Tittle: AUTUMN IN
PARIS
Genre:
Straight
Author:
Shella
Length:
ONESHOOT #2
Rating:
family-romance-friendship-lalalala~
-------
Musim
Panas..
Musim
Gugur..
Musim
Dingin..
Musim
Semi..
Ada
banyak definisi tentang cinta.
Bagiku,
cinta itu seperti Musim.
Dan Musim
Gugur adalah..Cinta yang berguguran namun terasa hangat..
.
.
.
Sesosok gadis cantik itu tampak mengembangkan senyum
manisnya.
Menatap pemandangan indah yang terhampar dari jendela
pesawat yang dinaikinya.
Ahh, akhirnya musim gugur tiba.
Gadis cantik itu melirik ke samping.
Memperhatikan suaminya yang tampan itu sedang tertidur
dengan selimut yang menutupi mulutnya.
Aigoo~
Saga bahkan masih terlihat tampan dengan wajah yang
setengah tertutup!
Sherin terkekeh geli.
Ia mengusap lembut rambut cokelat suaminya dan
tersenyum manis.
Ia bersandar di sandaran kursinya dan menghembuskan
nafas panjang.
Oh well.
Sebenarnya ia ingin lelaki tampan itu mengenakan
pakaian militernya yang tangguh.
Tapi itu mustahil, Saga tidak akan mau menuruti
permintaan anehnya yang satu itu.
Lagi pula mereka datang ke sini dengan tujuan
berlibur.
“Saga” Bisik Sherin
lirih.
Hening.
Tidak terdengar sahutan apa pun.
Sepertinya Saga benar-benar lelah setelah menghabiskan
waktunya seminggu penuh di gedung pertahanan Seoul.
Banyak hal yang harus dilakukan lelaki tampan itu.
Mulai dari pelantikan beberapa kapten baru, pelatihan
anggota militer yang berdatangan, dan lain sebagainya.
Well, dan Sherin sendiri menyibukkan diri dengan
desain-desainnya yang akan dipamerkan dalam acara fashion show nanti.
Ah, sepertinya musim gugur ini akan menjadi saat
liburan tersibuk yang pernah ada ania?
“Saga sayang,
bangun” Ujar Sherin seraya menggosokkan hidung tegasnya di pipi lelaki tampan
itu.
Sherin tersenyum geli.
Ia menggigit lembut kulit Saga sesekali.
Membuat lelaki tampan itu menghembuskan nafas pendek.
“Saga, kita
sudah sampai” Ujar Sherin lagi.
Saga tidak menyahut.
Membuat Sherin merasa gemas dan memutuskan untuk
mencium bibir lelaki tampan itu.
“Mmmpph! Badung!”
Erang Sherin berbisik.
Ia tersentak kaget saat bibir tebal itu mengapit bibir
ranumnya sedikit kasar.
Saga membuka mata sipitnya.
Ia tertawa kecil dan mengacak gemas rambut almond gadis
cantik itu.
Aish.
Dasar.
“Sudah
sampaikah?” Tanya Saga seraya membenarkan posisi duduknya.
Sherin mengangguk.
Ia tersenyum lebar dan menunjuk ke arah jendela.
“Say Bounjour to Paris~”
-------
BRUKK!
“Aaaahhhh~”
Lelaki tampan itu mengerang lega setelah merebahkan
tubuhnya di atas ranjang.
Punggungnya terasa pegal berjam-jam duduk di pesawat.
Sherin yang sudah menutup pintu kamar tersenyum kecil.
Memperhatikan suaminya yang kembali terlelap di ranjang
hotel.
“Sagaaaa!
Jangan tidur lagi!” Ujar Sherin seraya melepas sweaternya.
Gadis cantik itu hanya meninggalkan kaus putihnya dan
celana pendeknya yang berwarna biru gelap.
Ia bertelungkup di samping tubuh kekasihnya.
Saga hanya menggumam tidak jelas.
Membuat Sherin terkekeh geli dan menghembuskan nafas
panjang.
Hening.
Gadis cantik itu hanya diam.
Membiarkan mata beningnya terus memandang wajah tampan
Saga yang terpejam.
