Tittle: WINTER IN
TOKYO
Genre: Straight
Author:
Shella
Length:
ONESHOOT #3
Rating:
family-romance-friendship-lalalala~
-------
Musim
Panas..
Musim
Gugur..
Musim
Dingin..
Musim
Semi..
Ada
banyak definisi tentang cinta.
Bagiku,
cinta itu seperti Musim.
Dan Musim
Dingin adalah..Cinta yang erat namun terjalin..
.
.
.
“Ohayou gozaimasu~!”
“Haik~ Ohayou gozaimasu!”
Gadis cantik itu membungkukkan tubuhnya seraya
membalas sapaan para tetangga kamar hotelnya.
Aigoo~
Orang Jepang memang ramah dan baik hati.
Sangat berbeda dengan orang-orang Paris yang cenderung
mengacuhkan.
Ckckck.
Sherin merapatkan syal rajutnya yang berwarna merah
itu.
Ia menghembuskan nafasnya dan memperhatikan gumpalan
asap yang mengepul di hadapan wajahnya.
Gadis cantik itu tersenyum kecil dan segera berjalan
menuju taman Tokyo yang assri itu.
Well, walaupun ini masih sangat dingin tidak masalah
untuk Sherin.
Ia menyukai gumpalan langit yang berwarna putih itu.
Terlihat manis ketika mereka berjatuhan dari awan dan
bertumpuk di sepanjang jalanan.
Salju.
Ah, white
christmas huh?
Sherin memutar pandangannya.
Memperhatikan orang-orang yang saling berlari pagi
bersama teman atau keluarga masing-masing mengelilingi taman.
Ah, Sherin jadi mengingat kenangan manisnya bersama Saga
saat mereka berada di Paris beberapa waktu yang lalu.
DDRRTT…DDRRTT…
PIK.
‘From: Saga bear~
Aku take off nanti malam, oke?
Love you.’
Hmp.
Gadis cantik itu semakin mengembangkan senyum
manisnya.
Oh well.
Saga memang tidak bisa berangkat bersamanya untuk
liburan kali ini.
Lelaki tampan itu harus menyelesaikan pekerjaannya
yang masih tersisa terlebih dahulu.
Saga bilang ada seorang Jendral yang menitipkan
putrinya untuk dijaga oleh Saga selama Jendral itu mengurus tentara yang
bermukim di daratan Cina.
Aigoo~
Menyebalkan~!
Sherin terpaksa harus berangkat sendiri.
Sebenarnya ia bisa saja menunggu Saga menyelesaikan
pekerjaannya dan berangkat bersama.
Tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk mencicipi kue
manju khas negeri Sakura itu di musim dingin seperti ini.
Dan Saga pun sudah memberi ijin padanya.
“Nee-chan! (Kakak!)”
Eoh?
Gadis cantik itu tertegun.
Memandangi sesosok anak kecil berambut hitam dengan
topi rajutnya yang berwarna putih.
“Doushitano? (Kenapa?)” Tanya Sherin
tersenyum ramah.
Anak kecil itu tertawa kecil.
Ia menunjuk-nunjuk kedai okonomiyaki panas yang ada di
seberang taman.
Sherin menaikkan alisnya.
“Kau mau makan
itu?”
Anak kecil itu mengangguk.
“Anata no haha wa doko desuka? (Ibumu
dimana?)” Tanya Sherin lagi.
Anak kecil bertopi rajut putih itu mengerutkan
dahinya.
Ia melompat dan mengoceh tidak jelas seraya
menunjuk-nunjuk penjuru taman.
Membuat Sherin segera menyimpulkan kalau anak ini
adalah anak hilang.
“Wakatta (Aku mengerti), mm, kita beli
okonomiyaki dulu baru setelah itu mencari ibumu ne?”
“Haik~”
Sherin tertawa geli.
Ia berjongkok dan segera menggendong anak kecil itu.
Kemudian ia berjalan menuju kedai okonomiyaki yang ada
di seberang jalan.
Gadis cantik itu membeli dua potong okonomiyaki yang
masih panas.
Kemudian ia memberikan satu potong untuk namja itu dan
membawanya berkeliling taman.
“Ah! Ah! Haha! (Ibu!)” Jerit anak kecil itu
meronta-ronta.
Sherin menaikkan alisnya.
Ia segera mempercepat langkahnya dan menghampiri gadis
berambut ikal itu.
Omo, bibirnya sangat tipis.
“Um, Gomenasai (Maaf)” Sapa Sherin tersenyum.
Gadis berambut ikal itu menolehkan wajahnya.
Sontak mata sipitnya membulat ketika ia menyadari
putra mungilnya berada di gendongan Sherin.
“Omoo! Hiro-chan!”
Jerit gadis berambut ikal itu lega.
Eoh?
Sherin mengerutkan dahinya.
“Kau orang
Korea?”
“Ne, namaku Park
Sooji, Aigoo, maaf, anak ini sudah
membuatmu repot”
“Apa? Tidak,
dia anak yang manis, hehehe”
“Omo, kau yang membelikannya kue ini?
Apakah dia memaksamu? Maaf! Akan kuganti!”
“Ani, tidak
apa, hanya satu potong kue dadar kok”
Gadis berambut ikal itu tersenyum manis.
Ia menggendong anak kecil bertopi rajut putih itu
dengan erat.
Membuat Sherin tidak bisa menahan diri untuk mencubit
pipi gembul anak itu.
“Um, bukankah
dia putramu? Kenapa dia berbicara bahasa Jepang?” Tanya Sherin menaikkan
alisnya.
“Tidak, dia
bukan anakku, anak nakal ini keponakanku, Ayahnya keturunan Jepang” Jelas gadis
berambut ikal itu.
Sherin mengangguk mengerti.
Ia tersenyum sekali lagi dan mengecup lembut pipi anak
kecil itu.
“Hajimemashite (Salam kenal) Hiro-chan~
Namaku Sherin Cho, hehehe” Ujar Sherin terkekeh.
Anak kecil bertopi rajut itu mengerutkan dahinya.
“Nee-chan! Shelin? Shelin?”
“Aigoo! Dia benar-benar menggemaskan!
Aishhh~”
“Hehehehe”
Gadis cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia membenarkan letak topi rajut berwarna putih itu
dengan lembut.
DDRRTT…DDRRTT…
Sherin mengerutkan dahinya.
Ia meraih ponselnya yang bergetar pelan di dalam
jaketnya.
Gadis cantik itu menunduk dan menaikkan alisnya
melirik nama suaminya di layar touch itu.
“Ah, maaf,
suamiku menelepon, tidak apa?” Ujar Sherin berbisik.
“Tidak apa,
kami juga mau pergi, Ibunya sudah menunggu di parkiran” Sahut gadis berambut
ikal itu.
“Senang
bertemu denganmu Sooji ah~ Keponakanmu lucu sekali, hehehe”
“Iya, terima
kasih sudah mentraktir Hiro, sampai jumpa!”
“Sampai jumpa”
“Nee-chan Sheliiiinn~~”
“Jamata (Sampai jumpa) Hiro-chan~”
Gadis berambut ikal itu menundukkan wajahnya.
Membuat Sherin balas membungkukkan punggungnya.
Ia terkekeh geli memperhatikan Hiro yang sibuk
melambai dengan jemari mungilnya.
Anak kecil bertopi itu mencengkram erat bungkusan
okonomiyakinya.
SRET.
Sherin melirik ponselnya yang sempat terabaikan.
Eoh?
Ia menaikkan alisnya.
Sambungan teleponnya sudah putus.
Gadis cantik itu baru saja ingin mendial nomor Saga,
namun gerakannya sontak berhenti ketika ia merasakan sepasang lengan kekar yang
memeluknya dengan erat.
Sherin tersentak kaget dan menoleh ke belakang.
“Saga!”
Teriaknya kaget.
Lelaki tampan itu tertawa kecil.
Ia mengecup-ngecup lembut pinggir dahi gadis cantik
itu.
“Bukankah kau
bilang akan berangkat malam ini eoh?” Tanya Sherin tersenyum lebar.
“Kenapa? Aku
merindukan istriku, tapi ternyata istriku tidak merindukanku hmm?” Gumam Saga
balas tersenyum.
Sherin menaikkan alisnya.
“Bagaimana
bisa kau berkata seperti itu huh?”
“Buktinya kau
lebih memperhatikan anak kecil bertopi rajut itu dari pada panggilan dariku,
siapa anak itu? Selingkuhanmu hmm?”
“Hehehehe, yaaa,
anak itu selingkuhanku, masalah untukmu, Letnan?”
“Aish”
Saga tertawa geli.
Ia semakin mempererat pelukannya di pinggang ramping Sherin.
Kemudian ia membalikkan tubuh gadis cantik itu dan
mengecup lembut bibir ranumnya.
“Bagaimana
dengan tugasmu? Sudah selesai semuanya kah?”
“Menurutmu?”
“Aku tidak yakin”
“Hmm”
Gadis cantik itu menepuk lembut kepala Saga.
Mereka tertawa bersama dan beranjak kembali ke dalam
hotel.
Saling berbagi cerita satu sama lain.
Ah, musim dingin yang indah.
-------
“Saga”
“Hmm”
“Lihat aku”
Saga menurut.
Ia menundukkan wajahnya.
Menatap langsung mata bening yang bergerak pelan itu.
Aigoo~
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Ia tidak akan bisa bertahan lama kalau beradu tatap
dengan mata bulat itu.
Sherin seakan menelannya sampai ke bagian paling
dasar.
“Aku
mencintaimu, Saga” Bisik Sherin lirih.
Saga tersenyum.
Ia memeluk erat tubuh Sherin dan menyurukkan wajahnya
di leher jenjang gadis cantik itu.
Menghirup wangi manis dari sana.
“Jangan
terlalu sering mengucapkannya sayang, kau tidak perlu takut, cintaku tidak akan
pernah habis untukmu” Bisik Saga lembut.
Sherin mengembangkan senyum manisnya.
Ia balas memeluk punggung Saga dan mengecup lembut
pinggir dahinya.
“Tahun ini white chirstmas” Gumam Sherin pelan.
Saga mengangguk.
“Bagaimana
kalau kita membeli pohon Natal ukuran mini dan meletakkannya di sini, tidak apa?”
“Ide bagus”
“Kita bisa
menghiasnya berdua?”
“Hmm”
“Saga”
“Iya sayang”
“Aku
mencintaimu”
“Ck, sekali
lagi kau mengucapkannya kau dihukum”
“Hehehehe”
Gadis cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk patuh dan memejamkan matanya sejenak.
Menghirup wangi maskulin dari tubuh kekasihnya.
Ah, Sherin benar-benar merasa sangat beruntung bisa
memiliki Saga seutuhnya.
“Saga Cho”
“Kenapa
memanggil nama lengkapku? Kau marah padaku?”
Aish.
Sherin mengerutkan dahinya.
Ia menepuk lembut kepala Saga.
“Kenapa kau
berkata seperti itu?”
“Eoh? Bukankah
selama ini memang seperti itu Hmm? Kau akan berteriak memanggil nama lengkapku
kalau kau marah padaku”
“Memangnya aku
berteriak barusan?”
“Tidak, kau
hanya memanggil namaku”
“Hehehehe, kau
tahu kenapa?”
“Mm, karena
kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku?”
Sherin mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi lelaki tampan itu.
Membuat Saga mengangkat wajahnya menatap mata bening
yang bergerak nakal itu.
“Aku
mencintaimu” Bisik Sherin lembut.
Hening sejenak.
Hanya terdengar suara deru nafas yang beraturan.
Kedua namja itu saling menatap satu sama lain.
Sherin tidak bersuara lagi.
Ia hanya membiarkan dirinya menikmati tatapan tajam
dari mata sipit itu.
“Baiklah, kau dihukum”
Ujar Saga akhirnya.
Sherin tertawa kecil.
Ia tidak menyahut.
Hanya menolehkan wajahnya menatap Saga yang beranjak
meninggalkannya sendirian di kamar.
Kemudian ia melompat dari ranjang dan berlari mengejar
kekasihnya.
-------
Gadis cantik itu memejamkan matanya damai.
Merasakan ketenangan yang menguar dari atmosfer yang
ada.
Sherin menghembuskan nafasnya perlahan.
Masih membiarkan dirinya berada dalam dekapan hangat
suaminya.
Saat ini mereka sedang berdiri di depan danau yang
membeku.
Danau luas yang terletak di dekat hotel, di ujung
dalam taman kota yang indah itu.
“Aku suka
Jepang” Ujar Sherin pelan.
“Dan aku suka
kau” Balas Saga tersenyum.
Sherin berdecih.
Ia ikut tertawa kecil.
“Semalam aku
browsing internet” Gumam Saga.
“Hmm”
“Kulihat acara
fashion show yang digelar di Paris
saat musim gugur beberapa waktu lalu dibicarakan banyak orang”
“Well, Paris
memang zona yang tepat untuk menggelar peragaan busana, apa kau tahu? Seluruh
rancanganku waktu itu habis dilelang”
“Kau hebat
sayang”
“Hehehe”
“Bagaimana
dengan yang di Jepang?”
Sherin menggumam tidak jelas.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit yang tampak
kelabu.
“Rumit”
“Maksudmu?”
“Eunho masih
membantuku mendapatkan tempat, banyak gedung yang disewa untuk menyambut Natal”
“Kalau kau
berhasil lagi, namamu akan tersebar dimana-mana”
“Yah”
“Dan pastinya
akan banyak lelaki yang melamarmu setelah mereka mengetahui kecantikan dirimu
sayang”
“Kau takut?”
“Tidak, kenapa
aku harus takut?”
“Aku bisa saja
menerima lamaran dari mereka yang lebih tampan darimu hmm?”
“Kau lupa? Aku
sudah merantaimu disini, Rin Ah, kau tidak akan bisa kemana-mana”
Sherin tertawa kecil.
Melirik Saga yang mengaitkan kelingking kanan mereka.
Aigoo~
Benang merah yang tak terlihat hmm?
“Aku bisa
menggunting benangnya” Potong Sherin.
“Dan aku akan
menembak mati semua namja yang melamarmu” Sahut Saga.
“Omo, kalau begitu aku tidak akan bisa
pergi darimu Hmm?”
“Sudah
takdirmu sayang, kau tercipta untukku dan aku tercipta untukmu, aku mengerti?”
“Mengerti,
hehehe”
Gadis cantik itu kembali menyandarkan punggungnya di
dada bidang Saga.
Mata beningnya kembali terpejam.
Menikmati hembusan angin musim dingin yang menerpa
wajah cantiknya.
“Rin Ah”
“Ya?”
“Apa kau
benar-benar berniat ingin meninggalkan aku?”
Eoh?
Sherin sontak membalikkan tubuhnya.
Mengernyitkan dahi menatap Saga yang menatapnya dengan
tatapan yang tidak bisa diartikan.
Aigoo~
“Tidak, kenapa
kau bisa berpikir seperti itu sayang? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu”
Bisik Sherin lembut.
“Aku
takut..Aku bisa gila tanpamu Rin Ah” Balas Saga berbisik.
Omooo.
Gadis cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu.
Sherin berjinjit kecil dan mengecup pipi lelaki tampan
itu.
“Dan aku bisa
mati tanpamu, bear” Balasnya kembali berbisik.
Saga terdiam.
Hanya senyum manisnya yang terulas.
Ah, ia begitu mencintai gadis cantik ini.
Sungguh.
-------
“Nee-chan!”
Sherin membalikkan tubuhnya.
Membulatkan mata beningnya menatap sosok anak kecil
dengan topi rajutnya yang manis itu.
“Omo, Hiro-chan!”
Panggil Sherin mendekat.
Saga yang sedang menyesap coffee hangatnya menaikkan
alisnya.
Menatap Sherin yang beranjak dari duduknya dan
menghampiri bocah mungil itu.
“Kau hilang
lagi huh?” Tanya Sherin seraya menggendong anak kecil bertopi itu.
Hiro terkekeh geli.
“Ungg Unngg”
Gumamnya tidak jelas.
Sherin mengecup lembut pipi gembul Hiro.
Kemudian ia membawa anak kecil bertopi itu kembali ke
kursi taman yang sedang didudukinya bersama Saga barusan.
Sesekali mata beningnya menyelidik, mencari sosok
gadis yang berambut cokelat ikal.
“Ya? Anak ini
selingkuhanmu waktu itu Hmm?” Ujar Saga menatap Sherin.
Gadis cantik itu mengangguk.
Ia tertawa.
“Yup, kami
sudah menikah sehari sebelum kau datang~”
“Siapa namamu,
jagoan?”
Anak kecil bertopi itu menjulurkan tangannya.
Meminta Saga agar memangku tubuh mungilnya.
“Hilo, Hiloya”
Sahut anak kecil bertopi itu lucu.
Eoh?
Saga menaikkan alisnya.
“Lalu, dimana
orang tuamu?”
“Ummm?
Umumumumm?”
Sherin menjerit kecil.
Ia mencubit gemas pipi gembul anak kecil bertopi itu.
Membuat Saga tersenyum memandangnya.
“Sepertinya Tantenya
masih berada di sekitar sini Saga, lebih baik kita duduk di sini saja”
“Yaaa”
Sherin mengencangkan ikatan syal rajutnya yang
berwarna merah.
Sesekali ia melirik Saga yang masih memangku anak
kecil bertopi itu.
Hiro menjulurkan tangannya.
Mencoba meraih gelas coffee milik Saga.
Lelaki tampan itu menaikkan alisnya.
“Ini pahit Hiro-chan”
Ujar Saga memperingati.
Anak kecil bertopi itu terus bergumam tidak jelas.
Mata sipitnya berkilat-kilat menatap gelas coffee itu.
Saga menghela nafas dan membiarkan anak kecil bertopi
itu mencicipi minumnya.
“Uhukk~!
Uuuuuuhhhhh~! Hiks..Hiks..Huuuwwwweeeeeee~!!”
“Pahit kan?
Sudah Paman bilang ini pahit, kau nakal sekali”
Anak kecil bertopi itu menjerit histeris.
Ia menjulurkan lidahnya keluar.
Sherin segera meraih anak kecil itu dari pangkuan Saga.
Kemudian ia mendirikan Hiro di atas pahanya.
“Ssshh, jangan
menangis aku mengerti? Sini lidahnya” Ujar Sherin lembut.
Anak kecil bertopi itu terisak lirih.
Membiarkan Sherin mengusap lidah mungilnya dan
menjilatnya lembut.
Sementara Saga tersenyum kecil seraya menepuk-nepuk
punggung anak kecil bertopi itu.
“Omooo! Hiro-chan!”
Sherin dan Saga yang sedang menenangkan anak kecil
bertopi itu sontak menoleh.
Menatap sesosok gadis berambut ikal yang berlari kecil
mendekati mereka.
“Sooji” Sapa Sherin
tersenyum.
Gadis cantik itu segera berdiri dari duduknya.
“Ah, Sherin
Cho, kita bertemu lagi di sini!” Ujar gadis berambut ikal itu tertawa kecil.
Sherin mengangguk.
Ia menggendong Hiro di pelukannya.
Anak kecil itu sudah berhenti menangis.
“Kenalkan, ini
Saga Cho, suamiku. Saga ah, gadis ini Park Sooji, Tantenya Hiro”
Saga menaikkan alisnya.
Ia tersenyum dan membungkukkan tubuhnya di hadapan
Yeoja itu.
“Nona Park,
kau tidak boleh melepas pandanganmu dari anak nakal ini, kalau tidak ada kami
disini bagaimana? Ia bisa saja diculik Hmm?” Ujar Sherin mengerutkan dahinya.
“Aigoo, kau tidak tahu se-ekstra apa aku
memperhatikan anak ini Rin ah, Hiro memang nakal” Sahut Sooji seraya mengambil Hiro
dari gendongan Sherin.
Saga menyesap coffeenya dan melirik jam tangannya.
Ia menoleh menatap kekasihnya.
“Ayo, Rin Ah
ah, sudah hampir jam 6”
“Ah, ne, Sooji,
kami duluan yaaa? Hiro, lain kali jangan berjalan sendirian aku mengerti?”
Gadis berambut ikal itu mengangguk dan balas menyapa Sherin.
Sementara anak kecil bertopi itu menggembungkan
pipinya.
Membuat gadis cantik itu tidak bisa menahan dirinya
untuk mengecupi pipinya.
-------
Mata bening itu tampak bergerak fokus saat ini.
Sherin berjinjit sedikit.
Mencoba menahan keseimbangan tubuhnya seraya
memasangkan bintang berwarna emas itu di puncak pohon Natal yg ada di
hadapannya saat ini.
GREPP!
Sherin menoleh.
Menatap Saga yang merengkuh pinggang rampingnya.
Gadis cantik itu terkekeh kecil dan kembali berjinjit.
Kemudian ia berbalik dan membiarkan Saga melepas
pelukannya.
Lelaki tampan itu ikut beranjak duduk di samping Sherin.
“Pohon Natal
yang besar juga bagus kan, Saga?” Ujar Sherin tersenyum.
Ia masih memasang hiasan pohon itu.
“Hmm, untung
saja yang ukuran kecil sudah habis terjual karena kita bertemu anak itu
kemarin”
“Hehehe, kau
menyukainya? Anak itu benar-benar menggemaskan”
“Yah, aku
cukup suka”
Sherin sudah selesai memasang hiasan yang terakhir.
Ia berbalik menatap kekasihnya.
“Saga”
“Hmm?”
“Apa
pendapatmu tentang anak?”
Eoh?
Mata sipit Saga memicing tajam.
Sepertinya ia tahu kemana arah pembicaan ini akan
berlangsung.
“Anak-anak
memang menggemaskan, lucu, dan berisik” Sahut Saga.
“Bear,
bagaimana kalau---”
“Tidak, kalau
kau ingin mengadopsi anak aku tidak setuju”
“Eoh? Kenapa??”
“Kita perlu
memikirkan banyak hal sebelum memiliki seorang anak, Rin Ah ah, bagaimana cara
kita merawat mereka dengan telaten kalau aku selalu sibuk dengan pangkatku
sebagai seorang Letnan? Dan kau, kau selalu menghabiskan waktu di gedung
desainmu untuk rancangan-rancangan pakaian terbarumu Hmm?”
“Kita bisa---”
“Kalau kita
memperkerjakan seorang suster untuk merawat anak kita nantinya lebih baik tidak
usah, anak itu akan lebih dekat dengan susternya nanti, dan lagi, akan terlihat
seperti kita mengadopsi anak untuk dirawat oleh orang lain, sama sekali tidak
efisien”
“Tapi Saga---”
“Aku mengerti Rin
Ah, tapi tetap saja aku tidak setuju”
“Aish, Saga
Cho! Kenapa kau egois sekali eoh?!”
“Aku tidak
egois, Rin ah, kau selalu mengambil keputusan tanpa berpikir panjang terlebih
dahulu, aku hanya tidak ingin kau menyesal nantinya!”
“Aku
membencimu!”
Gadis cantik itu menahan nafasnya.
Mata beningnya tampak bergerak cepat di tempat.
Terlihat jelas emosinya yang menguar saat ini.
Membuat Saga menghela nafasnya.
Sherin membalikkan tubuhnya membelakangi Saga.
Ia sedang mencoba mengatur emosinya yang tidak
beraturan saat ini.
Sementara Saga mengusap wajahnya.
Oh well.
Perlu pengertian lebih untuk menghadapi saat-saat
keras kepala gadis cantik ini.
SRET.
Sherin mendengus.
Membiarkan Saga menarik bahunya dan kembali memutar
posisinya agar berhadapan dengan lelaki tampan itu.
Saga tersenyum kecil dan menempelkan dahi mereka.
Sherin menghela nafas panjang.
Ia tahu Saga mau melakukan apa.
“Aku, Saga Cho,
bersedia menerima Sherin Kim sebagai istriku..” Bisiknya pelan.
Sherin tidak menyahut.
Ia hanya diam seraya menatap dalam mata sipit yang
tajam itu.
“Mencintainya
seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam
keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Saga
masih berbisik.
“Mmm..”
“Dan kau, Sherin
Kim, bersediakah kau menjadi istri dari Saga Cho? Mencintainya seumur
hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”
“Aku
bersedia..”
Saga tersenyum lembut.
Ia mengecup bibir ranum gadis cantik itu dan mengecup
dahinya dengan manis.
Sherin menghela nafas panjang.
“Rin Ah, aku
sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku sangat mencintaimu sayang,
dan karena aku mencintaimu, aku mengenal baik dirimu..Kalau kau memang
benar-benar ingin memiliki seorang anak, kita bisa berkunjung ke Panti Asuhan Hmm?
Tidak perlu sampai mengadopsi mereka, aku tidak ingin keputusan tanpa pikir
panjang ini berakhir sengsara nantinya sayang..Kau mengerti maksudku Hmm?”
Sherin kembali menghela nafasnya.
Ia mengangguk pelan.
Membuat Saga tersenyum manis dan mengecup lembut pipi gadis
cantik itu.
“Atau kita
bisa berkunjung ke Jepang setiap akhir pekan dan bermain bersama Hiro? Bagaimana?”
Bujuk Saga lagi.
“Umm” Gumam Sherin
tidak jelas.
Saga menepuk pelan kepala gadis cantik itu.
“Kau
mencintaiku?”
“Aku
mencintaimu Saga bear”
“Dan aku juga
sangat mencintaimu, sayang”
Sherin tersenyum kecil.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu dengan jemarinya
yang lentik.
“Saga..”
“Hmm?”
“Musim Semi
nanti kau ada rencana apa?”
“Aku tahu kau
akan mengadakan fashion show lagi, Rin
Ah”
Sherin mengangguk.
Ia mengecup lembut bibir tebal itu.
Ah, ia terlalu mencintai lelaki tampan ini.
“Apa lagi kali
ini?” Tanya Saga pelan.
“Mm, ini yang
terakhir, aku sudah menetapkan temanya” Sahut Sherin berbisik.
Saga mengangguk.
Menunggu bibir cherry itu berucap lembut padanya.
“Spring In London”
END.
By: Shella.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar