tampan itu mulai berpikir sekali lagi.
Apakah Sherin tahu siapa pengirim surat ini? Maka dari itu ia menyuruhku untuk membuangnya?


GREEKK~


Saga membuka pintu beranda dan duduk di sofa.
Sherin sedang menyelesaikan desainnya di ruang bawah.
Ia bisa membaca ulang surat ini sekali lagi.
Mungkin saja ada petunjuk.


SSRAK~


Surat untuk minggu ini :)

Teruslah begitu, jangan berubah.
Tetap tersenyum seperti ini..Aku sangat menyukai senyumanmu yg indah..

Kau tahu?
Mungkin ini terdengar konyol dan bodoh.
Tapi aku sangat mencintai dirimu sampai segala hal yg ada pada dirimu terlihat sempurna di mataku, sayang.

Aku tidak bisa melepas pandanganku darimu sore tadi.
Kau pergi bersama seseorang yg aku tahu siapa ke cafe es krim di Namsan.

Orang itu tidak terlalu penting bagiku.
Karena aku hanya melihatmu.

Kau yg begitu indah, yg begitu mempesona dalam pandanganku.
Kenapa kau tidak memakan habis es krimmu?

Rasa manis itu terkadang baik untuk menghilangkan penat dalam hidupmu, sayang..

Ah, dan sekali lagi kau tersenyum.

Terima kasih untuk senyuman2 yg kau lakukan hari ini nee?
Kau membuatku merasa sangat bahagia hari ini.

Aku mencintaimu..'

Saga mengernyitkan dahinya.
Mengingat apa yg di lakukannya saat itu.

Ah, tentu saja.

Ia dan Sherin pergi makan es krim bersama di cafe Namsan.
Sherin mengajaknya karena ada es krim rasa baru.

Oh well!

Gadis cantik itu tidak menghabiskan es krimnya!
Walaupun ia juga sama.
Rasanya terlalu manis, berbeda dengan es krim yg biasanya.

Hei, itu wajar, Saga memang kurang suka dengan makanan manis.

Tapi..

Sherin selalu tersenyum waktu itu.
Ia tidak pernah merubah raut wajahnya yg benar-benar berseri saat itu.

Sampai ia ikut tersenyum karena senyuman manis Sherin.

  Masih belum jelas Pikir Saga bingung.

Ia segera meraih surat kedua dan mulai membacanya.


SSRAK~


 ‘Surat untuk minggu ini :)

Hari ini hujan.
Cuacanya dingin sekali bukan?

Kenapa kau tidak memakai pakaian yg sedikit lebih tebal?
Aku takut kau sakit, sayang..

Sweater itu terlihat kurang menghangatkan dirimu di mataku.
Atau itu hanya perasaanku saja? Karena aku ingin sekali memeluk dirimu saat ini dan membagi kehangatan bersama denganmu?

Ah.
Memikirkannya saja wajahku sudah memerah.

Kuharap secangkir cokelat panas yg mengepul hangat itu bisa membantumu merasa lebih baik ne?

Hmm..

Tapi ini aneh ania? Hujan turun dengan deras di siang hari dan berhenti di sore hari.
Bahkan malam ini langit penuh bintang dan bulan yg sangat bersinar terang.
Itu bulan sabit.

Aku lebih menyukai bulan purnama, apa kau juga sama denganku?
Sinarnya yg indah bagaikan dirimu yg sempurna.

Tapi bulan sabit malam ini tidak terlalu jelek, hehehe.

Lengkungnya menyerupai senyummu, sayang.
Andai saat ini aku bisa berdiri di sebelahmu, memeluk dirimu, menyurukkan wajahku di dada bidangmu..
Menghirup wangi dirimu yg selalu berhasil membuatku tergila-gila..

Dan berbisik lembut kalau aku sangat mencintaimu..

Mungkinkah waktu itu akan tiba?
Kuharap Tuhan mendengarkan doaku.

Tidurlah lebih cepat malam ini, dan jangan lupa pakai selimutmu, mengerti?
                               
Aku mencintaimu..


  Ini..

Hari itu, Saga ingat.
Hujan deras mengguyur kota Seoul.
Dan waktu itu ia dan Sherin terperangkap di dalam rumah bersama.

Mereka berdua sama-sama memakai sweater rajut dan meminum secangkir cokelat hangat.
Tapi Sherin memakai kaus dua lapis.
Ia tidak tahan dingin.

Saga tidak tahu apa yg terjadi malam itu.
Yang jelas waktu itu Sherin sudah masuk ke dalam kamar untuk mengganti piyama.
Sedangkan ia masih berdiri di luar memandang langit yg sangat indah waktu itu.

Bulan sabit..

  “Apa Sherin menyukai bulan purnama?” Gumam Saga lirih.

Lelaki tampan itu melirik surat-surat yg berserakan, semuanya ada tiga surat.

  “Bear? Kau tidak tidur? Ini sudah malam”


DEG!


Lelaki tampan itu tersentak kaget.
Ia segera menyusun surat-surat itu dan menyimpannya di dalam saku piyamanya.

  “Ya, aku baru saja mau masuk” Sahut Saga tersenyum.

Sherin balas tersenyum dan mengunci pintu beranda.
Saga beranjak ke ranjang dan mematikan lampu tidur mereka.

  “Hei

  “Ya?

  “Apa..Kau suka bulan purnama?”

Sherin mengernyitkan dahinya.
Beberapa detik kemudian ia tersenyum dan mengangguk.

Saga terdiam.

Sejenak senyuman Sherin yg terlihat dari balik keremangan kamar terlihat sangat indah.
Seperti senyum seorang malaikat.

Ahh, pengirim surat itu benar.
Senyum Sherin memang sangat mempesona.


-------


  “Kau suka bulan sabit?”

Sherin mengangkat wajahnya.
Ia tampak berpikir sejenak dan kemudian menjentikkan jemarinya.

  “Suka

  “Kenapa?”

  “Ah, tidak apa

  “Mmm”

Sherin membalikkan tubuhnya dan kembali fokus dengan pekerjaannya.
Mengacuhkan Saga yg berjalan menuju ruang tengah dan membaca surat yg datang minggu ini.


SSRAK~


  Surat untuk minggu ini :)

Kau terlihat lebih berseri akhir-akhir ini, sayang.
Dan itu membuatku ikut merasakan senang.

Apa pekerjaanmu terasa lebih mudah hm?

Hehehe, sepertinya kau sudah mulai membiasakan diri untuk beristirahat setiap akhir pekan nee?

Itu bagus, aku juga sama sepertimu.

Aku tidak tahu apa yg harus kutulis minggu ini.
Terlalu banyak yg ingin kuungkapkan padamu, sayang.

Tapi sesuatu menahanku, aku tidak tahu apa.

Mungkin karena aku takut kau mengetahui siapa aku yg selalu mengirimkan surat untukmu setiap hari sabtu?

Aku tidak tahu..

Ah..

Jas hitam yg kau kenakan hari ini membuatmu tampak lebih berkharisma, sayang.
Aku senang sekali memiliki dirimu yg begitu mempesona.
Terkadang aku merasakan takut yg berlebihan kalau kau akan pergi dengan penggemarmu yg menumpuk diluar sana.

Tapi itu tidak mungkin ne?
Kau hanya milikku dan aku hanya milikmu.

Aku mencintaimu
..


  “Hhhhh” Lelaki tampan itu mendesah pelan.

Mendesah?

Tentu saja.

Lelaki tampan ini mencintai istrinya sendiri.
Ia tahu kalau Sherin punya banyak penggemar diluar sana.
Bahkan sering kali ia membawa pulang hadiah dari mereka.

Saga cemburu.

Ia kesal.
Ia tidak bisa berbuat apapun untuk mencegah agar Sherin berhenti bersikap baik pada mereka.

Saga dan Sherin baru saja menikah.
Tidak mungkin ia langsung jujur kalau ia mencintai gadis cantik itu dan menyanderanya dengan cintanya.

Ia tidak ingin Sherin menjauhinya.

  “Rin, kau sudah masak? Aku lapar” Ujar Saga beranjak dari duduknya.

Hening.

Tidak ada suara.

Apa Sherin masih bekerja?


TAP TAP TAP.


Lelaki tampan itu mengernyitkan dahinya memandang Sherin yg tertidur di atas mejanya.
AISH.
Gadis cantik ini benar-benar kelelahan.

Saga tersenyum kecil.
Ia hendak menggendong Sherin memindahkannya ke dalam kamar.
Namun saat ia mendekat, mata musangnya menangkap sesuatu yg tidak asing.

Secarik kertas surat berwarna merah muda.

Mata musang itu melebar.
Ia menggeser lengan Sherin dan meraih surat itu.


DEG DEG DEG.


SSRAK~


 ‘Surat untuk minggu ini :)

Aku kehabisan topik.

Apa yg harus kutulis? Bisakah kau membantuku?

AISH..

Seandainya aku bisa lebih jujur terhadapmu, aku pasti akan mengatakan semuanya padamu..

Kalau aku sangat mencintaimu, sayang.

Aku selalu memperhatikanmu..
Aku selalu melihatmu..
Aku selalu memandangmu..
Aku selalu memujamu..
Aku selalu mengharapkanmu..

Kita memang begitu dekat.
Tapi seakan ada dinding di antara kita.

Apa yg salah?

Apakah karena aku tidak bisa jujur padamu?

Aku tidak tahu..

Bahkan aku merasa konyol karena selalu mengirim surat padamu..

Aku ingin


EOH??


DEG DEG DEG.


Jantung Saga berdebar lebih cepat dari biasanya.
Ia merasakan perutnya kejang seperti banyak kupu-kupu di dalamnya.

Surat ini..


SRET~


Saga memandang Sherin yg terlelap pulas.
Gadis ini, begitu cantik.

Wajahnya sempurna seperti malaikat.


DEG DEG DEG.


  “Apakah selama ini kau yg menulis surat itu, Sherin?” Bisik Saga berharap.

Jemarinya bergetar.
Mengingat surat-surat yg sebelumnya.

Surat ketiga, waktu itu ia juga sama seperti Sherin.
Ia terlalu sibuk memikirkan Sherin sampai tidak menyadari kalau dirinya bahkan lebih sering lembur dibandingkan Sherin.
Pekerjaannya menumpuk dan ia selalu pulang telat karena pekerjaan minggu itu.

Surat pertama, waktu itu ia dan Sherin pergi bersama ke toko es krim.
Ia juga tidak menghabiskan es krimnya.
Saga sadar, ia yg memulai tersenyum saat memandang Sherin.
Dan kemudian gadis cantik itu membalas senyumnya.

Surat kedua, waktu itu hujan turun dengan deras.
Ia dan Sherin memakai sweater yg sama. Tapi sweaternya terbuat dari benang wol yg tipis.
Ia merasa kedinginan saat itu. Hanya saja, karena tidak ingin membuat Sherin khawatir, ia menahan rasa dingin itu.
Untung saja Sherin membuatkannya cokelat hangat.
Kemudian Sherin masuk ke kamar, sementara ia berada di luar memandang langit.

Lalu surat yg ia dapatkan dua hari yg lalu, Sherin menyuruhnya memakai jas berwarna hitam waktu itu.
Dan lagi..
Ia juga memiliki penggemar yg banyak di kantornya.
Hanya saja, Saga cenderung mengacuhkan mereka.

  “Nngghh”


DEG.


Lelaki tampan itu menatap Sherin yg terbangun.
Gadis cantik itu mengucek mata bulatnya dan menegakkan tubuhnya.

  “Ung? Saga? Apa yg kau lakukan disini?” Gumam Sherin masih setengah sadar.

  “Kau sudah bangun?” Tanya Saga menarik senyumnya.

Sherin tersentak kaget.
Ia menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk pipinya.

AISH!

Apakah ia mengucapkan sesuatu barusan??

  “Ah, Saga, kau sudah makan ania? Aku---”

  “Dengar”

  “Ya?”

  “Aku..Aku merasa berdosa..”

  “Ehh? Kenapa?”

  “Seharusnya, aku membaca surat itu minggu depan bukan? Tapi aku sudah membaca setengahnya hari ini..”


DEG.


Sherin membulatkan matanya.

  “Haruskah aku minta maaf pada pengirimnya?”

Sherin memandang mejanya.
TIDAK ADA!

Surat itu...

  “Saga..” Lirih Sherin menatap surat yg diacungkan Saga.

Lelaki tampan itu tersenyum.
Sherin merasakan matanya panas.
Ia menundukkan wajahnya dan menutup wajahnya dengan tangan.

Saga segera menarik tubuh Sherin ke dalam pelukannya dan memeluk punggung gadis cantik itu.

  “Terima kasih” Bisik Saga lembut.

Saga mengusap rambut panjang Sherin perlahan.

  “Aku menyukai suratmu, sayang” Ujar Saga masih dengan senyumnya.

Sherin tidak merespon.
Ia terus menangis.

  “Aku tidak tahu kalau selama ini kau sangat memperhatikan diriku..Aku..Aku benar-benar bodoh..Bahkan aku mengira kalau seseorang mengirim surat ini untukmu..”


PUK!


Sherin memukul dada bidang Saga sekali.
Ia mempoutkan bibirnya kesal.

  “Kenapa kau tidak membuang surat-surat itu eoh?!” Bentak Sherin dengan suara yg bergetar.

  “Hmp..Kenapa?”

  “Aku malu! Surat itu benar-benar jelek! Aku---”

  “Lalu kenapa kau terus mengirimnya?”

  “Karena aku tidak tahu harus bagaimana..Aku..Kau tahu, pernikahan kita baru saja berlangsung..Aku takut kau menjauhiku karena aku mencintaimu..”

Saga menaikkan alisnya.
EOH?

Lelaki tampan itu terkekeh geli.
Ia benar-benar merasa konyol dan bodoh.

Saga semakin mempererat pelukan mereka.
Ia mengecup puncak kepala Sherin sekilas.

  “Kau tahu harus bagaimana, sayang..Kau bisa mengatakannya langsung padaku mulai sekarang ne? Jangan seperti aku yg terlalu bodoh untuk tidak jujur padamu..”

  “Jujur tentang apa?”

  “Jujur tentang kalau aku juga sama sepertimu..Aku mencintaimu, dan aku takut untuk memberitahukannya padamu..”

Sherin terdiam.
Ia tertawa kecil dan menahan lengannya di punggung Saga.

  “Kenapa suratnya belum selesai?”

  “Aku bingung..Awalnya aku ingin memejamkan mata sebentar untuk mencari ide, tapi kemudian aku malah tertidur..”

  “Kau bekerja terlalu keras, sayang..”

  “Hmm”

  “Lalu? Apa yg akan kau tulis setelahnya?”

  “Tidak ada, aku tidak akan melanjutkannya”

  “EOH? Waeyo?”

  “Aku memutuskan untuk mengatakannya terus terang padamu mulai sekarang, lagi pula..Aku merasa konyol menulis surat itu..”

  “Tidak, itu tidak benar, Sherin

  “Hmmm”

  “Lalu, apa lanjutan dari kalimat yg terputus itu? Aku sangat penasaran”

Sherin mengangkat wajahnya.
Ia memandang Saga sejenak dan mengalihkan pandangannya.
Wajah cantik itu merona merah.

  “Aku..Aku ingin kau melihatku..Memperhatikanku..Dan membalas cintaku..” Bisiknya lirih.

  “Kau sudah mendapatkannya, sayang”

  “Terima kasih..”
 
  “Hmm”

  “Kau tahu Saga? Tadinya aku berniat ingin mengatakan semuanya padamu di surat yg terputus itu..”

  “Kenapa?”

  “Karena ini hari Valentine, sayang..Hari kasih sayang..Bukankah tidak baik menyimpan rahasia dari seseorang yg kau cintai bukan?”

  “Hm, kau benar”

  “Ayo

  “Kemana?”

  “Tadi pagi aku membuat kue cokelat”

  “Pakai madu kan? Aku tidak suka manis gula”

  “Hahahahaha~”

  “Eoh? Kenapa tertawa?”

  “Hmp~ Kau benar-benar seperti beruang”

Saga menaikkan alisnya.
Jadi karena itu gadis cantik ini memanggilnya bear?
Sherin menghentikan tawanya.
Ia menjulurkan tangannya mengelus pipi Saga.
Gadis cantik itu berbisik lembut.

  “Dan karena pelukanmu terasa sangat hangat, seperti memeluk boneka beruang yg sangat besar”


END.

By: Shella

Tidak ada komentar:

Posting Komentar