Perlahan mata bening itu terlihat melengkung, ketika
bibir cherrynya menarik sebuah sudut membentuk senyuman manis yang terlihat
damai.
Ah, Sherin tidak tahu berapa kali ia sudah berpikiran
seperti ini.
Mungkin ratusan kali sejak ia bertemu dengan
kekasihnya yang berpangkat Letnan itu.
Kalau ia tidak akan sanggup tanpa lelaki tampan itu.
Ia terlalu mencintai Saga.
PIK.
Sherin masih tersenyum manis.
Kini matanya bergerak pelan memandang mata sipit yang
terbuka itu.
Saga balas tersenyum.
Ia berbalik menyampingkan tubuhnya menghadap istrinya.
“Jangan
memandangku seperti itu, sayang..” Bisik Saga lirih.
Sherin terkekeh.
“Kau sangat
tampan Saga” Balasnya berbisik.
“Dan kau
sangat cantik”
“Aish”
“Kau tidak
lelah? Tidurlah, besok baru kita jalan-jalan”
“Saga”
“Hmm”
“Aku lapar”
Eoh?
Lelaki tampan itu menaikkan alisnya.
Ia membuat posisi tubuhnya menjadi setengah duduk
sekarang.
“Lapar? Lagi?”
Tanya Saga meyakinkan.
Sherin mempoutkan bibirnya.
“Kenapa? Kau
bertanya seakan-akan aku akan memakanmu!”
“Ani sayang,
tapi, Aigoo, kau sudah menghabiskan
dua porsi nasi dan dua burger ukuran jumbo di pesawat”
“Bilang saja
kalau kau tidak mau membayar! Aku punya uang sendiri!”
Gadis cantik itu semakin memajukan bibirnya.
Ia beringsut turun dari ranjang.
Kemudian ia meraih swaternya dan hendak meraih kenop
pintu kamar.
Namun gerakannya terhenti ketika Saga sudah merengkuh
tubuhnya.
Memeluk pinggang rampingnya dengan erat.
“Begitu saja
marah, sensitif sekali Nyonya Cho ini huh?” Kekeh Saga geli.
Sherin mendengus.
Ia berbalik dan menatap tajam mata sipit itu.
“Ini musim
gugur Saga! Nafsu makan cepat sekali meningkatnyaaa!”
“Itu
tergantung masing-masing orang, Rin ah, aku saja tidak seperti dirimu”
“Aku ingin
makan jagung rebus, kau ikut?”
“Jagung?
Bukankah selama ini kau sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi jagung hmm? Kau
sendiri yang bilang kalau dalam jagung terdapat 131 kalori, sebanding dengan
1/3 mangkuk nasi, beratnya 100 gram, di dalamnya juga terkandung 82%
karbohidrat, 12% protein, lemak 4%, dan dampak yang paling besar dari jagung
adalah----”
“Kau akan
menjadi cepat lapar lagi saat memakannya, aku tahu, Saga~!”
“Lalu?”
“Aku mau makan
3 buah jagung rebus sekarang!”
Aigoo.
Saga hanya bisa menaikkan alisnya.
-------
Lelaki tampan itu sedang duduk di kursi taman kota
sekarang.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas
panjangnya dan memutar pandangannya.
Memperhatikan dedaunan Maple yang berguguran dari pohonnya.
Menyebar di seluruh penjuru taman.
Ah, musim gugur di Paris adalah yang terbaik. Gumamnya
dalam hati.
Saga menghentikan pandangannya menatap sesosok gadis
cantik yang sedang berjalan ke arahnya.
Ia menarik senyum manisnya menahan geli.
Mata sipitnya mengerling.
Memandang Sherin yang sedang melahap permen gulalinya
dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang bungkusan cumi bakar.
Ckckck.
Gadis cantik ini tidak pernah bisa berhenti mengunyah
sejak mereka tiba di kota menara Eiffel
ini.
“Kau tidak
kenyang, Rin ah?”
Sherin menggeleng.
Ia menelan permen gulalinya dan duduk di samping Saga.
Lelaki tampan itu menoleh.
Mengulurkan tangannya untuk memperbaiki letak syal
rajut Sherin yang melingkar di leher jenjangnya.
Syal manis berwarna merah.
“Kau mau?”
“Tidak, aku
tidak makan makanan manis, Rin ah”
“Sekali-kali
kan tidak apa, jarang-jarang kita berada di sini”
“Hmm”
“Bentuk
tubuhmu tidak akan berubah bear, kau bisa menjaganya di gym nanti”
Lelaki tampan itu tertawa geli.
Ia mengacak lembut rambut almond Sherin yang bergoyang
karena hembusan angin sore.
“Seharusnya
kau berkata seperti itu untuk dirimu sendiri, Rin ah, bagaimana kalau berat
badanmu bertambah huh? Kau tidak akan bisa menghadiri acara fashion show itu nanti”
“Aku bisa
berolahraga! Lari pagi selama 2-3 jam bisa membakar kaloriku!”
“Benar?”
“Iya!”
Saga tidak menyahut lagi.
Ia hanya tertawa kecil.
Well, bagaimana ia bisa memaksa kalau Sherin sendiri
tidak ingin dipaksa?
Kita lihat saja nanti bagaimana histerisnya gadis
cantik ini ketika menimbang berat badannya.
“Ayo, kita
kembali ke hotel”
Sherin mengangguk.
Ia mulai melahap cumi bakarnya yang panas.
Membiarkan Saga memimpin jalan di depannya.
-------
DEG DEG
DEG.
Gadis cantik itu menahan nafas.
Mata beningnya bergerak takut menatap timbangan berat
badan yang ada di depannya saat ini.
Sherin menelan salivanya.
Ia menoleh menatap Saga yang sedang duduk di atas ranjang.
Lelaki tampan itu sedang memainkan Laptopnya.
“Saga”
“Hmm?”
“Kau masih
ingat berapa berat badanku saat musim panas di Seoul?”
Eoh?
Lelaki tampan itu mendongakkan wajahnya.
Ia mengangguk.
“48 kan?
Beratmu tidak pernah berubah selama kau menjaga pola makanmu” Ujar Saga santai.
Sherin tercekat.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Membuat Saga beranjak turun dari ranjang dan
menghampiri gadis cantik itu.
“EOH?”
Mata sipit Saga membulat.
Menatap meteran timbangan yang menunjukkan angka 52.
“Naik 4
kilo??” Ujar Saga kaget.
Gadis cantik itu mendengus.
Ia gelisah sekarang.
Mengingat jadwal fashion
show terbesarnya akan diadakan dua minggu lagi.
Oh gosh.
Menurunkan 4 kilo dalam waktu 14 hari?
Menurutmu?
“Sagaaaaaa~!”
Ujar Sherin hampir menangis.
Ia menatap Saga dengan panik.
Mata beningnya tampak berkaca-kaca sekarang.
Oh mom.
Saga tahu kalau Sherin adalah seseorang yang sangat
ketat dalam menjaga pola makannya.
Ia bahkan membuat daftar makanan yang pantang dimakan
di dapur mereka.
Tapi, yah, Saga sudah beberapa kali memperingatkan
istrinya yang satu ini ani?
Salah sendiri, Sherin terlalu santai.
“Tidak apa
sayang, aku akan membantumu oke? Kita lari pagi bersama besok pagi” Ujar Saga
tersenyum.
Ia mengusap lembut wajah cantik itu.
Mencoba menghiburnya.
Sherin meringis.
“Aku tidak
mau” Ujarnya berbisik.
“Eoh, kenapa?”
Tanya Saga selembut mungkin.
“Kalau besok
kita lari pagi bersama aku takut kau akan menyukai gadis lain~! Aku
genduuuuuttttt~!”
Eoh?
Lelaki tampan itu menaikkan alisnya.
Ia hendak meledakkan tawanya.
Namun sebisa mungkin ia menggantikannya dengan senyuman
yang terlihat dipaksakan.
Saga segera memeluk Sherin dengan erat.
Ia menepuk-nepuk lembut kepala gadis cantik itu.
“Tidak sayang,
ani, aku tidak mungkin meninggalkanmu. Tidak peduli kau gendut, kurus, atau
gembung sekali pun cintaku padamu masih tetap sama” Ujar Saga pelan.
Sherin mencengkram erat punggung lelaki tampan itu.
Ia mendengus keras.
“Benarkah?”
“Iya, benar”
“Aku
mencintaimu bear”
“Aku lebih
mencintaimu, Rin ah”
Gadis cantik itu menghela nafas panjang.
Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang kekasihnya.
-------
“Rin ah, bangun”
“Uunnggghh”
“Bangun
sayang, kita lari pagi. Diluar segar sekali, kau tidak ingin melihat daun Maple yang berjatuhan hmm?”
“Nope”
“Rin ah~!”
“Kau saja yang
lari Saga, aku ngantuk!”
“Ck,
mentang-mentang gendut jadi malas eoh?”
Apa?
SSRAK!
Gadis cantik itu menyibakkan selimutnya dengan kasar.
Alisnya bertaut kesal.
Bibir cherrynya mempout sempurna.
Mata bulatnya berkedip lucu menatap Saga yang duduk di
hadapannya saat ini.
Lelaki tampan itu terkekeh kecil.
Ia mencubit gemas pout lucu itu dan mengapit wajah
cantik istrinya dengan kedua telapak tangannya.
“Come on sayang, kau tidak ingin berat
badanmu turun lagi hum?” Bujuk Saga lembut.
Sherin tidak menyahut.
Ia hanya menguap dan mengusap wajahnya.
Terdengar jelas suara rengekan manjanya yang bergumam.
Mata sipit Saga mengerjap.
Menatap sosok cantik yang terlihat sangat menggemaskan
di matanya saat ini.
Oh gosh.
Kau tidak akan tahu betapa cantiknya Sherin saat ini.
Ck.
Rambut almondnya yang terlihat berantakan.
Piyama kausnya yang berlengan panjang.
Wajah cantiknya yang terlihat segar.
Bibir merahnya yang mempout manja.
Dan terpaan sinar matahari pagi yang menerpa sebagian
tubuh gadis cantik itu.
Membuatnya tampak terlihat seperti malaikat yang
sempurna.
Saga menyentuh lembut wajah Sherin.
“Aku
benar-benar mencintaimu, Rin ah” Bisiknya lembut.
BLUSH.
Gadis cantik itu tertegun kaget.
Ia menatap Saga dengan tatapan yang tidak bisa
diartikan.
“Ja..Jangan
tiba-tiba seperti itu Saga Cho, kau membuatku malu!” Erangnya manja.
Saga tertawa kecil.
Ia menubruk tubuh Sherin.
Membuat gadis cantik itu kembali berbaring di atas
ranjang.
“Aku serius, Sherin
Cho..Aku bisa gila tanpamu..Kau begitu sempurna..” Bisiknya seraya mengendus
telinga Sherin.
“…”
“Bahkan sampai
sekarang rasanya seperti mimpi aku bisa memilikimu seutuhnya saat ini”
Lanjutnya lagi.
Sherin tersenyum manis.
Mata beningnya mengerjap menatap langit-langit kamar
hotel berbintang itu.
Aigoo.
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Saga benar-benar tahu bagaimana cara membuatnya lemah
tidak berdaya.
“Kalau begitu
jangan pernah melepaskan aku..Ikat aku selamanya bersamamu..” Balas Sherin
lembut.
Saga mengangkat wajahnya.
Ia mengecup-ngecup manis bibir cherry itu.
“Aku bahkan
sudah merantaimu, sayang, kau bisa lihat?” Ujar Saga seraya menunjukkan jari
kelingkingnya dan kelingking milik Sherin yang bertaut dengannya.
Gadis cantik itu tertawa geli.
Ia mengangguk dan balas mengecup bibir tebal Saga.
“Yup, benang
merah yang sangat indah”
“Dan hanya
kita berdua yang bisa melihatnya”
Gadis cantik itu menjulurkan tangannya menepuk-nepuk
kepala Saga.
Kemudian ia segera melompat dari ranjang dan membuka
lemari.
Mengambil baju trainingnya.
-------
DRAP DRAP
DRAP!
“Ss..Stopph..hh..hh..Istirahat
lima..menit..Hosh..Hoshh..”
Aish.
Lelaki tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia berbalik seraya berlari di tempat.
Memperhatikan sosok cantik yang mengenakan jaket hitam
dengan celana training selututnya itu kembali duduk di kursi taman.
Wajah Sherin tampak memerah padam.
Bibir cherrynya terbuka menarik nafas.
“Kita baru
berlari setengah jam dan kau sudah beristirahat sebanyak 16 kali, Rin ah” Ujar Saga
memperingatkan.
Sherin mendengus.
Ia melirik ke arah Saga yang masih terlihat
bersemangat.
Ah, lelaki tampan itu tampak sangat tampan dengan kaus
tanpa lengannya yang berwarna putih.
“Kau lari
duluan saja..Hh..Nanti aku menyusul”
Saga menaikkan alisnya.
Menatap tidak yakin ke arah gadis cantik itu.
Sherin balas menatapnya dengan kedua matanya yang
menunjukkan sorot keseriusan 100%.
Membuat Saga mengangkat bahunya dan kembali berlari.
Oh well.
Sebenarnya saat ini mereka sedang berada di taman
dengan arena jogging yang berbentuk
bundaran.
Terdapat air mancur di tengah taman itu.
Dan lima kursi panjang yang tergeletak di setiap
sisinya.
Sementara jalan untuk berlari mengelilingi bundaran
itu.
DRAP DRAP
DRAP!
Saga memasang earphone-nya.
Ia berlari dengan semangat.
Sesekali mata sipitnya melirik Sherin yang sudah duduk
bersandar di kursi taman itu.
Aigoo.
Tidak biasanya Sherin malas seperti ini.
Lelaki tampan itu berlari dengan cepat.
Beberapa kali ia sudah melewati kekasihnya yang sedang
duduk itu.
Dan beberapa kali juga ia tidak bisa berhenti
tersenyum.
Sherin selalu menggodanya setiap kali ia melewati gadis
cantik itu.
“Hei, tampan!”
Panggil Sherin seraya bersiul.
Membuat Saga meringis kecil saat melewatinya kali ini.
Sementara itu Sherin tertawa geli.
Ia cukup senang menggoda kekasihnya yang satu itu.
Kali ini mata bulatnya kembali bergerak.
Memperhatikan Saga yang sudah berlari mendekati
dirinya lagi.
“Letnan! Kau
mau menikah denganku tidak?” Ujar Sherin tersenyum geli.
Saga tertawa kecil.
Ia mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan jari
kelingkingnya.
Kemudian ia mengecup jari itu.
Membuat Sherin menaikkan alisnya dan ikut mengecup
jari kelingkingnya sendiri.
Aigoo, it’s look so
sweet ania?
DRAP!
“Hahh..hh..hh.hh”
Sherin menjulurkan botol mineral miliknya kepada Saga.
Lelaki tampan itu menerimanya dan segera menguk air
putih itu dengan cepat.
Ia mendongakkan wajahnya.
Membuat keringat yang menetes ke lehernya tampak
jelas.
Sherin menahan nafasnya.
Tuhan, suaminya yang satu ini benar-benar tampan.
Demi apa pun itu.
“Kau tidak
lari lagi?” Tanya Saga menyeka bibirnya.
Sherin mempoutkan bibirnya.
Ia menunjuk kedai kecil yang ada di hadapannya saat
ini.
“Aku mau ubi
bakar, Saga” Ujarnya tanpa dosa.
Apa?
Makan lagi??
Saga masih ingat dengan jelas Sherin sudah
menghabiskan semangkuk sereal dan dua mangkuk bubur ayam dua jam yang lalu.
Dan sekarang ia ingin makan ubi bakar?
Ckckckkck~
“Tidak” Ujar Saga
tegas.
Sherin terkejut.
Ia sontak menoleh menatap Saga.
“Bukankah kau
ingin berat badanmu kembali? Bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau kau terus
makan, makan dan makan?”
“Tapi itu cuma
satu ubi bakar Saga!”
“Satu ubi
bakar yang akan membuat beratmu bertambah satu kilo lagi, kau mau?!”
“Aku lapar!”
“Aku tidak
akan memanjakanmu kali ini, kka, bangun dan lanjutkan berlari!”
“Saga!”
“Sherin Cho,
kau dengar aku?!”
Aish.
Gadis cantik itu mendengus kesal.
Ia segera beranjak bangun dan berlari mendahului Saga.
Ia terus berlari kencang menghindari lelaki tampan itu
saat Saga berhasil mensejajarkan diri dengannya.
Meninggalkan Saga yang tersenyum kecil.
Oh well.
Setidaknya dengan begini Sherin tidak akan bisa
menuruti nafsu makannya yang meningkat itu hmm?
-------
CKLEK.
Lelaki tampan itu baru saja selesai mandi.
Ia menghela nafasnya merasa segar.
Sesekali ia menggosokkan handuk kecil yang bergantung
di lehernya ke rambut cokelatnya yang basah.
Saga melirik Sherin yang tidak berhenti berlari di
atas run set-nya.
Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian dan
mengambil satu stel pakaian santai dari sana.
Lelaki tampan itu duduk di sofa yang menghadap ke
jendela kaca seraya mengecek ponselnya.
Oh well.
Sudah dua hari ini mereka tidak saling berbicara satu
sama lain.
Sepertinya efek
tidak-ada-makanan-apa-pun-selain-nasi-dan-lauk yang diterapkan Saga kepada Sherin
membuatnya sedikit menderita seperti ini.
See?
Tidak ada sapaan.
Tidak ada kecupan.
Tidak ada pelukan.
Tapi Saga harus benar-benar bersabar ekstra kali ini.
Bukankah ini demi Sherinnya juga hm?
Kalau ia terus dimanja tidak akan ada hasil yang
memuaskan nantinya.
KRAUK!
Saga tersenyum kecil.
Ia tahu itu suara buah Apel yang digigit kekasihnya.
Ah, sudah kembali ke pola makan yang biasanya huh?
Lelaki tampan itu tidak pernah lagi melihat Sherin
mengemil yang aneh-aneh selama 48 jam ini.
Ia tahu Sherin sedang unjuk rasa kepadanya.
Tapi ia tidak peduli.
Lebih baik dibiarkan saja.
DDRRTTT…DDRRTTT…
Eoh?
Saga menundukkan wajahnya.
Menatap ponsel Sherin yang bergetar di atas meja.
Ia menaikkan alisnya dan menoleh ke belakang.
Sherin sepertinya tidak sadar kalau ponselnya
berbunyi.
KLIK.
“Halo?”
“Haloo, bisakah aku bicara dengan Sherin Nuna?”
“Dia sedang
berolahraga, ada perlu apa Eunho Jung?”
“Anoo, katakan padanya kalau acara fashion
show tanggalnya dimajukan”
“Apa?”
“Aku dan Sooji sudah mempersiapkan semuanya, Sherin
Nuna hanya harus tiba di gedung Bolero besok malam”
“Mengerti,
akan kusampaikan”
“Terima kasih, ah, ne! Saga Hyung!”
“Kenapa?”
“Oleh-oleh untukku cukup gantungan menara
Eiffel saja nee? Hehehehe, kalau bisa cari yang warna biru pearl!”
“Aish, mengerti,
doakan saja agar aku tidak lupa”
“SAGA HYUNG!”
“Hahahaha, bye
bye Eunho ah”
“Yup~”
KLIK.
Hmp.
Lelaki tampan itu menarik senyum gelinya saat ini.
Aish, dasar anak jamur. Gumamnya dalam hati.
Saga menolehkan wajahnya ke belakang.
Menatap Sherin yang sudah berhenti berlari.
Gadis cantik itu sedang menyeka keringatnya dengan
handuk.
“Rin ah”
“Hmm”
“Eunho menelepon”
“Mmm”
“Dia bilang
acara fashion show-nya dipercepat,
besok malam”
Sherin tertegun.
Dalam hatinya ia mengutuk.
Aish!
Kenapa harus dipercepat eoh? Tidak tahukah mereka
kalau ia sedang berusaha mengembalikan berat badannya yang ideal itu hah?!
Menyebalkan!
-------
DEG DEG DEG.
Ckk.
Gadis cantik itu menggigit erat bibir bawahnya saat
ini.
Ia sedang berdiri di hadapan timbangan itu.
Satu langkah lagi saja akan membuat meteran itu
bergerak menunjukkan hasil perjuangannya selama seminggu ini.
Oh gosh.
Ia benar-benar takut.
Bagaimana kalau ternyata beratnya tidak berubah?
Bagaimana kalau ternyata beratnya malah bertambah?
Bagaimana kalau ternyata usahanya selama ini hanya
sia-sia saja?
Sherin menggerakkan matanya.
Menatap Saga yang sedang memakai jas hitamnya.
Malam ini acara milik Sherin akan digelar di gedung
persenian Paris.
Aigoo.
Ia merasa menyesal sudah marah kepada Saga selama 3
hari terakhir ini.
SRET!
DEG!
Sherin tersentak kaget.
Sontak ia segera kembali memalingkan wajahnya ketika mata
sipit itu menangkap basah dirinya.
Sherin meringis.
Ia menundukkan wajahnya memperhatikan satu kakinya
yang sudah berada di atas timbangan itu.
Hmp.
Saga tersenyum manis.
Ia tahu istrinya yang satu itu sedang mendapat
kesulitan.
Lelaki tampan itu beranjak menghampiri Sherin.
Ia mengapit wajah cantik itu dengan kedua telapak tangannya.
Mata sipitnya bergerak lembut memandang mata bening Sherin.
“Kau baik-baik
saja?” Bisik Saga lembut.
Sherin mengerutkan dahinya.
“Kenapa kau
khawatir padaku? Bukankah kita masih bertengkar huh?” Balas Sherin tajam.
Saga menarik wajah Sherin agar mendekati wajah
tampannya.
Ia menempelkan dahi mereka berdua.
“Aku, Saga Cho,
bersedia menerima Sherin Kim sebagai istriku..” Bisiknya pelan.
Sherin tertegun.
Ia menghembuskan nafasnya perlahan.
Saga selalu melakukan ini setiap kali mereka bertengkar.
Dan itu benar-benar terasa manis kau tahu itu?
“Mencintainya
seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam
keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Saga
masih berbisik.
“…”
“Dan kau, Sherin
Kim, bersediakah kau menjadi istri dari Saga Cho? Mencintainya seumur
hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”
“Aku
bersedia..”
Lelaki tampan itu tersenyum manis.
“Kau mengerti?
Aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku mencintaimu dalam keadaan
apa pun sayang, termasuk di saat kau menjadi gendut sekali pun, mengerti?” Ujar
Saga terkekeh.
Ia menepuk lembut pipi Sherin dan mengecup bibir
ranumnya.
Sementara Sherin tertawa kecil dan mengusap wajah
tampak kekasihnya.
“Kka, aku akan
menemanimu melihat” Ujar Saga seraya membalikkan tubuh Sherin untuk menghadap
timbangan badan itu.
Sherin menghela nafasnya.
TAP.
DEG.
Mata bening itu membulat.
Nafasnya tercekat.
Sherin menoleh tidak percaya menatap Saga.
Sementara lelaki tampan itu menaikkan alisnya seraya
tersenyum lebar.
“Congrats, baby! Kau berhasil!” Seru Saga
senang.
Gadis cantik itu berteriak lantang.
Ia melompat ke pelukan Saga dan tertawa senang.
“Beratku
kembali! Kembali seperti semula Saga!! Hwahahahahaha~”
“Kau hebat
sayang”
“Ani, ani,
bukan aku yang harus dipuji, hehehe”
“Eoh?”
Gadis cantik itu melepas pelukannya.
Ia menangkup wajah tampan itu dan mengecup lembut
bibir tebalnya.
“Kalau bukan
karena kau, mungkin aku sudah menjadi balon sekarang hmm? Thank’s baby~”
“Karena
usahamu juga sayang”
“Well,
baiklah, karena kita berdua”
“Terdengar
bagus”
Sherin tersenyum kecil.
“Kau ada tugas
untuk musim dingin nanti?” Tanyanya lembut.
Saga menggeleng.
“Ani, kenapa?
Kau ingin kita berlibur lagi huh?”
“Hehehe, aku
berencana untuk menggebrak dunia fashion dengan
rancangan terbaruku lagi, sayang”
“Hmm, kali ini
apa temanya?”
Sherin mengerjapkan mata bulatnya.
Ia tertawa kecil.
“Winter In Tokyo”
END.
By: Shella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar