Movie

Migas Tiga Ipa 3 SMA 1 Lhokseumawe. Lets follow our Twitter @MIGASmansa :)

Sabtu, 06 Oktober 2012

//CERPEN: LEAF, TREE, AND WIND//


Tittle: LEAF, TREE, AND WIND
Genre: Straight
Author: Assri
Edit By: Shella


-------


Ada satu pertanyaan yang mengganjalku:

“Daun terbang, karena tiupan Angin, atau karena Pohon tak memintanya untuk tinggal??”



……………………………………………………………………………………



--POHON--

Aku Watanabe Kenji…

Alasan mengapa orang- orang memanggilku “Pohon” adalah karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Selain itu, aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. Aku seorang playboy. Aku telah berpacaran dengan sebanyak 5 orang gadis ketika aku masih di Jounant High School dulu.

Namun sebenarnya hanya ada satu gadis yang sangat kucintai, tapi aku tak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak memiliki wajah yang cantik, apalagi tubuh yang seksi. Dia tipikal gadis yang sangat peduli dengan orang lain dan religius. Tapi dia hanya gadis biasa. Dia hanya sahabat dekatku. Dia hanya sahabat terbaikku.

Aku menyukainya, sangat menyukainya. Aku menyukai gayanya yang innocent dan apa adanya. Aku menyukai kemadiriannya dalam menjalani hidup. Aku menyukai kepandaian dan kekuatannya sebagai seorang gadis. Dan aku menyukai semua perhatiannya yang hangat padaku.

Alasan mengapa aku tak memintanya menjadi kekasihku, adalah karena aku merasa dia yang sangat biasa itu tidak serasi untukku yang hebat ini. Aku juga takut, jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Aku juga takut kalau gosip- gosip yang ada akan menyakitinya. Aku merasa dia adalah “Sahabatku” dan aku akan memilikinya tiada batasnya, dan aku juga tak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.

Hanya itu?

Tidak.
Masih ada alasan lain. Dan alasan yang terakhir adalah, aku sudah membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tau aku mengejar gadis-gadis lain, dan aku telah menyakiti hatinya, aku telah membuatnya menangis diam-diam selama 3 tahun ini.

Ketika aku mencium kekasihku yang kedua dan terlihat olehnya, dia hanya tersenyum dengan berwajah merah dan berkata

  “Lanjutkan saja..Kalian serasi sekali..”

Dan setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak, dan merah. Dia menangis semalaman, aku tau.
Aku sengaja tak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis. Aku mencoba bersikap senormal mungkin, seriang mungkin, hingga aku tertawa dengannya seharian.

Lalu ketika semuanya telah pulang, dia sendirian di kelas untuk menangis. Dia tidak tahu bahwa aku kembali dari latihan dance untuk mengambil sesuatu di kelas, dan aku melihatnya menangis selama sejam lebih.

Tunggu, ada kisah lainnya. Pacarku yang ke-4, tak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, dan aku tahu benar bukan sifatnya untuk memulai suatu perang. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih bercampur kaget. Namun aku tak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku..

Esoknya, ia masih bisa tertawa dan bercanda denganku seperti tak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu bahwa dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia, aku juga sedih. Entahlah, aku sendiri tak tau apa yang kupikirkan 3 tahun ini.

Ketika aku putus dengan pacarku yang ke- 5, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ada sesuatu yang ingin dia katakan padaku.

Aku cerita padanya tentang putusnya aku dengan pacarku dan dia berkata tentang dia sedang memulai suatu hubungan dengan seorang pria. Aku tahu pria itu. Dia pria yang sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energic dan menarik.

Aku tak bisa memperlihatkan betapa sakitnya hatiku, aku hanya bisa tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika aku sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat, aku tak dapat menahannya lagi. Seperti ada batu yang sangat berat menghimpit dadaku. Aku tak bisa bernapas, ingin berteriak sekencang-kencangnya, tapi tidak bisa.

Air mata mengalir jatuh dan aku menangis.
Tangis pertamaku untuk seorang gadis.

Aizawa Tsuki.

Sudah sering aku melihatnya menangis untuk aku yang mengacuhkan kehadirannya. Mungkin sekarang saatnya aku ganti menangis untuknya.
Ketika upacara kelulusan, aku mendapat sebuah SMS masuk di ponselku. Dari dia. Dari seorang gadis bernama Aizawa Tsuki yang sama. SMS itu berbunyi.

  “Daun terbang karena Angin bertiup atau karena Pohon tak memintanya untuk tinggal?”


……………………………………………………………………………………


--DAUN--

Aku Aizawa Tsuki.

Selama bersekolah di Jounant High School, aku suka mengoleksi daun- daun kering yang terjatuh. Kenapa? Karena aku merasa bahwa daun-daun itu membutuhkan banyak kekuatan untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggalinya.

Selama 3 tahun disini, aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “Sahabat”. Dan ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya, CEMBURU. Perasaan di hati ini tergambarkan seperti 100 butir lemon busuk, masam dan memuakkan.

Ia dan kekasih pertamanya itu. Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika kemudian mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Aku bersyukur ia tak lagi terikat dengan gadis selain aku. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi, dan hatiku kembali remuk.

Aku menyukainya dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku. Aku bisa melihat semua perasaan cinta untukku dimatanya dengan jelas.

Tapi mengapa dia tak mau mengatakannya?
Sejak dia mencintaiku, mengapa dia tak yang memulainya dulu untuk melangkah?
Hingga ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku selalu sakit. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sakit.

Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Aku mulai mengira bahwa keyakinanku tentang ia yang juga mencintaiku itu hanyalah harapan. Tapi mengapa ia memperlakukanku dengan sangat baik di luar perlakuannya hanya untuk seorang sahabat?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati!! aku tahu kesukaannya, kebiasannya. Tapi perasaannya kepadaku tak pernah bisa diketahui. Kau tak mengharapkan aku sebagai seorang gadis untuk mengatakan cinta ini lebih dulu bukan?

Di luar itu aku mau tetap di sampingnya, memberinya perhatian, menemaninya, dan mancintainya. Berharap, bahwa suatu hari, dia akan datang mencintaiku. Hal seperti menunggu telpon nya setiap malam , mengharapkannya untuk mengirimku SMS. Aku tau sesibuk apa pun dia, dia pasti meluangkan waktunya untukku. Karena itu, aku menunggunya.

3 tahun cukup berat untuk kulalui, kadang aku mau menyerah. Tapi kadang aku berpikir untuk tetap menunggu.
Ketika diakhir tahun ke- 3, seorang pria mengejarku, setiap hari dia mengejarku tanpa lelah.

Eguchi Hiroya.

Segala daya upaya telah dilakukan walaupun seringkali ada penolakan dariku. Aku berpikir apakah aku ingin memberikannya sedikit ruang kecil di hatiku?

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon. Akhirnya, aku sadar bahwa aku ingin memberikan Angin ini ruang kecil di hatiku. Aku ingin membuka hatiku untuk pria lain yang lebih bisa mengerti aku.

Aku tau Angin bernama Eguchi Hiroya ini akan membawa pergi Daun yang lusuh ke tempat yang lebih baik. Akhirnya aku meninggalkan Pohon. Tapi Pohon hanya tersenyum dan tak memintaku untuk tinggal, aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.

Upacara kelulusan yang memilukan untuk kami. Kuraih ponselku dari dalam tas, lalu mengetikkan sebuah pesan singkat untuknya. Pesan yang mewakili pertanyaan dalam hatiku saat ini.

  “Daun terbang, karena Angin bertiup, atau Pohon tak memintanya untuk tinggal?”


……………………………………………………………………………………


--ANGIN--

Aku Eguchi Hiroya..

Ada disini, masuk kedalam kisah ini, karena aku menyukai seorang gadis yang bisa kau sebut sebagai Daun.

Daun??
Ya, karena 3 tahun ini dia sangat bergantung pada seorang pria yang bisa kau sebut sebagai Pohon. Jadi aku harus menjadi Angin yang kuat. Kalian tau kenapa? Karena Angin akan meniup Daun terbang jauh.

Ketika aku pertama kalinya, ketika 1 bulan setelah aku pindah sekolah. Aku melihat seorang memperhatikan kami bermain sepak bola. Ketika itu, dia selalu duduk di sana sendirian atau dengan teman- temannya memperhatikan si Pohon. Ketika Pohon berbicara dengan gadis- gadis, ada cemburu di matanya.
Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya.

Hari merambat minggu, minggu merambat bulan, bulan merambat tahun, dan tahun semakin bergulir. Memperhatikannya lama-lama menjadi kebiasaanku sehari-hari, sama seperti dia yang suka melihat Pohon. Satu hari saja ia tak tampak, aku merasakan kehilangan.

Inikah Cinta?

Suatu hari aku pergi ke kelas mereka, tak sengaja melihat Pohon sedang memperhatikan Daun dari luar jendela. Air mata mengalir di mata Daun ketika Pohon pergi. Besoknya, aku melihat Daun di tempatnya yang biasa, memperhatikan Pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya. Menulis catatan dan memberikan kepadanya. Dia sangat kaget.

Kalian tau catatan apa yang kuberikan padanya???

  “Daun yang rapuh, Angin akan segera menjemputmu. Angin akan segera menghempas rasa sakit dan kecewamu pada pohon..


Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima catatanku. Besoknya, dia datang, menghampiriku dan memberiku catatan..

  “Hati Daun sangat kuat dan Angin tak akan bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tak pernah mau meninggalkan Pohon..”

Mulanya aku sempat menyerah, nyaris putus asa. Tapi lama-lama ia mulai menerima kehadiranku. Mau kuajak ngobrol, mau menerima telfonku, mau membalas SMSku. Mungkinkah ia mulai jenuh dengan Pohon yang selalu tak pernah peduli dengan perasaannya??

Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku, tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku. Selama hampir 2 tahun, aku telah mengucapkan kata Cinta tak kurang dari 5 kali kepadanya tiap hari. Dan setiap kali itu pula ia mengalihkan pembicaraan. Tapi aku tak menyerah, aku memutuskan untuk berusaha memiliki ia dan berharap ia akan setuju menjadi pacarku.

Hingga suatu hari ia berkata lewat telfon,

  “Eguchi Hiroya, aku menengadahkan kepalaku..”

  “Ah?” Aku tak percaya apa yang aku dengar.

  “Aku menengadahkan kepalaku, mencoba menerima cintamu..” ulangnya.

Aku segera meletakkan gagang telpon, berpakaian dan naik taxi ke tempatnya. Sampai, aku berlari hingga pintu rumahnya, menekan bel, dia membuka pintu, dan aku memeluknya kuat- kuat. Bolehkah aku menyebut nama Daun-ku ini sekarang??

Aizawa Tsuki..

Dalam pelukanku, samar kudengar ia berbisik,

  “Hiro-san.. Daun terbang, karena tiupan Angin, atau karena Pohon tak memintanya untuk tinggal?”


END.

By: Shella

Tidak ada komentar:

Posting Komentar