Tittle:
AFTER THE RAIN.
Genre:
Straight
Author:
Shella
Rating:
family-romance-hurt-guling guling~
-------
“Karena aku ini, si cowok hujan”
.
.
.
Hujan ini
turun..
Mungkin gara2
aku..
ZZRRRSSHHH..
Seoul,
memasuki musim hujan.
Ah,
tidak.
Cuaca
saat ini tidak menentu.
Hmp.
Mungkin
saja karena kehadiran sang lelaki tampan ini ani?
Pelajar
Jounant High School tingkat 3, sosok tampan yg
pernah menjadi anggota klub atletik di sana.
Well,
dia dikenal dengan sebutan ‘si cowok hujan’.
Saga
berdiri tepat di teras mungil sebuah cafe elegan yg ada di dekat taman.
Berteduh
seraya mengutuki hujan yg kembali mengguyur negeri ginseng itu hari ini.
Lelaki
tampan itu menoleh ke samping dan mengintip ke balik jendela cafe La Pomme itu.
Memandangi
sosok cantik yg tidak pernah bisa berhenti membuat jantungnya berdegup kencang.
Ah,
Sherin Kim.
KLING KLING~
Suara
bel pintu cafe terdengar nyaring.
Saga
tersenyum kecil kepada sang pemilik cafe yg cantik itu dan segera duduk di
kursi favoritnya.
Mata
sipitnya yg tajam diam-diam melirik sosok cantik yg sedang menuangkan coffee latte favoritnya di sana.
Sherin Kim..
Aku tidak
sanggup mengutarakan perasaanku..
“Mau tambah Pancake, Saga Cho?”
DEG.
Saga
tersentak kaget.
Jemarinya
yg tersimpan di bawah meja saling mencengkram erat.
Menahan
rasa gugup yg menggebu-gebu.
“Ah, tidak”
Sahutnya tersenyum manis.
Hmp.
Gadis
cantik itu terkekeh kecil.
Ia
mengangguk dan tersenyum manis.
“Santai saja mengopi di sini nee?”
Saga
balas tersenyum lagi.
Ia
mengangguk.
“Te—terima kasih”
Bisiknya gugup.
Gadis
cantik itu tidak merespon.
Ia
terlihat menerawang sejenak seraya memperhatikan hujan yg turun semakin deras
di balik jendela kaca itu.
Sedetik
kemudian, sudut bibir ranum itu menarik senyum kecil yg manis.
“Sudah lama kita tidak bertemu hmm?
Sejak aku lulus kan?” Kekeh Sherin pelan.
“I..Iya” Sahut Saga dengan nada yg sama.
Hening
sejenak.
Sherin
kembali menoleh menatap hujan dari jendela kaca yg besar itu.
Saga
semakin mengepalkan jemarinya.
OH well,
sekarang atau tidak, Saga Cho!
“S..Sherin!”
Gadis
cantik itu terkejut kecil saat Saga mendadak menggebrak meja dan sedikit
berteriak memanggil namanya.
Namun
ia segera tersenyum dan menyahut.
“Ya?”
DEG DEG DEG.
Jantung
Saga semakin menggila.
Lelaki
tampan itu menelan salivanya.
Wajahnya
terasa panas dan tampak memerah.
“Sherin,
aku---”
DUARR!!
DEG!
Suara
petir terdengar sangat keras.
Membuat
suara Saga tenggelam di balik teriakan kaget milik sosok cantik itu.
“Aigoo~!
Hujannya deras sekali!” Ujar Sherin seraya mengelus dadanya pelan.
Saga
kembali menelan salivanya.
Mungkin memang
belum saatnya..
“Aku mau pulang” Ucap Saga beranjak dari
duduknya.
Sherin
tersentak kaget.
Ia
mengernyitkan dahi menatap Saga.
“Saga,
lebih baik menunggu hujannya reda dulu” Saran Sherin lembut.
Saga
menggeleng.
Kali
ini dengan senyum kecutnya.
“Tidak apa,
aku bawa payung” Ujarnya.
“Ah~
Sedia payung sebelum hujan ternyata!” Kekeh Sherin geli.
Oh
well.
Saga
terkekeh miris.
Tawa
kecil yg menyimpan kepedihan.
“Kemana pun aku pergi, aku selalu
membawa payung”
Sherin
terdiam.
“Karena aku ini, si cowok hujan”
-------
“Haahhh”
Saga
menghela nafas panjang.
Ia
baru saja keluar dari cafe La Pomme itu.
Padahal aku
sudah mengumpulkan keberanian untuk datang ke sini..
Dan berdoa
supaya tidak turun hujan..
Aish.
DRAP DRAP DRAP!
TAP!
“Aish, menyebalkan!”
Saga
menaikkan alisnya.
Menoleh
menatap seorang anak SD yg baru saja berteduh di sampingnya.
Gadis
manis berkulit putih susu itu basah kuyup.
Bibir
tipisnya yg imut terus saja menggerutu kesal.
“Ramalan cuacanya ngawur!” Kesal gadis
manis itu.
Saga
masih diam.
Ia
mulai tertarik untuk memperhatikan anak kecil itu lebih lama lagi.
Gadis
manis itu sibuk mengelap seragamnya yg basah dengan saputangannya.
“Katanya hari ini bakal cerah! Tahunya
malah turun hujan deras! Ckk!”
Hmp.
Saga
tersenyum kecil diam-diam.
“Basah kuyup, deh!” Kesal anak perempuan itu seraya menepuki rambut ikal almond-nya
yg basah.
Eoh?
Gadis
manis itu mengernyitkan dahinya.
Membulatkan
matanya menatap sosok tampan yg sedang memperhatikan dirinya sejak tadi.
“Eh??” Gumam gadis manis itu seakan
tidak percaya.
Saga
mengernyitkan dahinya bingung mendapati reaksi aneh gadis
menggemaskan itu.
“Kenapa?”
Tanya Saga ramah.
Gadis
manis itu mendadak mengernyitkan dahinya.
Ia
menyahut ketus seraya memalingkan wajah.
“Tidak!”
Saga
semakin bingung.
Siapa gadis
manis ini?
Ah,
Saga memutuskan untuk tidak ambil pusing.
Ia
segera membentangkan payungnya dan hendak beranjak dari La Pomme.
“Tunggu sebentar!”
“Eh??”
Saga
tertegun dan menoleh ke belakang.
Gadis
manis itu menaikkan alisnya.
“Kau melihat seorang anak SD basah kuyup
kehujanan, lalu kau diam saja dan tidak berbuat apa-apa??”
Tanyanya ketus.
“Eoh?” Gumam Saga kebingungan.
“Kau bawa payung! Harusnya kau
mengantarkan aku sampai rumah!”
Saga
semakin mengernyitkan dahinya.
Apa2an anak
ini??
“Aku sih tidak keberatan, tapi bukankah
kau sudah diajari di sekolah agar tidak berjalan dengan orang yg tidak
dikenal?” Ucap Saga akhirnya.
Anak
perempuan berkulit putih susu
itu berdecih.
Ia
balas menatap Saga.
“Aku ini bukan anak kecil! Aku bisa
menilai orang, tahu!” Teriaknya kesal.
Saga
terdiam.
“Kau ini orang baik!” Teriak gadis manis
itu lagi.
Eoh?
Mata
tajam Saga menyipit.
Memperhatikan
raut lucu anak itu dengan seksama.
Gadis
manis itu menunjuk wajah tampan Saga dengan jari telunjuknya.
Ia
kembali berteriak tegas.
“Aku bisa merasakan kalau kau ini
hatinya lembut, tidak pernah bisa menolak permintaan orang lain, dan kakimu bau
kan?! Iya kan?!” Tuntutnya lantang.
“EOH??”
Kaki bau??
Ck, anak
brengsek!
“Pokoknya antarkan aku sampai rumah!
Ne?!”
Ck! Aku paling
benci anak kecil yg cerewet!
Aish, benar-benar!
“Tidak!”
Tolak Saga lantang.
Hening.
Hanya
terdengar suara rintik hujan yg semakin deras.
Saga
mendengus pendek.
Mata
sipitnya melirik anak perempuan itu dengan tajam.
Gadis
berkulit putih susu itu ikut mendengus.
Ia
mentautkan alisnya kesal dan menoleh menatap hujan.
“Oh, begitu?”
“...”
“Baiklah,
aku akan pulang basah-basahan! Maaf tadi
aku ngomong kasar! Sudah ya!”
Saga
tertegun.
Ia
menatap gadis manis itu dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.
Anak
perempuan itu melompat dari tangga teras.
Ia
mengencangkan pegangannya pada tali ranselnya.
Kemudian
ia berjalan menerobos hujan deras.
Aish.
Saga
berdecak kesal.
Ada
sesuatu yg membuatnya merasa iba pada gadis manis itu.
Entah
kenapa ia merasa harus mengejar anak aneh itu.
Kaki
Saga melangkah menerobos hujan dan segera menyamakan langkah dengan gadis manis
itu.
Berbagi
payung dengannya.
Hmp.
Gadis
berkulit putih susu itu tersenyum manis diam-diam.
TAP TAP TAP.
“Namaku Rinrin, umur 11 tahun kelas 6 SD
Jounant! Kau siapa?” Celetuk gadis manis itu tiba-tiba.
Saga
sempat kaget.
Namun
ia segera tersenyum dan menjawab.
“Saga Cho, kelas 3 SMA Jounant”
Tunggu!
Kenapa aku harus
berkenalan segala dengan dia??
Gadis bernama Rinrin
itu tertawa kecil.
“Oh, jadi namamu Saga” Ujarnya lucu.
Saga
hanya menggumam tidak jelas.
“Eh, ngomong-ngomong
tadi kau sedang apa di cafe itu?” Tanya Rinrin mendongakkan wajahnya.
Saga
menatap malas.
Dasar anak
kecil!
Mau tahu saja
urusan orang!
“Aku lihat kau bawa payung, tapi
sebenarnya hujan di hatimu lebih deras lagi kan?”
JLEBB.
Saga
mendesah pendek.
Betul sekali.
“Pasti karena cinta nih! Benar kan??”
Kekeh Rinrin senang.
Ukh.
Saga
merasa wajahnya panas.
Tebakan
anak itu tepat seratus persen.
Rinrin
mengembangkan senyum manisnya.
“Yg namanya laki-laki
gampang sekali ditebak dari raut wajahnya!”
Saga
menggeram kesal.
“Kita harus belok kemana sekarang?!”
“Ke kiri~”
Saga
kembali mendesah pendek.
Rinrin
tidak berhenti mengoceh selama kaki mereka terus bergerak.
“Orangnya seperti apa? Cantik ani? Baik?
Tubuhnya seksi tidak?” Tanya Rinrin tanpa jeda.
Saga
mendengus.
Dasar anak2
jaman sekarang, aish.
“Dia gadis pemilik cafe La
Pomme itu” Sahut Saga santai.
EH??
Mata bulat Rinrin berkilat kaget.
Pupilnya membesar tidak percaya.
“Maksudmu, Sherin Kim?” Tanyanya ragu.
Saga terkekeh kecil.
“Kau
mengenalnya?”
“Yah, bisa
dibilang begitu..”
TAP
TAP TAP.
“Jadi, kau
pacaran dengannya?”
Saga tersenyum.
Mata sipitnya menatap sendu rintik hujan
yg ada di hadapannya.
“Tidak! Aku bertepuk sebelah tangan”
Rinrin terdiam.
“Sebetulnya hari
ini aku bermaksud mengutarakan perasaanku padanya..Tapi..”
“...”
Hmp.
Saga tersenyum kecil.
Ia menengadah menatap langit.
“Tiba-tiba saja
turun hujan, deras sekali”
“HAH??”
Rinrin mengernyitkan dahinya.
Mata beningnya bergerak bingung.
“Maksudmu?”
Tanya Rinrin tidak mengerti.
Saga hanya tersenyum simpul.
“Aku ini cowok
hujan, di setiap kesempatan penting, pasti turun hujan..Lalu..”
“Hum?”
“Aku punya
firasat 100% sial dalam urusan percintaan”
“...”
“Karena itu---”
“Hujan turun,
jadi kau merasa akan ditolak? Pikiranmu kolot sekali”
“KAU TIDAK TAHU
BETAPA MENDERITANYA AKU!”
DEG.
Rinrin merapatkan bibirnya.
Matanya kembali fokus pada genangan air
di aspal.
Saga mengusap wajahnya dengan tangan yg
bebas.
Sungguh.
Ia sama sekali tidak bermaksud membentak
anak ini.
“Saga Oppa, boleh aku
bertanya?”
Eoh?
Saga menaikkan alisnya.
“Tanya apa?”
Rinrin menelan salivanya.
“Kenapa..Kau
bisa jatuh cinta pada gadis itu?”
DEG.
Saga berdebar ringan.
Ia merasa malu.
“Well, kami
berdua adalah anggota klub atletik sebelum Sherin lulus”
“...”
“Sebenarnya kami
sama-sama atlit sprinter,
jadi kami sering berlatih bersama..”
“Hum”
“Mulanya aku
menganggap ia sebagai senior yg baik dan periang..Tapi..”
“Tapi?”
“Pada saat
penyaringan atlet inter high tahun
lalu..”
“...”
“Hari itu hujan
turun deras..”
-------
Flashback.
ZZRRRSSHHH.
“AISH! Kenapa
malah turun hujan?!” Gerutu seorang lelaki kesal.
Saat ini para atlit sekolah telah
berkumpul di barisan masing2.
Bersiap untuk berlari.
“Payah! Bisa-bisanya turun hujan di saat seperti ini!” Ujar yang lain kesal.
Para anggota lain mulai ikut menggerutu.
Membuat lelaki tampan bermata sipit itu menelan salivanya.
“Saga Cho! Ini pasti gara-gara
kau! Dasar cowok pembawa hujan!” Maki mereka kesal.
“Eh?” Gumam Saga
kaget.
“Iya! Tidak
salah lagi! Setiap ada kau, pasti turun hujan! Lebih baik kau pulang!” Teriak mereka.
“Benar! Sana, pulang!” Sahut yang gadis.
Saga terdiam.
Sorot matanya tampak meredup.
Ada rasa sakit di dadanya.
Lelaki tampan itu menggeram dalam hati.
Ia membuka mulutnya hendak menyahut.
“Sudah! Jangan
bertengkar seperti anak kecil! Kalian tidak bisa menyalahkannya seperti itu!!”
DEG.
Saga tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat.
“Sherin..”
Bisiknya lirih.
Gadis cantik itu tersenyum manis.
Ia menyeka air hujan yg membasahi wajah
cantiknya dan berjalan menghampiri Saga.
“Jangan diambil
hati nee?”
“Eh?”
“Hmp~ Sebenarnya
aku senang lho, soalnya aku suka hujan, hehehehe~”
“Tapi---”
Gadis cantik itu tertawa kecil.
Ia mengedipkan sebelah mata beningnya
pada Saga seraya berkata.
“Seumur hidupku,
aku tidak pernah lari di tengah hujan! Aku sangat berterima kasih untuk
kesempatan sebagus ini!”
DEG.
Saga tertegun.
Namun ia tersenyum memandangi punggung Sherin
yg sudah menjauh.
Flashback
End.
-------
“Sambil
tersenyum, dia berkata seperti itu padaku” Ujar Saga terkekeh.
TAP
TAP TAP.
“Sejak saat itu
lah aku---”
“Sherin Onnie
memang
hebat!”
Eh?
“Dia ceria
seperti matahari”
Hmp.
Saga menarik senyum manisnya.
Ia menganggu setuju.
“Iya”
“Itu sebabnya
kau memilih hari yg cerah untuk mengatakan perasaanmu padanya?”
“Yah, kalau pun
ia akan menolakku, setidaknya aku tidak akan menyesal sudah mengungkapkan
perasaanku padanya”
Eoh?
Saga mengernyitkan dahinya mendadak.
Kenapa
aku malah curhat dengan anak ini??
Rinrin tersenyum manis.
Ia memalingkan wajahnya memperhatikan
hujan.
“Senang ya, Sherin Onnie, ada orang yg
begitu mencintai dirinya” Gumamnya pelan.
Saga tertegun.
Ia memperhatikan anak itu.
“Memangnya ada
orang yg kau suka?”
DEG.
“Yah..”
“Kalau begitu
kita berjuang bersama!”
“Percuma”
“Eh?”
Rinrin tersenyum kecut.
“Saat ini, orang
yg kusukai, menyukai orang lain..” Bisiknya lirih.
Saga meghembuskan nafasnya pelan.
Menatap sedih gadis manis itu.
“Aish” Rutuknya
pelan.
Rinrin tersenyum pahit.
“Memangnya orang
yg kau sukai itu seperti apa?” Tanya Saga penasaran.
Gadis manis itu tidak langsung menyahut.
Ia mengerjapkan mata beningnya beberapa
kali sampai akhirnya menyahut.
“Orang itu
menyukai kakakku”
DEG.
Rinrin menoleh.
Menatap Saga yg tampak terkejut.
“Jangan
bersedih”
Gadis manis itu menaikkan alisnya.
Ia terkekeh geli mendengar ucapan lelaki
tampan itu.
“Kau baik
sekali, mau memikirkan perasaanku”
“Yah---”
“Tapi aku tidak
apa-apa..”
“Oh ya?”
TAP!
“Terima kasih sudah mengantarkanku pulang!” Ujar Rinrin
tersenyum manis.
Saga tertegun.
Ia hendak memalinkan wajahnya.
“Ini rumahku!”
Kekeh Rinrin lirih.
DEG.
Mata sipit
Saga
melebar tidak percaya.
Menatap bangunan sederhana yg elegan itu
secara menyeluruh.
Cafe La
Pomme.
“Ma..Maksudmu---”
“Ya, ini rumahku”
Rinrin tersenyum manis.
“Maaf ya, sudah
mengajakmu berputar-putar”
GLUP.
Saga menelan salivanya.
“Jadi,
kakakmu...”
Rinrin masih tersenyum manis.
Ia mencengkram tali ranselnya dengan erat.
“Aku hanya kenal
orang itu lewat foto”
Saga terdiam.
“Foto yg
diletakkan Sherin Onnie di atas
mejanya..Aku selalu mengkhayal macam-macam tentang lelaki yg ada di potret itu..”
“...”
“Apakah suaranya
bagus..Apakah orangnya baik, dan sebagainya..”
Rinrin mengangkat wajahnya.
Mata bening yg bulat itu tampak memerah
dan berkaca-kaca.
“Ternyata
orangnya persis seperti yg kuduga” Bisiknya lirih.
“...”
“Memang terasa
menyakitkan..Tapi---”
“Maaf..”
Hmp.
Rinrin tertawa geli.
“Kenapa kau
minta maaf?” Tanyanya terkekeh.
Saga mengepalkan jemarinya.
“Aku senang bisa
jalan denganmu..”
“...”
“Saga Oppa, aku pikir,
tidak ada jeleknya menjadi cowok hujan”
Eh?
Rinrin melangkahkan kakinya mendekat.
Menatap Saga dalam jarak sedekat
mungkin.
“Justru hujan
membawamu pada kebahagiaan kan? Membuatmu jatuh cinta pada Sherin Onnie, iya kan?”
Ujarnya tersenyum manis.
Lama Saga merapatkan bibirnya.
Mata sipitnya mengerjap dua kali.
Kemudian ia balas tersenyum manis.
“Yah, kau benar”
Gadis manis itu mengangguk seraya
tersenyum manis.
“Apa aku boleh
masuk?”
“Eh?”
“Akan
kuungkapkan perasaanku padanya selagi hujan masih turun”
Rinrin kembali tersenyum manis.
Tetes bening itu bercampur dengan air
hujan yg mengguyurnya.
“Ya, masuklah” Bisiknya lirih.
Hujan
yg panjang, pasti akan reda suatu saat nanti..
“Cepat! Tutup payungmu dan buka pintunya!”
“Yaa Yaa”
“Hahaha! Jangan gugup seperti
itu!”
Gadis manis itu merebut payung milik Saga.
Ia mendorong punggung lelaki tampan itu dengan kedua tangannya.
Saga tersenyum kecil merespon sikap Rinrin yg menggemaskan.
KLING KLING~
Mulai sekarang aku tak akan membawa payung lagi..
END.
By: Shella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar