Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Sabtu, 06 Oktober 2012

//CERPEN: AFTER THE RAIN//


Tittle: AFTER THE RAIN.
Genre: Straight
Author: Shella
Rating: family-romance-hurt-guling guling~


-------


  “Karena aku ini, si cowok hujan

.
.
.

Hujan ini turun..
Mungkin gara2 aku..



ZZRRRSSHHH..


Seoul, memasuki musim hujan.
Ah, tidak.
Cuaca saat ini tidak menentu.
Hmp.
Mungkin saja karena kehadiran sang lelaki tampan ini ani?

Pelajar Jounant High School tingkat 3, sosok tampan yg pernah menjadi anggota klub atletik di sana.

Well, dia dikenal dengan sebutan ‘si cowok hujan’.

Saga berdiri tepat di teras mungil sebuah cafe elegan yg ada di dekat taman.
Berteduh seraya mengutuki hujan yg kembali mengguyur negeri ginseng itu hari ini.
Lelaki tampan itu menoleh ke samping dan mengintip ke balik jendela cafe La Pomme itu.

Memandangi sosok cantik yg tidak pernah bisa berhenti membuat jantungnya berdegup kencang.

Ah, Sherin Kim.


KLING KLING~


Suara bel pintu cafe terdengar nyaring.
Saga tersenyum kecil kepada sang pemilik cafe yg cantik itu dan segera duduk di kursi favoritnya.
Mata sipitnya yg tajam diam-diam melirik sosok cantik yg sedang menuangkan coffee latte favoritnya di sana.

Sherin Kim..
Aku tidak sanggup mengutarakan perasaanku..

“Mau tambah Pancake, Saga Cho?”


DEG.


Saga tersentak kaget.
Jemarinya yg tersimpan di bawah meja saling mencengkram erat.
Menahan rasa gugup yg menggebu-gebu.

“Ah, tidak” Sahutnya tersenyum manis.

Hmp.
Gadis cantik itu terkekeh kecil.
Ia mengangguk dan tersenyum manis.

“Santai saja mengopi di sini nee?”

Saga balas tersenyum lagi.
Ia mengangguk.

Te—terima kasih” Bisiknya gugup.

Gadis cantik itu tidak merespon.
Ia terlihat menerawang sejenak seraya memperhatikan hujan yg turun semakin deras di balik jendela kaca itu.
Sedetik kemudian, sudut bibir ranum itu menarik senyum kecil yg manis.

“Sudah lama kita tidak bertemu hmm? Sejak aku lulus kan?” Kekeh Sherin pelan.

  “I..Iya” Sahut Saga dengan nada yg sama.

Hening sejenak.
Sherin kembali menoleh menatap hujan dari jendela kaca yg besar itu.
Saga semakin mengepalkan jemarinya.

OH well, sekarang atau tidak, Saga Cho!

S..Sherin!”

Gadis cantik itu terkejut kecil saat Saga mendadak menggebrak meja dan sedikit berteriak memanggil namanya.
Namun ia segera tersenyum dan menyahut.

Ya?”


DEG DEG DEG.


Jantung Saga semakin menggila.
Lelaki tampan itu menelan salivanya.
Wajahnya terasa panas dan tampak memerah.

Sherin, aku---”


DUARR!!


DEG!


Suara petir terdengar sangat keras.
Membuat suara Saga tenggelam di balik teriakan kaget milik sosok cantik itu.

Aigoo~! Hujannya deras sekali!” Ujar Sherin seraya mengelus dadanya pelan.

Saga kembali menelan salivanya.

Mungkin memang belum saatnya..

“Aku mau pulang” Ucap Saga beranjak dari duduknya.

Sherin tersentak kaget.
Ia mengernyitkan dahi menatap Saga.

“Saga, lebih baik menunggu hujannya reda dulu” Saran Sherin lembut.

Saga menggeleng.
Kali ini dengan senyum kecutnya.

Tidak apa, aku bawa payung” Ujarnya.

Ah~ Sedia payung sebelum hujan ternyata!” Kekeh Sherin geli.

Oh well.
Saga terkekeh miris.
Tawa kecil yg menyimpan kepedihan.

“Kemana pun aku pergi, aku selalu membawa payung”

Sherin terdiam.

“Karena aku ini, si cowok hujan”


-------


“Haahhh”

Saga menghela nafas panjang.
Ia baru saja keluar dari cafe La Pomme itu.

Padahal aku sudah mengumpulkan keberanian untuk datang ke sini..
Dan berdoa supaya tidak turun hujan..

Aish.


DRAP DRAP DRAP!


TAP!


  “Aish, menyebalkan!”

Saga menaikkan alisnya.
Menoleh menatap seorang anak SD yg baru saja berteduh di sampingnya.
Gadis manis berkulit putih susu itu basah kuyup.
Bibir tipisnya yg imut terus saja menggerutu kesal.

“Ramalan cuacanya ngawur!” Kesal gadis manis itu.

Saga masih diam.
Ia mulai tertarik untuk memperhatikan anak kecil itu lebih lama lagi.

Gadis manis itu sibuk mengelap seragamnya yg basah dengan saputangannya.

“Katanya hari ini bakal cerah! Tahunya malah turun hujan deras! Ckk!”

Hmp.
Saga tersenyum kecil diam-diam.

“Basah kuyup, deh!” Kesal anak perempuan itu seraya menepuki rambut ikal almond-nya yg basah.

Eoh?

Gadis manis itu mengernyitkan dahinya.
Membulatkan matanya menatap sosok tampan yg sedang memperhatikan dirinya sejak tadi.

“Eh??” Gumam gadis manis itu seakan tidak percaya.

Saga mengernyitkan dahinya bingung mendapati reaksi aneh gadis menggemaskan itu.

Kenapa?” Tanya Saga ramah.

Gadis manis itu mendadak mengernyitkan dahinya.
Ia menyahut ketus seraya memalingkan wajah.

Tidak!”

Saga semakin bingung.

Siapa gadis manis ini?

Ah, Saga memutuskan untuk tidak ambil pusing.
Ia segera membentangkan payungnya dan hendak beranjak dari La Pomme.

“Tunggu sebentar!”

“Eh??”

Saga tertegun dan menoleh ke belakang.
Gadis manis itu menaikkan alisnya.

“Kau melihat seorang anak SD basah kuyup kehujanan, lalu kau diam saja dan tidak berbuat apa-apa??” Tanyanya ketus.
 
“Eoh?” Gumam Saga kebingungan.

“Kau bawa payung! Harusnya kau mengantarkan aku sampai rumah!”

Saga semakin mengernyitkan dahinya.

Apa2an anak ini??

“Aku sih tidak keberatan, tapi bukankah kau sudah diajari di sekolah agar tidak berjalan dengan orang yg tidak dikenal?” Ucap Saga akhirnya.

Anak perempuan berkulit putih susu itu berdecih.
Ia balas menatap Saga.

“Aku ini bukan anak kecil! Aku bisa menilai orang, tahu!” Teriaknya kesal.

Saga terdiam.

“Kau ini orang baik!” Teriak gadis manis itu lagi.

Eoh?
Mata tajam Saga menyipit.
Memperhatikan raut lucu anak itu dengan seksama.

Gadis manis itu menunjuk wajah tampan Saga dengan jari telunjuknya.
Ia kembali berteriak tegas.

“Aku bisa merasakan kalau kau ini hatinya lembut, tidak pernah bisa menolak permintaan orang lain, dan kakimu bau kan?! Iya kan?!” Tuntutnya lantang.

“EOH??”

Kaki bau??
Ck, anak brengsek!

“Pokoknya antarkan aku sampai rumah! Ne?!”

Ck! Aku paling benci anak kecil yg cerewet!
Aish, benar-benar!

Tidak!” Tolak Saga lantang.

Hening.
Hanya terdengar suara rintik hujan yg semakin deras.
Saga mendengus pendek.
Mata sipitnya melirik anak perempuan itu dengan tajam.

Gadis berkulit putih susu itu ikut mendengus.
Ia mentautkan alisnya kesal dan menoleh menatap hujan.

“Oh, begitu?”

“...”

Baiklah, aku akan pulang basah-basahan! Maaf tadi aku ngomong kasar! Sudah ya!”

Saga tertegun.
Ia menatap gadis manis itu dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.

Anak perempuan itu melompat dari tangga teras.
Ia mengencangkan pegangannya pada tali ranselnya.
Kemudian ia berjalan menerobos hujan deras.

Aish.

Saga berdecak kesal.
Ada sesuatu yg membuatnya merasa iba pada gadis manis itu.
Entah kenapa ia merasa harus mengejar anak aneh itu.
Kaki Saga melangkah menerobos hujan dan segera menyamakan langkah dengan gadis manis itu.
Berbagi payung dengannya.

Hmp.

Gadis berkulit putih susu itu tersenyum manis diam-diam.


TAP TAP TAP.


“Namaku Rinrin, umur 11 tahun kelas 6 SD Jounant! Kau siapa?” Celetuk gadis manis itu tiba-tiba.

Saga sempat kaget.
Namun ia segera tersenyum dan menjawab.

“Saga Cho, kelas 3 SMA Jounant

Tunggu!
Kenapa aku harus berkenalan segala dengan dia??

Gadis bernama Rinrin itu tertawa kecil.

“Oh, jadi namamu Saga” Ujarnya lucu.

Saga hanya menggumam tidak jelas.

“Eh, ngomong-ngomong tadi kau sedang apa di cafe itu?” Tanya Rinrin mendongakkan wajahnya.

Saga menatap malas.

Dasar anak kecil!
Mau tahu saja urusan orang!

“Aku lihat kau bawa payung, tapi sebenarnya hujan di hatimu lebih deras lagi kan?”


JLEBB.


Saga mendesah pendek.

Betul sekali.

“Pasti karena cinta nih! Benar kan??” Kekeh Rinrin senang.

Ukh.
Saga merasa wajahnya panas.
Tebakan anak itu tepat seratus persen.

Rinrin mengembangkan senyum manisnya.

“Yg namanya laki-laki gampang sekali ditebak dari raut wajahnya!”

Saga menggeram kesal.

“Kita harus belok kemana sekarang?!”

“Ke kiri~”

Saga kembali mendesah pendek.
Rinrin tidak berhenti mengoceh selama kaki mereka terus bergerak.

“Orangnya seperti apa? Cantik ani? Baik? Tubuhnya seksi tidak?” Tanya Rinrin tanpa jeda.

Saga mendengus.

Dasar anak2 jaman sekarang, aish.

“Dia gadis pemilik cafe La Pomme itu” Sahut Saga santai.

EH??

Mata bulat Rinrin berkilat kaget.
Pupilnya membesar tidak percaya.

“Maksudmu, Sherin Kim?” Tanyanya ragu.

Saga terkekeh kecil.

“Kau mengenalnya?”

“Yah, bisa dibilang begitu..”


TAP TAP TAP.


“Jadi, kau pacaran dengannya?”

Saga tersenyum.
Mata sipitnya menatap sendu rintik hujan yg ada di hadapannya.

Tidak! Aku bertepuk sebelah tangan”

Rinrin terdiam.

“Sebetulnya hari ini aku bermaksud mengutarakan perasaanku padanya..Tapi..”

“...”

Hmp.
Saga tersenyum kecil.
Ia menengadah menatap langit.

“Tiba-tiba saja turun hujan, deras sekali”

“HAH??”

Rinrin mengernyitkan dahinya.
Mata beningnya bergerak bingung.

“Maksudmu?” Tanya Rinrin tidak mengerti.

Saga hanya tersenyum simpul.

“Aku ini cowok hujan, di setiap kesempatan penting, pasti turun hujan..Lalu..”

“Hum?”

“Aku punya firasat 100% sial dalam urusan percintaan”

“...”

“Karena itu---”

“Hujan turun, jadi kau merasa akan ditolak? Pikiranmu kolot sekali”

“KAU TIDAK TAHU BETAPA MENDERITANYA AKU!”


DEG.

Rinrin merapatkan bibirnya.
Matanya kembali fokus pada genangan air di aspal.
Saga mengusap wajahnya dengan tangan yg bebas.

Sungguh.
Ia sama sekali tidak bermaksud membentak anak ini.

“Saga Oppa, boleh aku bertanya?”

Eoh?

Saga menaikkan alisnya.

“Tanya apa?”

Rinrin menelan salivanya.

“Kenapa..Kau bisa jatuh cinta pada gadis itu?”


DEG.

Saga berdebar ringan.
Ia merasa malu.

“Well, kami berdua adalah anggota klub atletik sebelum Sherin lulus”

“...”

“Sebenarnya kami sama-sama atlit sprinter, jadi kami sering berlatih bersama..”

“Hum”

“Mulanya aku menganggap ia sebagai senior yg baik dan periang..Tapi..”

“Tapi?”

“Pada saat penyaringan atlet inter high tahun lalu..”

“...”

“Hari itu hujan turun deras..”


-------


Flashback.


ZZRRRSSHHH.


“AISH! Kenapa malah turun hujan?!” Gerutu seorang lelaki kesal.

Saat ini para atlit sekolah telah berkumpul di barisan masing2.
Bersiap untuk berlari.

“Payah! Bisa-bisanya turun hujan di saat seperti ini!” Ujar yang lain kesal.

Para anggota lain mulai ikut menggerutu.
Membuat lelaki tampan bermata sipit itu menelan salivanya.

“Saga Cho! Ini pasti gara-gara kau! Dasar cowok pembawa hujan!” Maki mereka kesal.

“Eh?” Gumam Saga kaget.

“Iya! Tidak salah lagi! Setiap ada kau, pasti turun hujan! Lebih baik kau pulang!” Teriak mereka.

Benar! Sana, pulang!” Sahut yang gadis.

Saga terdiam.
Sorot matanya tampak meredup.
Ada rasa sakit di dadanya.
Lelaki tampan itu menggeram dalam hati.
Ia membuka mulutnya hendak menyahut.

“Sudah! Jangan bertengkar seperti anak kecil! Kalian tidak bisa menyalahkannya seperti itu!!”


DEG.


Saga tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat.

“Sherin..” Bisiknya lirih.

Gadis cantik itu tersenyum manis.
Ia menyeka air hujan yg membasahi wajah cantiknya dan berjalan menghampiri Saga.

“Jangan diambil hati nee?”

“Eh?”

“Hmp~ Sebenarnya aku senang lho, soalnya aku suka hujan, hehehehe~”

“Tapi---”

Gadis cantik itu tertawa kecil.
Ia mengedipkan sebelah mata beningnya pada Saga seraya berkata.

“Seumur hidupku, aku tidak pernah lari di tengah hujan! Aku sangat berterima kasih untuk kesempatan sebagus ini!”


DEG.


Saga tertegun.
Namun ia tersenyum memandangi punggung Sherin yg sudah menjauh.


Flashback End.


-------


“Sambil tersenyum, dia berkata seperti itu padaku” Ujar Saga terkekeh.


TAP TAP TAP.


“Sejak saat itu lah aku---”

Sherin Onnie memang hebat!”

Eh?

“Dia ceria seperti matahari”

Hmp.
Saga menarik senyum manisnya.
Ia menganggu setuju.

“Iya”

“Itu sebabnya kau memilih hari yg cerah untuk mengatakan perasaanmu padanya?”

“Yah, kalau pun ia akan menolakku, setidaknya aku tidak akan menyesal sudah mengungkapkan perasaanku padanya”

Eoh?

Saga mengernyitkan dahinya mendadak.

Kenapa aku malah curhat dengan anak ini??

Rinrin tersenyum manis.
Ia memalingkan wajahnya memperhatikan hujan.

“Senang ya, Sherin Onnie, ada orang yg begitu mencintai dirinya” Gumamnya pelan.

Saga tertegun.
Ia memperhatikan anak itu.

“Memangnya ada orang yg kau suka?”


DEG.


“Yah..”

“Kalau begitu kita berjuang bersama!”

“Percuma”

“Eh?”

Rinrin tersenyum kecut.

“Saat ini, orang yg kusukai, menyukai orang lain..” Bisiknya lirih.

Saga meghembuskan nafasnya pelan.
Menatap sedih gadis manis itu.

“Aish” Rutuknya pelan.

Rinrin tersenyum pahit.

“Memangnya orang yg kau sukai itu seperti apa?” Tanya Saga penasaran.

Gadis manis itu tidak langsung menyahut.
Ia mengerjapkan mata beningnya beberapa kali sampai akhirnya menyahut.

“Orang itu menyukai kakakku”


DEG.


Rinrin menoleh.
Menatap Saga yg tampak terkejut.

“Jangan bersedih”

Gadis manis itu menaikkan alisnya.
Ia terkekeh geli mendengar ucapan lelaki tampan itu.

“Kau baik sekali, mau memikirkan perasaanku”

“Yah---”

“Tapi aku tidak apa-apa..”

“Oh ya?”


TAP!


Terima kasih sudah mengantarkanku pulang!” Ujar Rinrin tersenyum manis.

Saga tertegun.
Ia hendak memalinkan wajahnya.

“Ini rumahku!” Kekeh Rinrin lirih.


DEG.


Mata sipit Saga melebar tidak percaya.
Menatap bangunan sederhana yg elegan itu secara menyeluruh.
Cafe La Pomme.

“Ma..Maksudmu---”

Ya, ini rumahku”

Rinrin tersenyum manis.

“Maaf ya, sudah mengajakmu berputar-putar


GLUP.


Saga menelan salivanya.

“Jadi, kakakmu...”

Rinrin masih tersenyum manis.
Ia mencengkram tali ranselnya dengan erat.

“Aku hanya kenal orang itu lewat foto”

Saga terdiam.

“Foto yg diletakkan Sherin Onnie di atas mejanya..Aku selalu mengkhayal macam-macam tentang lelaki yg ada di potret itu..”

“...”

“Apakah suaranya bagus..Apakah orangnya baik, dan sebagainya..”

Rinrin mengangkat wajahnya.
Mata bening yg bulat itu tampak memerah dan berkaca-kaca.

“Ternyata orangnya persis seperti yg kuduga” Bisiknya lirih.

“...”

“Memang terasa menyakitkan..Tapi---”

“Maaf..”

Hmp.
Rinrin tertawa geli.

“Kenapa kau minta maaf?” Tanyanya terkekeh.

Saga mengepalkan jemarinya.

“Aku senang bisa jalan denganmu..”

“...”

“Saga Oppa, aku pikir, tidak ada jeleknya menjadi cowok hujan”

Eh?

Rinrin melangkahkan kakinya mendekat.
Menatap Saga dalam jarak sedekat mungkin.

“Justru hujan membawamu pada kebahagiaan kan? Membuatmu jatuh cinta pada Sherin Onnie, iya kan?” Ujarnya tersenyum manis.

Lama Saga merapatkan bibirnya.
Mata sipitnya mengerjap dua kali.
Kemudian ia balas tersenyum manis.

Yah, kau benar”

Gadis manis itu mengangguk seraya tersenyum manis.

“Apa aku boleh masuk?”

“Eh?”

“Akan kuungkapkan perasaanku padanya selagi hujan masih turun”

Rinrin kembali tersenyum manis.
Tetes bening itu bercampur dengan air hujan yg mengguyurnya.

Ya, masuklah” Bisiknya lirih.

Hujan yg panjang, pasti akan reda suatu saat nanti..

  “Cepat! Tutup payungmu dan buka pintunya!”

  “Yaa Yaa”

  “Hahaha! Jangan gugup seperti itu!”

Gadis manis itu merebut payung milik Saga.
Ia mendorong punggung lelaki tampan itu dengan kedua tangannya.
Saga tersenyum kecil merespon sikap Rinrin yg menggemaskan.


KLING KLING~


Mulai sekarang aku tak akan membawa payung lagi..


END.

By: Shella


Tidak ada komentar:

Posting Komentar