Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Kamis, 04 Oktober 2012

I'm Not Her Part 1

-Fachra Nur Arifa-

Ini cerita bodoh men, cerpen pertama gue yg apa gitu ya bhahaha. Alurnya sedikit aneh, ngga bisa dibilang cerpen karena kepanjangan, ngga bisa dibilang novel juga karena terlalu sedikit. Jadi ipeh ngepost perhalaman aja ya, daripada kalian capek bacanya. Maklumi karya pertama gue yaa, kasih saran yaa thankyou. Selamat menikmati guys.


Suatu pagi yang dingin, seseorang masih bersembunyi dibalik selimutnya. Yah, namanya Alex. Yang disekolahkan di Universitas yang terakui di Asia oleh orangtuanya, yang mempunyai banyak les private dan sesuatu yang berkelas lainnya. Dia terbangun karena cahaya matahari mulai menembus kaca kamarnya yang besar. Sambil mengumpulkan nyawanya, dia berjalan dengan langkah gontai. Dia segera mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus. Alex tidak ingin punya supir. Dia lebih suka mengendarai mobilnya sendirian. Alex tidak suka pembantu, dia suka kesendirian dalam kesunyian yang senyap. Alex sampai dengan mobil sedan putih dengan sedikit gambar api di samping kirinya. Clark, gadis satu ini yang selalu ngelirik Alex tapi Alex tidak pernah peduli “Alex!” Alex hanya melihat ke belakang tanpa suara “Mau kemana?“ kata clark. “Ke kelas” sahut alex malas. Clark hanya diam dan mengikuti Alex dari belakang. “Ohya, ntar kamu datang ke acara ulangtahunku kan?” kata Clark. “Aku usahakan” kata Alex. Clark bingung harus bicara apa lagi karena suasana semakin aneh dan super garing. Dia hanya senyum pada alex sambil menepuk bahu Alex tanda dia ingin pergi duluan meninggalkan Alex. Tanpa senyum sedikitpun, hanya senyum kaku yang Alex balas.

Clark sampai di kelas karya ilmiahnya dan selalu dan berulang kali mengingat senyum Alex yang dulu, senyum yang cerah dan hangat yang selalu membuat semua orang ikut bahagia. Tapi, semenjak orang yang benar-benar Alex butuhkan, orang yang disayanginya, orang yang selalu setia berada didekatnya telah pergi jauh ke alam yang berbeda. Alex berubah sangat jauh dan begitu jauh, Clark tau karena orang yang selalu Alex butuhkan adalah teman dekatnya yang sangat baik dan selalu terkenang di pikiran dan hatinya.


Di seberang sana, tampak gadis yang sedang berlari kencang dengan rambut lurus sebahu dengan membawa buku super banyak. Dia blair, gadis cantik yang lugu. Sampai di perpustakaan, dia segera mengembalikan semua buku yang dipinjamnya minggu kemarin. Well, dia senang karena dapat mengembalikan buku di waktu yang tepat karena berulang kali Bu Gia selalu memarahinya karena terlambat mengembalikan buku yang dipinjamnya. Blair suka buku, dia cinta novel, dia suka membaca buku apa saja, baginya buku adalah guru paling setia yang selalu berada didekatnya. Ayah Blair penulis terkenal dan Ibunya ialah pelukis terkenal. Blair bisa dikatakan multitalenta, dia suka musik, dia suka menyanyi dan orangtuanya juga suka itu. Orangtuanya selalu mendukung Blair agar ikut les vokal untuk membuat bakat blair semakin matang. Tapi, Blair selalu menolak karena dia tidak suka foya-foya kekayaan orangtuanya, dia ingin menjadi orang biasa yang tidak ditunggu semua orang hanya untuk bilang “Salam buat ayah ibumu ya. Aku penggemarnya” tidak, Blair hanya ingin jadi mahasiswa biasa seperti temannya yang lain.

Masuk tahun ajaran baru di Universitas Church, Blair memilih kelas musik karena dia suka musik dan merasa bakat yang paling dibanggakan orangtuanya adalah suara sopran Blair. Alex memilih kelas musik juga, dia tahu bakatnya adalah musik. Mulai dari semua alat musik yang dikuasainya dan suara tenornya yang menakjubkan. Saat masuk kelas, Blair melihat seorang pria yang sedang tidur dengan kepala diatas meja. Karena terlihat bangku kosong di sebelahnya, Blair duduk disampingnya. Guru masuk dan pria disamping Blair masih belum sadar, dengan ragu Blair membangunkannya dengan menggoyang-goyangkan bahu pria itu. Pria itu adalah Alex, dia suka tidur dimana saja, Alex dapat tidur dimana saja. Alex hanya melihat sekilas pada Blair dan menoleh ke arah lain tanpa senyum, tanpa kalimat ataupun kata. Blair hanya bingung dan tak tahu harus bersikap seperti apa.

Kelas selesai, Blair mencoba untuk berbicara pada Alex hanya untuk tahu namanya saja dan saling berkenalan. Tapi belum sempat Blair membuka mulut, Alex pergi begitu saja sambil menyandang tasnya. Blair tidak suka mencari perhatian dan juga pergi meninggalkan kelas.

Dekorasi ruangan yang begitu sempurna, karangan bunga yang menghiasi pagar seperti menyambut kedatangan semua orang. Desain berkelas dengan banyak makanan kecil dan minuman di sekitarnya, kue ulangtahun terbesar yang berada tepat di samping Clark. Yah, hari ini ulangtahun Clark. Dia mengundang semua teman-temannya dan menempelkan undangan ulangtahunnya yang ke 19 di mading sekolah. Sudah pasti Blair melihatnya karena dia suka membaca dan dia berencana ikut karena waktu semester 1 Blair sempat berkenalan dengan Clark dan pernah berteman baik. “Alex, kamu pergi kan? Uda dimana?” kata Clark di telepon. “Iya, aku lagi di jalan. Sebentar lagi sampai” kata Alex. Clark tersenyum senang karena dia yakin Alex mau menyumbangkan satu lagu untuk ulangtahunnya yang spesial ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar