Tittle: LOVE FIGHT
Genre:
Straight
Author:
Shella
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-angst-friendship-cakar dinding
-------
Hidup itu
penuh tantangan.
Jangan
patah semangat walau apa pun yang terjadi.
Karena
kalau kita menyerah, maka habislah sudah..
.
.
.
“Saga Sunbae!”
Aish.
Lelaki tampan bermata sipit itu berdesah kesal.
Ia memutar bola matanya sebelum berbalik memandang si
junior yang telah mengejarnya selama beberapa bulan terakhir ini.
“Apa lagi, Sherin
Kim?” Tanya Saga malas.
Gadis cantik itu terkekeh manis.
Ia menjulurkan sebuah kotak bekal ke hadapan Saga.
“Aku
membuatnya dengan penuh cinta~! Habiskan ya Sunbae!” Ujar Sherin tersenyum.
Lelaki tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya menghela nafas pendek dan merebut bekal itu
dari tangan Sherin.
“Awas kalau
tidak enak” Ujar Saga seraya melangkahkan kakinya kembali.
“Sunbae!
Jangan lupa pemberitahuan kelulusanku menjadi anggota OSIS ara?!” Teriak Sherin
nyaring.
Lelaki tampan itu mengangguk tanpa menoleh ke
belakang.
Ia membenarkan letak kacamata putihnya dan berjalan
meninggalkan Sherin yang sedang tersenyum-senyum sendirian di tempatnya.
Ah, ia benar-benar mencintai lelaki tampan itu.
Oh well.
Sherin Kim adalah murid pindahan dari Jepang.
Gadis cantik itu berada satu tingkat di bawah Saga.
Dan ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama saat
hari penerimaan siswa baru Saga maju ke atas mimbar sebagai ketua OSIS.
Dan yah, cinta butuh perjuangan.
Dua bulan terakhir ini Sherin terus mengejar Saga.
Tapi lelaki tampan itu seakan mempermainkan dirinya.
Walaupun begitu, Sherin tidak peduli.
Saga mau berbicara padanya saja ia sudah sangat
bersyukur.
Well, lagi pula..
Cinta itu datang karena terbiasa bukan?
“SUNBAAAEEEE!
NANTI AKU KE RUANG OSIS LAGI YAAAAA!!”
Lelaki tampan yang sudah agak menjauh dari posisi
berdiri gadis cantik itu menolehkan kepalanya ke belakang.
Ia melotot seraya mencibir menatap Sherin.
Mengacuhkan Yeohwan dan Eunho yang sudah tertawa geli
di sampingnya.
Aish, dasar Sherin Kim.
-------
Hahh.
Lelaki tampan itu menghela nafasnya.
Ia melepas kacamatanya dan melirik malas ke arah gadis
cantik yang sedang tersenyum manis di sampingnya.
Saga menggeram pasrah.
“Apa kau tidak
lelah?” Tanya Saga berdesah.
Eoh?
Sherin menaikkan alisnya.
Kemudian ia menggeleng mantap.
“Ani, kenapa?”
“Kau tidak
berhenti tersenyum seperti orang bodoh sejak dua jam yang lalu, Sherin Kim”
“Kenapa?
Memangnya salah kalau aku terus tersenyum? Aku tersenyum karena aku sedang
senang, hehehe”
“Mana ada
orang yang selalu senang setiap hari”
“Sunbae, hidup
itu sulit, makanya kau harus selalu tersenyum agar semuanya terasa mudah”
Huh?
Saga menaikkan alisnya.
Menatap remeh ke arah Sherin.
“Ejek saja
aku, nanti kau akan menyadari betapa pentingnya sebuah senyum untuk satu hari”
Ujar Sherin mempoutkan bibirnya manja.
Oh yeah.
Saga hanya mengangguk tidak jelas.
“Sunbae,
berkas OSIS-ku otte? Apa aku diterima?”
“Apa?”
“Itu, apa aku
diterima menjadi anggota OSIS sekarang?”
“Ya! Kau pikir
gampang menjadi anggota OSIS huh? Kau harus menjadi pesuruh dulu baru bisa
lulus!”
“Tapi aku
sudah dua bulan menjadi pesuruh terus, aku lelah Sunbaeee”
“Jangan
mengeluh! Lagi pula kau tidak pantas menjadi anggota OSIS”
DEG.
Sherin tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan seraya menunduk.
Ia mengepalkan jemarinya erat.
Ada yang sakit ketika Saga berkata seperti itu
padanya.
Tidak, Sherin, tidak.
Tersenyum.
Kau harus tersenyum.
Semuanya akan baik-baik saja tidak?
“Baiklah”
“Sherin!”
Eoh?
Gadis cantik itu menoleh.
Menatap Yeohwan dan Eunho yang memanggilnya.
“Belikan aku
jus jeruk!” Ujar lelaki tinggi itu.
“Dan aku mie
pangsit, pakai cabe yang banyak, aku mengerti?” Sahut Eunho lantang.
Sherin menengadahkan tangannya.
Ia memasang tampang sepolos mungkin.
“Uangnya?”
Yeohwan dan Eunho saling menatap satu sama lain.
Mereka tertawa mengejek.
Lelaki tinggi itu menyentil dahi Sherin sedikit keras.
“Pakai uangmu”
Ujarnya tersenyum.
Sherin mengerutkan dahinya.
Bibir merahnya mempout kesal.
“Uangku sudah
habis”
“Kau mau
menjadi anggota OSIS tidak? Apa salahnya berkorban sedikit?”
Gadis cantik itu terdiam.
Ia menghela nafas pendek.
Kemudian ia tersenyum manis.
“Baiklah!”
Serunya seraya beranjak meninggalkan ruang OSIS.
BLAM!
Saga menghela nafasnya setelah Sherin menghilang dari
balik pintu.
Lelaki tampan itu menatap marah ke arah sahabatnya.
“Ya! Kenapa
kalian jahat sekali eoh? Apa kalian tidak tahu berapa banyak uang yang telah
dikeluarkannya hanya untuk membelikan kalian makanan?” Ujar Saga ketus.
Yeohwan menaikkan alisnya.
“Lebih jahat
mana, kami yang membodohinya atau kau yang memanfaatkannya sebagai pesuruh?”
Ujar lelaki tinggi itu sinis.
Saga terdiam.
Ia menggertakkan giginya kesal.
Aish.
Sungguh.
Cukup lama mereka saling sibuk dengan kegiatan
masing-masing.
Sampai kemudian pintu ruang OSIS kembali terbuka.
Ketiga lelaki itu menoleh kompak ke arah pintu.
“Permisi”
Ah, bukan Sherin.
“Ya, Sooji, kenapa?”
Tanya Saga mengangkat wajahnya.
Gadis berambut ikal itu tersenyum manis.
Ia menyerahkan sebuah surat kepada Saga.
“Ini surat
rekomendasiku untuk menjadi anggota OSIS, kuharap aku bisa diterima” Ujarnya
lembut.
Saga tersenyum.
Ia meletakkan surat itu di atas meja.
“Baiklah, kau
diterima, sekarang jabatanmu adalah sekretaris cadanganku, dan tugas pertamamu
adalah meminta laporan data siswa dengan Sooji”
“Sungguh? Terima
kasih! Aku akan berusaha!”
Gadis cantik itu membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
Ia tersenyum manis dan segera beranjak dari ruang
OSIS.
Meninggalkan Saga yang tertegun menyadari kalau Sherin
sudah berdiri di ambang pintu.
“Sunbae..”
Panggil Sherin lirih.
“Ya, kenapa?”
Tanya Saga acuh.
“Kenapa kau
menerimanya segampang itu? Bukankah seharusnya ia menjadi pesuruh dulu baru
menjadi anggota OSIS?”
“Sherin Kim,
aku ketua disini, jadi semuanya terserah aku”
“Tapi Sunbae,
aku sudah dua bulan memberikanmu surat reko---”
“JANGAN
MEMBANTAH, SHERIN KIM! KALAU KAU TIDAK SUKA KAU BISA KELUAR DARI SINI!!”
DEG.
Gadis cantik itu tersentak kaget.
Mata beningnya tampak berkaca-kaca sekarang.
Ia menatap Saga dengan tatapan yang tidak bisa
diartikan.
“Yeohwan, Eunho,
ini pesanan kalian” Ujar Sherin seraya meletakkan bungkusan yang dipegangnya ke
atas meja.
Kemudian ia berbalik menyentuh kenop pintu.
“Aku minta
maaf” Ujarnya berbisik.
CKLEK.
Saga mendenguskan nafasnya.
-------
TAP TAP TAP.
Gadis cantik itu mengusap wajahnya.
Ia menyeka air matanya dan berusaha untuk tersenyum
seperti biasanya.
Kuat, kuat, kau harus kuat, Sherin Kim.
Ia berjalan menuju kelasnya.
Sherin berdoa dalam hati dan membuka pintu kelas.
Sepi.
Hanya ada ia seorang disini.
Oh well.
Bukankah ini sudah jam pulang sekolah?
Gadis cantik itu melirik mejanya yang tergeletak di
sudut kelas.
Kemudian ia tersenyum kecut.
Ah, mejanya dicoret lagi.
“Uff, apa
semua siswa baru harus dibully dulu baru bisa bergabung?” Gumam Sherin
mendengus.
Gadis cantik itu membuka tasnya dan mengambil kain lap
bersama cairan pembersih dari sana.
Ia sudah terbiasa.
Jadi tidak akan pernah lupa untuk membawa pembersih ke
sekolah.
SRET SRET.
Sherin membersihkan meja tulisnya yang penuh dengan
coretan.
Gadis cantik itu menahan nafasnya.
Ia takut air matanya akan mengalir jika ia
menghembuskan nafas panjang.
“Yah,
setidaknya mereka tidak menggunakan spidol permanen seperti di sekolah lamaku”
Bisiknya tersenyum.
Setelah menghabiskan waktu dua jam untuk membersihkan
coretan itu, Sherin beralih membuka kancing tasnya sekali lagi.
Ia mengambil sebungkus permen gula dari sana.
Hmp.
Gadis cantik itu tersenyum kecil.
Sherin segera berjalan dan meletakkan satu persatu
bungkus permen di setiap meja teman kelasnya.
Ia selalu melakukan itu setiap hari.
Membiarkan mereka melahap permennya dengan rasa
bingung.
Karena tidak ada yang tahu siapa pemberi permen gula
yang manis itu.
“Semoga suatu
hari nanti kita semua bisa berteman akrab” Ujar Sherin melebarkan senyumnya.
Gadis cantik itu meraih tasnya.
Kemudian ia memutuskan untuk pulang.
-------
TENG TENG TENG.
Suara bel masuk telah berbunyi.
Seluruh siswa siswi segera masuk ke dalam kelas
masing-masing.
Oh well.
Kecuali gadis cantik ini.
Ia hanya diam di ambang pintu kelasnya.
Menatap sendu tempat duduknya yang hanya tersisa
kursi.
“Mejamu
berenang ya, Sherin Kim?” Tawa anak-anak sekelas.
Sherin mendengus.
“Mejanya tidak
pernah dimandikan sih, sama seperti yang punya, hahahaha”
Gadis cantik itu meletakkan tasnya di atas kursi.
Kemudian ia segera berlari menuruni tangga lantai dua.
Menuju kolam besar yang ada di samping gedung
kelasnya.
Ah, meja kayu itu mengambang di sana.
“Aish! Aku
tidak bisa berenang” Gumamnya lirih.
Gadis cantik itu berjongkok di pinggir kolam.
Meratapi nasib mejanya yang sedang berada di
tengah-tengah kolam.
Aish.
Sherin melirik besi panjang yang biasa digunakan
pesuruh sekolah untuk membersihkan dedaunan gugur yang jatuh ke atas air kolam.
Ah, ia punya ide.
“Lihat! Si
anak menjijikkan itu sekarang menjadi pemancing meja pertama di Asia!”
Sherin menghembuskan nafasnya.
Ia berusaha mengacuhkan suara-suara menyebalkan itu.
Gadis cantik itu mengacungkan besi panjangnya.
Berusaha menggeret meja belajarnya ke pinggir kolam.
“YEHA!”
Sherin menyeka keringatnya.
Ia segera meraih meja itu dan mengangkatnya dengan
kedua tangan.
Mengacuhkan seragamnya yang basah.
Gadis cantik itu berjalan kembali ke dalam kelasnya.
Ia baru saja hendak meletakkan meja itu kembali di
tempatnya.
Namun gerakannya sontak terhenti ketika ia melihat tas
sekolahnya sudah tergantung di dinding atas kelas.
Warnanya berubah, anak-anak kelas menyemprotkan cat
merah muda di tas kesayangannya.
“Ya! Sherin
Kim! Bawa keluar mejamu! Bau!! Menjijikkan!!” Teriak anak-anak perempuan.
Sherin mengerutkan dahinya.
Ia tetap meletakkan mejanya di sana.
Kemudian ia berjinjit meraih tas sekolahnya.
DUAKK!!
BRUKK!
Sherin meringis.
Teman sekelasnya yang berambut hitam itu menendang
perutnya dengan keras.
Membuatnya terhempas ke lantai.
Gadis cantik itu meringis.
“Kenapa kau
keras sekali huh? Kau mau sok kuat disini? Lebih baik kau segera pindah ke
sekolah lain, anak baru!” Ujar Yunji berdecih.
Gadis cantik itu terbatuk.
Ia melirik seisi kelas yang mengerumuninya sekarang.
“Sampai kapan
pun wajah perempuan sepertimu tidak akan bisa berbaur dengan kami! Belum lagi
dengan statusmu yang rendahan itu, kudengar Ayahmu melarikan diri dari rumah
huh? Kenapa? Karena dia malu memiliki anak yang menjijikkan sepertimu?”
Sherin menggeleng.
Tidak.
Tidak.
Ia tidak boleh menangis sekarang.
“Ah, kurasa Ayahmu
pergi meninggalkan rumah karena Ibumu hm? Ibumu seorang wanita rendahan!”
“YYA! JANGAN
BERANI MENGHINA IBUKU!!”
PLAKK!
Gadis cantik itu meringis.
Ia menyentuh pipinya yang berdenyut.
Panas.
“Atas dasar
apa kau berteriak padaku? Membela Ibumu?” Kekeh gadis itu mengejek.
Sherin menatap tajam bola mata sipit itu.
Membuat gadis berbibir tipis itu menggeram kesal.
Ia menggerakkan tangannya menampar pipi Sherin sekali
lagi.
“PERGI KAU
DARI KELAS INI! KAU TIDAK PANTAS BERADA DISINI!” Teriak mereka kompak.
Sherin tercekat.
Ia tidak punya kekuatan untuk menyahut.
Gadis cantik itu segera beranjak dan berlari keluar
kelas.
Meninggalkan mereka yang tertawa dan terus
mengejeknya.
“Hhh..hhh..hhh”
Sherin merasa nafasnya sesak.
Kakinya lemas.
Ia tidak sanggup untuk berlari lebih.
Gadis cantik itu terjatuh di dekat ruang OSIS.
Ia merasakan degup jantungnya yang berdebar dua kali
lebih cepat.
Tidak, jangan disini!
Sherin segera meraih botol obatnya yang disimpannya di
dalam saku.
Tangannya bergetar hebat.
Gadis cantik itu segera menelan dua butir pil berwarna
putih itu.
Kemudian ia terduduk lemas di lantai.
Nafasnya menderu tidak teratur.
CKLEK.
Eoh?
Saga yang baru saja keluar dari ruang OSIS
mengernyitkan dahinya.
Menatap Sherin yang sedang terduduk di lantai.
“Sherin?
Sedang apa kau disini?”
Gadis cantik itu tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap Saga.
Lelaki tampan itu tersentak kaget.
“Ya? Apa yang
terjadi? Kenapa bibirmu berdarah??” Tanya Saga khawatir.
Gadis cantik itu menggeleng.
Ia tersenyum kecil.
“Aku terjatuh,
wajahku terbentur lantai” Bohongnya lirih.
Saga mendengus.
Ia menyentuh bibir merah yang sobek itu.
“Kau yakin ini
karena terjatuh?”
Sherin segera mengangguk cepat.
Ia tidak ingin Saga tahu kalau selama ini ia selalu di
bully oleh teman-teman sekelasnya.
“Makanya lain
kali hati-hati ara? Segera ke UKS, aku harus menemui wali kelasku dulu”
Gadis cantik itu tersenyum manis.
Ia menatap Saga yang sudah berjalan meninggalkannya.
-------
Sherin menyentuh kepalanya hari ini.
Pusing.
Ia sedang dalam kondisi yang tidak sehat.
Aigoo.
Gadis cantik itu menunduk.
Memperhatikan satu tangannya yang memegang kotak
bekal.
Mungkin sakitnya akan hilang kalau ia bertemu Saga
hari ini.
“Eh?”
Sherin menaikkan alisnya.
Menatap pintu OSIS yang setengah terbuka itu.
Gadis cantik itu baru saja ingin mendorong pintu
berwarna cokelat itu.
Namun gerakannya mendadak terhenti ketika ia mendengar
suara Yeohwan dan Eunho yang sedang berbicara dengan Saga saat ini.
“Sudahlah Saga,
lebih baik segera kau hentikan semuanya” Ujar Eunho.
Sherin mengerutkan dahinya.
“Dari awal kau
sudah merobek surat rekomendasi Sherin kan? Kenapa kau berbohong padanya?
Kasihan dia” Lanjut Yeohwan.
DEG.
Sherin terhenyak.
Suratnya disobek?
Ia ditolak?
Apa maksudnya?
“Aish, kalian
ini, kenapa mendadak kalian sok baik seperti ini huh? Bukankah kalian juga
mendapat untung dengan membodohi Sherin? Berapa banyak uang yang Sherin
habiskan untuk membeli cemilan-cemilan yang kalian inginkan?” Ujar Saga kesal.
“Yah, kami
menyesal sudah melakukan itu, lagi pula aku juga berniat akan mengganti uangnya
nanti” Sahut Yeohwan mencibir.
“Saga, kau
tidak kasihan padanya? Dia sudah sangat baik padamu, tapi kau malah
memanfaatkan dirinya, dan lagi, Sherin itu mencintaimu” Ucap Eunho.
Cih.
Saga berdecih.
Ia menatap kedua sahabatnya dengan alis yang bertaut.
“Dia sendiri
yang menyerahkan dirinya untuk dijadikan pembantu sementara, lagi pula aku
tidak peduli dia mencintaiku atau tidak, aku sama sekali tidak tertarik
padanya”
Lelaki tampan itu memalingkan wajahnya.
Ia mengambil kentang gorengnya dan melahapnya tanpa
dosa.
Tanpa menyadari sosok cantik yang sedang berjongkok di
samping pintu ruang OSIS.
Sherin menutup mulutnya sekuat mungkin.
Berusaha menahan isak yang akan keluar.
Air matanya mengalir tanpa henti.
Sakit.
Rasanya sangat sakit.
Jadi begitukah?
Gadis cantik itu meringis.
Ia tersengguk keras disela tangisnya.
Perasaannya hancur berkeping-keping.
“Ah, aku harus
mengantarkan stempel ini untuk wali kelas”
Sherin tersentak kaget saat mendengar suara Saga.
Ia segera menghapus air matanya dan berdiri dari
jongkoknya.
SRET!
“AH”
Saga yang menarik kenop pintu itu terkejut.
Mata sipitnya menatap kaget Sherin yang berdiri di
depan pintu.
Apakah gadis cantik ini mendengar semuanya?
“Sunbae, maaf
aku terlambat, ini bekal untukmu~!” Ujar Sherin tersenyum manis.
Hoh.
Sepertinya tidak.
Lelaki tampan itu mengangguk.
Ia mengambil bekal dari Sherin dan beranjak
meninggalkan gadis cantik itu.
Mengacuhkan Sherin yang mendadak meringis kesakitan.
BRUKK!
Gadis cantik itu terhempas.
Ia mencengkram erat dada kirinya.
Sakit.
Sakit.
Sherin merintih tanpa suara.
Ia segera menggerakkan jemarinya yang bergetar hebat.
Berusaha meraih botol obatnya.
“Sherin?”
Gadis cantik itu tersentak.
Ia mendongak menatap Yeohwan yang berdiri di depan
pintu.
Lelaki tinggi itu membulatkan matanya.
Ia segera berjongkok di hadapan Sherin.
“Kau baik-baik
saja?! Apa yang terjadi?!” Tanya Yeohwan khawatir.
Sherin menggeleng.
Ia berusaha mendorong Yeohwan yang sibuk menangkup
wajahnya.
Memperhatikan wajah cantik yang memucat dengan bibir
yang membiru itu.
Sherin ingin berkata kalau ia baik-baik saja.
Tapi suaranya tercekat.
Ia hanya bisa merintih dengan tubuh yang mengejang.
Yeohwan yang melihat itu segera menggendong tubuh Sherin.
Ia berlari menuju mobilnya dan membawa gadis cantik
itu ke rumah sakit pusat.
“Sherin?!”
Lelaki tinggi itu mengernyitkan dahinya.
Melirik para suster yang berlari menghampirinya ketika
ia membawa Sherin turun dari mobilnya.
Perawat yang ada segera memindahkan Sherin ke atas
ranjang beroda.
Mereka mendorongnya ke dalam satu ruangan khusus di
lorong sebelah kanan.
Yeohwan yang tidak tahu apa pun hanya bisa mengejar
mereka dengan rasa penasaran yang mendera.
Apa yang terjadi?
Lelaki tinggi itu berdiri diam di pintu dengan nafas
yang menderu tidak teratur.
Matanya terbuka lebar.
Menatap para dokter yang berdatangan.
Mereka membuka seragam Sherin yang telah basah oleh
keringat.
Kemudian mereka memasang berbagai alat kedokteran di
atas tubuh gadis cantik itu.
Inhalasi juga dipasangkan untuk membantu nafas Sherin
yang terputus.
Mata beningnya terpejam.
Yeohwan merinding ketika lima orang suster
menyuntikkan sesuatu di infus Sherin secara serentak.
TAP TAP TAP.
Lelaki tinggi itu terpaku.
Menatap seorang dokter yang berjalan ke arahnya.
Lelaki tinggi itu tersenyum lega.
“Terima kasih
sudah membawa Sherin kesini, ia hampir saja sekarat” Ujar lelaki itu.
Yeohwan mendengung tidak mengerti.
“Sherin Kim
adalah pasien tetap kami, ia memiliki kelainan pada jantungnya, belakangan ini
jantungnya semakin lambat untuk bekerja, dan kami sedang berusaha mencari donor
untuknya”
DEG
“Seharusnya ia tidak boleh melakukan aktifitas berat seperti bersekolah,
tapi Sherin memaksa, ia ingin menjalani hidup seperti orang biasa sebelum
jantungnya berhenti berdetak”
“A..Apa?”
“Kau temannya?
Selama ini aku tidak pernah melihat satu orang pun yang datang untuk menjenguk gadis
cantik itu, ia pasti sangat berterima kasih karena kau telah menyelamatkannya”
Yeohwan terdiam.
Dokter berwajah ramah itu menepuk bahunya dan berjalan
meninggalkannya.
Lelaki tinggi itu merasakan tubuhnya kaku.
Semuanya terjadi begitu cepat.
Oh gosh.
Kelainan Jantung?
-------
TAP TAP TAP.
Sherin tersenyum manis seperti biasanya hari ini.
Ia berjalan lambat seraya memperhatikan setiap sudut
bagian sekolah.
Dokter Choi sudah memberitahunya, kalau ini adalah
hari terakhirnya berada di sekolah.
Setelah itu ia harus menjalani operasi transplatasi
jantung.
Oh well.
Ia harus melakukan yang terbaik hari ini.
GREK!
Sherin membuka pintu kelasnya.
Ia membulatkan mata beningnya tidak percaya.
Menatap mejanya yang terbelah menjadi dua.
Seperti dipotong dengan gergaji mesin.
Kursinya penuh coretan spidol.
Gadis cantik itu menghela nafasnya.
Ia memutar pandangannya.
Menatap teman-teman sekelasnya yang terlihat tidak
peduli padanya.
Mereka masih sibuk dengan aktifitas masing-masing.
Mata bening itu bergerak pelan.
Memperhatikan tulisan-tulisan yang tercoret di sana.
‘Anak rendahan!’
‘Menjijikkan! Pergi kau dari sekolah ini!’
‘Sherin Kim sampah!’
Uf.
Sherin menghembuskan nafasnya mencoba sabar.
Ia mengangkat kedua bagian mejanya dan membawanya
keluar kelas.
Ia memutuskan untuk menemui pesuruh sekolah.
Paman Lee pasti mau membantunya memperbaiki meja ini.
“Sherin? Ada
apa dengan mejamu?”
Gadis cantik itu tersentak.
Ia mengangkat wajahnya dan terkejut menatap Saga yang
berhadapan dengannya saat ini.
“Hehehehe, aku
ceroboh Sunbae, tadi mejanya rusak gara-gara aku terpeleset di atas tangga”
Kekeh Sherin manis.
Saga menaikkan alisnya.
Ia hanya mengangguk dan menepuk-nepuk lembut kepala gadis
cantik itu.
Membuat Sherin terdiam.
Ia menahan nafasnya.
Kemudian Saga tersenyum kecil dan beranjak pergi
meninggalkan dirinya.
“SUNBAAAEEE!!
AKU MENCINTAIMUUUU!! HAHAHAHAHA~” Teriak Sherin tertawa.
Gadis cantik itu mengusap-usap kepalanya.
Senyum manisnya terulas lebar saat ini.
Sementara Saga hanya mencibir ke arahnya.
Sherin berlari ke ruang OSIS setelah ia mengantarkan
mejanya kepada pesuruh sekolah.
Ia menyapa Yeohwan dan Eunho seperti biasanya.
Mengacuhkan tatapan intens yang dilayangkan lelaki
tinggi itu.
“Yah, kenapa
kau tidak masuk tiga hari kemarin eoh? Kau bawa bekal untukku tidak?” Tanya Eunho
menepuk bahu Sherin.
Gadis cantik itu tertawa kecil.
“Maaf,
tetanggaku jatuh cinta padaku, jadi aku tidak berani keluar rumah, hehehehehe”
“Aish, dasar”
“Ah, Saga
Sunbae sudah kembali?”
“Sebentar
lagi, kenapa?”
“Ada yang
ingin kusampaikan padanya, hehehehe”
“Aish, pasti
pernyataan cinta lagi, aku sudah bosan”
Sherin mempoutkan bibirnya kesal.
Ia menepuk punggung Eunho sedikit keras.
CKLEK.
Saga mengangkat wajahnya.
Kemudian ia mendengus malas melirik Sherin yang sudah
menunggunya di depan meja OSIS-nya.
Lelaki tampan itu mendekati Sherin dan menepuk
kepalanya.
“Apa lagi
eoh?” Tanya Saga kesal.
Sherin tersenyum manis.
“Sunbae, aku
mencintaimu, kau mau menjadi kekasihku?”
“Untuk yang ke
58 kalinya, Sherin Kim, TIDAK! Kau kutolak!”
“Kenapa? Kau
tidak ingin mempertimbangkannya dulu? Aku cukup manis, hehehe”
“Baiklah,
kalau kau berhasil mengitari sekolah sampai 10 kali aku akan mempertimbangkan
perasaanmu, tapi kalau kau tidak berhasil, kau harus berhenti menggangguku dan
menjaga jarak dalam radius 1 meter dariku, araso?!”
DEG.
Yeohwan tertegun.
Ia mendongakkan wajahnya.
Berkeliling sekolah sebanyak 10 kali?
Hei! Atlit sprinter saja tidak akan bisa bertahan
untuk putaran kelima, apa lagi gadis cantik itu!
Sekolah ini adalah sekolah terbesar yang ada di Seoul!
Terlebih lagi dengan kondisi jantung yang seperti itu,
apa Sherin mau bunuh diri??
“Oke Sunbae!
Aku pegang janjimu!” Ujar Sherin yakin.
Saga hanya mengangguk malas.
Sementara Yeohwan membulatkan matanya tegang.
Oh gosh.
-------
Matahari tampak menyengat hari ini.
Membuat semua orang berkeringat.
Bahkan yang menyejukkan tubuh di depan AC saja masih
merasa kepanasan.
Apa lagi gadis cantik itu.
Oh see.
Sherin terlihat sudah sangat kelelahan sekarang.
Nafasnya terputus-putus.
Seragamnya basah total karena keringatnya.
Ini baru putaran ketiga, gadis cantik itu terlihat
tidak kuat lagi.
Yeohwan yang berdiri di samping Saga mendengus pendek.
Ia melirik lelaki tampan yang sedang terkekeh mengejek
itu.
Mereka sedang memperhatikan Sherin dari jendela ruang
OSIS sekarang.
“Saga, kau
benar-benar tidak punya perasaan! Sherin bisa mati!!” Ujar Yeohwan kesal.
Saga menaikkan alisnya.
“Salahnya
sendiri, kenapa dia menerima tantanganku, padahal aku hanya bercanda” Sahut Saga
santai.
GRRT.
Yeohwan menggeram kesal.
Ia menggertakkan giginya.
BRUKK!
Kedua lelaki itu saling tersentak kaget.
Ketika memandang Sherin yang ambruk di tengah taman.
Saga mengerutkan dahinya.
Sementara Yeohwan ketakutan setengah mati.
[ “Belakangan ini jantungnya semakin lambat
untuk bekerja” ]
“No”
[ “Ia tidak boleh melakukan aktifitas berat”
]
“SHERIN!!”
Saga tersentak kaget.
Ia melihat Yeohwan yang sudah berlari mengejar gadis
cantik itu.
Lelaki tampan itu mengerutkan dahinya bingung.
Namun ia ikut melangkah mengejar Yeohwan.
-------
BIP.
BIP.
BIP.
Suara monitor jantung itu terdengar jelas.
Saga merasa tubuhnya tegang.
Mata sipitnya terus menatap Sherin yang sedang
disuntik oleh lima orang suster sekaligus.
Lelaki tampan itu mengerutkan dahinya.
Kelainan jantung?
Kenapa ia tidak tahu?
“Kau bisa
membunuhnya, Saga Cho, apa kau sadar itu?!” Bentak Yeohwan emosi.
Lelaki tinggi itu melirik Ibu Sherin yang sedang
menangis sekilas.
“Ya! Jangan
menyalahkan aku!” Seru Saga tidak terima.
Yeohwan mengepalkan jemarinya erat.
Ia meninju wajah tampan itu.
Membuat Saga terhempas.
“AWAS SAJA KALAU
SAMPAI SHERIN MATI!! AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU, CHO!!!”
-------
TING TONG.
CKLEK.
Gadis cantik berwajah angkuh itu menaikkan alisnya
kaget.
Menatap tidak percaya lelaki tampan yang sedang
berdiri di depannya saat ini.
“Omo, Saga ah” Ujar SeoHea tersenyum.
Saga mengernyitkan dahinya.
“Sherin sering
bercerita tentangmu” Sambung SeoHea tersenyum paham.
Saga mengangguk.
Ia segera melangkah masuk setelah SeoHea mempersilahkan
dirinya.
Lelaki tampan itu memutar pandangannya.
Oh well.
Sherin cukup mampu.
Buktinya rumah ini terlihat lumayan besar dan luas.
Sepertinya gosip kalau Sherin adalah seorang anak
miskin adalah bohong belaka.
“Tante akan
membuatkan minum”
“Ah, aku..Aku
ingin mengambil buku yang pernah dipinjam Sherin”
SeoHea terdiam.
Menatap Saga yang tampak gelisah.
Sepertinya lelaki tampan itu berbohong.
“Ah, ya, kamar
Sherin ada di lantai dua, pintu yang berwarna putih” Sahut SeoHea tersenyum.
Saga mengangguk.
Ia segera melangkahkan kakinya ke atas.
CKLEK.
Lelaki tampan itu terhenyak.
Matanya disambut oleh pemandangan yang tidak pernah
dilihat olehnya seumur hidup.
Dinding kamar Sherin penuh dengan berbagai foto.
Lelaki tampan itu melangkahkan kakinya.
Matanya bergerak pelan.
Memperhatikan foto-foto yang tertempel di sana.
Ia memang pernah melihat Sherin membawa-bawa kamera
polaroid di minggu pertama gadis cantik itu pindah ke sekolahnya.
Omo, ada Yeohwan, Eunho, anak-anak kelas Sherin, semuanya
lengkap disini.
DEG.
Lelaki tampan itu merasakan jantungnya berdebar
kencang.
Ketika menatap satu dinding khusus yang penuh dengan
fotonya.
Gosh.
Saga memperhatikan satu persatu foto itu.
Kemudian ia menoleh.
Menatap sebuah buku yang tergeletak di atas ranjang gadis
cantik itu.
Diary kah?
SSRAK.
Lelaki tampan itu membuka buku kecil itu tanpa
perasaan bersalah sedikit pun.
Ia menaikkan alisnya.
Membaca halaman demi halaman yang ada.
‘May 21st
Ternyata setiap hari pindah sekolah pertama yang ada di komik-komik
semuanya bohongan.
Kenapa para pengarang suka sekali memutar balikkan fakta?
Tidak ada murid yang bisa bergabung tanpa rintangan dengan teman
sekelasnya yang baru.
Aku yakin itu.
Atau hanya aku saja yang seperti itu?
Uh, ini hari pertama masuk.
Dan aku sudah dibenci mereka semua.
Aku tidak mengerti, dimana letak kesalahanku?
Kenapa aku di bully?
Buku baruku semuanya di coret dengan spidol ><!
Tapi aku harus kuat.
Aku tidak boleh menyerah, setidaknya mereka tidak sejahat teman-teman
kelasku di Jepang dulu.
Fighting, Sherin Kim!’
SSRAK.
‘May 25th
Cinta pada pandangan pertama.
Apakah itu sesuatu yang umum?
Aahhhh~!
Aku jatuh cinta pada Saga Sunbae!
Aigoooo~!!
Saga Sunbae sudah menolakku berkali-kali.
Huf, tapi aku tidak akan pernah menyerah! Aku pasti bisa membuatnya
jatuh cinta padaku, haaaaa XD
Hari ini Saga Sunbae sangaaaaat tampan.
Ia memang selalu terlihat tampan setiap hari, hehehe.
Ck, dokter Choi bilang aku tidak boleh terlalu senang atau pun terlalu
sedih mulai sekarang.
Karena takut kalau jantungku tidak kuat menahan beban.
Kkhhh, apakah aku akan mati?’
SSRAK!
‘May 29 th
Meja tulisku di buang ke tengah kolam sekolah :(
Sepertinya keberadaanku sudah benar-benar tidak bisa dipertahankan lagi.
Kenapa mereka semua sangat jahat?
Aku tidak bisa berenang.
Jadi aku mengambil mejaku dengan besi panjang milik Paman Lee.
Mereka juga mengecat tas sekolahku menjadi warna aneh.
Aku tidak suka.
Aku lelah.
Aku tidak tahan lagi.
Kapan aku bisa menjalani kehidupan murid SMA seperti yang lainnya?
Apakah mereka akan berhenti membullyku saat aku sudah mati nanti?
Hari ini ketua kelas menendangku.
Jiyeon juga menamparku.
Sakit sekali, bibir indahku jadi berdarah.
Ufh >,<
Kau harus kuat, Sherin Kim!
Sherin Fighting!’
DEG.
Saga membulatkan mata sipitnya.
Jadi, selama ini Sherin di bully oleh teman sekelasnya
sendirikah?
[ “Aku terjatuh, wajahku terbentur lantai”
]
“Kau berbohong
padaku” Desis Saga lirih.
SSRAK.
‘June 4 th
Dokter Choi melarangku untuk beraktifitas selama tiga hari ini.
Katanya jantungku semakin lambat bekerja.
Warnanya berubah menjadi hitam.
Jantungku sudah sangat rusak.
Tapi aku tidak ingin menjalani operasi, aku takut.
Aku pasti akan mati.
Besok hari terakhir bersekolah.
Setelah itu aku harus menjalani operasi mau tidak mau.
Ibu, bisakah kau berhenti memaksaku?
Ah, karena besok adalah hari terakhir, aku akan melakukan yang terbaik.
Aku akan meninggalkan sekantung permen dengan kartu namaku di atas meja
guru.
Karena aku pasti tidak akan bisa memberikan mereka permen lagi.
Ah, dan aku akan menyatakan perasaanku kepada Saga Sunbae untuk yang
terakhir kali.
Aku tahu aku pasti akan ditolak olehnya.
Aku sudah tahu dari pembicaraan mereka bertiga waktu itu.
Saga Sunbae hanya memanfaatkan aku? Ia sama sekali tidak menyukaiku?
Rasanya memang sakit.
Tapi aku harus tetap kuat.
Kkhh, Ibu bilang aku harus bersabar, soalnya cinta itu datang karena
terbiasa.
Tapi sepertinya butuh waktu lama agar Saga Sunbae bisa terbiasa.
Selama apa?
Waktuku tidak banyak..’
CKLEK.
“Saga---”
DEG!
Lelaki tampan itu tersentak kaget.
Ia berbalik dan menatap SeoHea yang berdiri di depan
pintu kamar Sherin dengan minum di atas nampan.
Saga terdiam.
Ia menunduk memperhatikan buku harian Sherin yang ada
di tangannya.
SeoHea tersenyum kecil.
Ia meletakkan nampan itu di atas meja nakas dan duduk
di atas ranjang anaknya.
“Sebagai Ibunya,
aku tentu tahu apa yang selama ini terjadi pada anakku” Ujar SeoHea tersenyum.
Saga hanya diam.
Ia duduk di samping SeoHea.
“Sherin selalu
bercerita padaku kalau ia memiliki banyak teman di kelasnya, mereka semua
sangat dekat, tapi aku tahu ia berbohong, aku tahu kalau Sherin di bully”
“…”
“Sebagai
seorang Ibu aku tidak tega untuk menyakiti perasaannya, yang bisa kulakukan
hanya tersenyum setiap mendengar cerita darinya”
“Ayahnya..”
“Ah, kau ingin
tahu? Suamiku menetap di Jepang sampai sekarang, ia sedang berusaha mencari
donor jantung yang cocok untuk Sherin”
“Ah..”
“Saga”
“Ya?”
“Sherin
benar-benar mencintaimu, aku bisa melihatnya dari sorot matanya setiap kali ia
bercerita tentangmu..Aku ingin minta tolong padamu, bisakah?”
Saga tertegun.
Namun kemudian ia mengangguk.
“Aku ingin kau
menemani Sherin dan membujuknya agar ia mau melaksanakan operasi, waktunya
tidak banyak Saga ah..”
Lelaki tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya diam menatap wajah cantik gadis itu.
Kemudian ia tersenyum kecil.
Mengulurkan jemarinya menyeka lembut air mata yang
mengalir dari sudut mata sipit itu.
“Anda bisa
mengandalkan aku, tenang saja” Bisik Saga lembut.
-------
“Ibu, aku
tidak maauuuuuuuuu!! Hiks..Ibuuuu!”
“Sherin,
dengarkan Ibu aku mengerti? Kau akan baik-baik saja”
“Ibu aku tidak
mau! Hiks..Ibu dengar sendiri kan dokter Choi bilang apa? Kemungkinan
berhasilnya hanya 51%..Aku pasti akan mati..Hiks..”
“Kau harus
kuat, Rin, demi Saga Sunbae nee?”
“Hiks..Saga
Sunbae tidak menyukaiku..Hiks..Dia membenciku..”
“Maka dari itu
kau harus berusaha untuk membuatnya menyukaimu, bukankah sudah Ibu bilang ia
hanya perlu waktu hmm? Kau akan mendapatkan waktu tambahan setelah melaksanakan
operasi”
“Aku tidak mau
Ibu..Hiks..Aku takut..”
Lelaki tampan itu terus berdiri sejak tadi.
Memperhatikan Sherin yang menangis terisak.
Sementara SeoHea masih berusaha membujuk Sherin.
Saga menghela nafas.
Ia melangkah masuk ke dalam.
SeoHea mendongakkan wajahnya.
Kemudian ia segera beranjak keluar dari kamar.
Meninggalkan Sherin dan Saga di sana.
“Sher---”
“PERGI!!
JANGAN LIHAT AKU!! HIKS..JANGAN KESINI! AKU TIDAK BOLEH BERADA DI DEKAT SUNBAE
DALAM RADIUS 1 METER!! HIKS..HIKS..”
“Tidak, Sherin,
dengarkan aku”
“Kumohon
Sunbae..Hiks..Jangan mengasihani aku..Hiks..Sudah cukup..Seharusnya aku
berhenti mengejarmu sejak dulu..Hiks..”
Saga terdiam.
Ia menghembuskan nafas panjang.
Kemudian ia menunduk dan memeluk gadis cantik itu.
Membuat Sherin terdiam seketika.
“Kau belum
menyelesaikan tantanganku, jadi aku memutuskan untuk mengganti
tantangannya..Dengar Rin ah, kau harus melakukan operasi, aku mengerti? Setelah
kau berhasil aku akan menerimamu menjadi kekasihku”
“Bohong..Hiks..Aku akan mati..Hiks..”
“Tidak, kau
kuat, kau bisa, oke? Apa kau tidak ingin menjadi kekasihku eoh?”
“Aku mau!
Hiks..Aku mau..”
“Tenanglah,
aku akan selalu menunggumu”
Sherin mengangguk.
Ia mengusap wajahnya.
Membiarkan Saga mengecupi dahinya dengan lembut.
-------
TAP TAP TAP.
Lelaki tampan itu berjalan pelan menuju kelas XI-3.
Mata sipitnya menyipit memperhatikan pintu kelas yang
terbuka itu.
Saga tersenyum kecil.
Ia membuka lebar pintu itu dan memandang anak-anak
kelas yang sedang bernyanyi bersama.
Mata sipitnya kembali bergerak pelan.
Menatap sosok cantik yang sedang duduk di antara
mereka.
Ia tersenyum senang seraya bernyanyi.
Jemarinya memeluk bungkusan permen gula kesukaannya.
Sesekali anak-anak kelas mengulurkan tangan mereka
mengambil permen dari kantung besar itu.
“YYA! SHERIN
KIM! SEBENTAR LAGI RAPAT OSIS! BERHENTI MENYANYI!”
Satu kelas berhenti menyanyi.
Mereka menoleh menatap Saga yang berdiri di pintu.
Lelaki tampan itu tersenyum kecil memandang
kekasihnya.
Sementara Sherin terkekeh.
Ia mengangguk dan menyerahkan bungkusan permennya
kepada teman yang duduk di sampingnya.
Kemudian ia melompat dengan sebuah bekal yang ada di
genggamannya.
CUP.
“Hehehe,
bekalmu bear” Ujar Sherin terkekeh.
Aish.
Lelaki tampan itu tersenyum geli.
Ia menepuk kepala Sherin dan merangkulnya keluar
kelas.
Mengacuhkan suara sorakan dari dalam kelas.
“Berani sekali
kau menciumku” Ujar Saga santai.
“Tidak boleh?”
Kekeh Sherin geli.
Huh.
Saga tersenyum kecil.
Ia berhenti melangkah dan memutar tubuh Sherin agar
menghadapnya.
“Tidak, karena
hanya aku yang bisa memulainya lebih dulu”
Gadis cantik itu memejamkan matanya.
Kedua tangannya terulur memeluk leher Saga.
Membiarkan lelaki tampan itu mencium bibirnya dengan
lembut.
Mengulumnya dengan manis.
Hmp.
Sherin tersenyum kecil di sela-sela ciumannya.
Ia membuka matanya dan menutupnya kembali.
“Sunbae”
“Hmm?”
“Jantungku
berdebar sangat kencang, kurasa penyakitku kambuh lagi”
“Oh ya? Kalau
begitu aku harus segera menyiapkan jantungku untuk mengganti jantung barumu”
Sherin tertawa kecil.
Ia memeluk Saga dengan erat.
Sementara lelaki tampan itu hanya tertawa santai.
Oh well.
It’s true isn’t it?
At last everything’s always be a happy ending.
END.
By: Shella.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar