-Muhammad Ghiffari Ryoza-
Indahnya Mekkah, Indahnya Islam
Kota Mekkah telah dikenal oleh dunia
sebagai kota yang menjadi tujuan umat Islam dari seluruh dunia untuk
melaksanakan ibadah haji. Jutaan umat Islam dari berbagai negara
mengunjungi kota ini dengan pakaian yang sama berwarna putih untuk
beribadah kepada Tuhan yang satu, Allah -ta’ala-. Bangunan rumah ibadah
Ka’bah dengan Masjidil-Haram
yang menjadi arah tujuan / Qiblat untuk sholat / do’a umat Islam berada
di kota ini. Setiap waktu umat Islam di seluruh penjuru dunia
menghadapkan dirinya ke arah Ka’bah di Mekkah untuk beribadah kepada
Allah -ta’ala-, minimal lima kali sehari, bergantian berputar seiring
waktu-waktu siang dan malam wilayah-wilayah bumi.
Mekkah
menjadi negeri Islam kembali setelah penaklukan oleh kaum muslimin yang
sebagiannya adalah penduduk Mekkah sendiri yang telah hijrah ke Madinah
termasuk Nabi Muhammad -sholallahu ‘alaihi wa sallam- yang juga lahir
dan besar di kota Mekkah ini. Penaklukan Mekkah
sendiri berlangsung indah, kaum muslimin tidak membalas dendam pada
orang-orang kafir Qurays padahal sebelumnya mereka dibunuh dan dianiaya
karena meninggalkan agama / adat kafir Qurays.
Saat itu diumumkan kepada penduduk Makkah,
“Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”
“Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”
Kota Mekkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah,
kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kotanya merupakan
lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan Ka’bah
sebagai pusatnya. Dengan demikian, pada masa dahulu kota ini rawan
banjir bila di musim hujan sebelum akhirnya pemerintah Arab Saudi
memperbaiki kota ini dan merenovasi kota ini. Seperti pada umumnya
kota-kota di wilayah Arab Saudi, kota ini beriklim gurun.
Pada hari kedua, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkhutbah di hadapan manusia. Setelah membaca tahmid beliau bersabda, bahwa:
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Jika
ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan RasulNya shallallahu ‘alahi wa sallam
dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa
saat di siang hari. Hari ini Keharaman Makkah telah kembali sebagaimana
keharamannya sebelumnya. Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan
kepada yang tidak hadir.”
Abu Dzar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي اْلأَرْضِ
أَوَّلَ ؟ قَالَ : اَلْمَسْجِدُ الْحَرَامُ. قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ ؟
قَالَ: اَلْمَسْجِدُ اْلأَقْصَى. قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا ؟
قَالَ:أَرْبَعُوْنَ سَنَةً, ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلاَةُ
بَعْدُ, فَصَلِّهْ, فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيْهِ“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama kali dibangun di bumi?” Beliau bersabda, “Masjidil Haram”. Dia (Abu Dzar) berkata, “Aku katakan, “Lalu setelah itu?” Beliau bersabda, “Masjidil Aqsho”. Aku katakan, “Berapa jarak waktu antara (pembangunan) keduanya”. Beliau besabda, “Jarak antara kedua adalah 40 tahun. Kemudian dimanapun kau didapati waktu sholat setelah itu, maka sholatlah (disitu), karena keutamaan ada padanya (yakni, sholat di awal waktu)”. [HR. Al-Bukhoriy (3366 & 3425), Muslim (520) An-Nasa’iy (690), dan Ibnu Majah (753)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلىَ ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ وِمَسْجِدِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
ومَسْجِدِ اْلأَقْصَى
“Tidak boleh
bersafar (dalam rangka ritual ibadah), kecuali menuju tiga masjid:
Masjidil Haram, Masjid Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam- (Masjid
Nabawi), dan Masjidil Aqsho”. [HR. Al-Bukhoriy (1189), dan Muslim
(1397)]
Pada setiap lorong kota Mekkah ada Malaikat yang menjaganya.
Dalam
hadits Fatimah binti Qais Radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal
mengatakan, “Maka saya akan keluar dan mengembara di bumi, dan tiada
satu pun tempat kecuali saya masuki selama empat puluh malam kecuali
Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota itu diharamkan bagi saya
untuk memasukinya. Apabila saya hendak memasuki salah satu dari kedua
kota tersebut. saya dihadapi oleh malaikat yang menghunus pedang untuk
menghardik saya, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang
menjaganya.” [Shahih muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab
Qishshotil Jasasah 18: 83]
Shalat di masjidil Haram memiliki pahala 100.000 kali lipat.
Dari Ibnu al-Zubair Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Sekali sholat di masjidku ini lebih utama daripada 1000
kali sholat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram, dan sekali sholat
di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali sholat di masjidku
ini.” [Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. lih. Bulughul
Maram]
Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Ketika Allah menundukkan kota Mekkah untuk Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam,
beliau berdiri di tengah orang-orang, lalu memuji Allah dan
menyanjung-Nya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya Allah telah melindungi
kota Mekkah dari pasukan gajah dan menguasakannya kepada Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman. Dan sesungguhnya kota ini tidak halal bagi
seorang pun sebelumku, ia hanya dihalalkan bagiku sebentar pada waktu
siang, dan tidak dihalalkan bagi seorang pun setelahku. Oleh karena
itu, binatang buruan yang ada di dalamnya tidak boleh dikejar, duri
pohon yang tumbuh di dalamnya tidak boleh dipatahkan, benda-benda yang
jatuh tidak boleh diambil kecuali bagi orang yang mengumumkannya; dan
barangsiapa terbunuh, maka keluarganya boleh memilih yang terbaik
antara dua perkara (denda atau qishash).” lalu Abbas berkata: kecuali
tumbuhan idkhir, wahai Rasulullah. Sebab kami menggunakannya di kuburan
dan rumah kami. Beliau bersabda: “Kecuali tumbuhan idkhir.” [Muttafaq
Alaihi. lih. Bulughul Maram]
Ini salah satu gambar rencana
pengembangan Mekkah… Tapi saya tidak tahu benar jadi yang ini atau yang
lainnya, ada yang bisa kasih tau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar