By : Muslahatul Jafar
Nama –nama pemeran yaitu :
- Dian (gak
banyak ngomong, jago berantam)
-
Amel (keras kepala , pemberani)
- Dwi (cerewet, sok berani)
- Lintang (keras kepala, suka berantam)
- Tias (jahat & licik)
- Sela (jahat & licik,
paling takut sama Dian)
- Supir angkot
- Polisi
- Wasit
Inilah drama dari saya:
Di suatu pagi yang cerah, seperti biasa
di kawasan ibu kota, riuh oleh suara-suara kendaraan. Terutama di jln.Tambunan
Jakarta pusat yang dikuasai oleh 2 genk preman wanita bernama “Elang Merah” dan
“Elang Hitam”.
>> Elang Merah :
(Amel , Dian , Dwi )
>> Elang Hitam : ( Lintang , Tias , Sela )
Di pinggir
jln.Tambunan datang sekelompok preman Elang Merah sedang memangsa supir angkot.
Dwi : “eh mas, mana
bayarannya ? enak aja lo ! uda berapa kali loe gak setor-setor ? .
Asal loe tau aja
ya ! gue tu bisa buat lu mampus sekarang juga, ya gak brow?”
(menatap ke
mata Dian)
Dian : (hanya diam seribu bahasa)
Supir Angkot : “hanya ada 50.000, akhir-akhir ini penumpang
sepi.”
(sambil menunduk)
Amel : “lho ! kok hanya segini, mau makan apa gue nanti, awas
ya ! besok lu harus bayar sisanya, kalo
gak awas lu !
(sambil
menampakkan pisau di tangannya)
Kemudian
secara tiba-tiba datang kelompok preman Elang Hitam, trnyata mereka telah
memerhatikan kejadian tadi.
Tias : “eh siapa kalian ? jalan ini milik kami anggota Elang
Hitam, ada urusan apa kalian nyuri2
tempat kami ?”
Dwi : ”perkenalkan kami anggota Elang Merah.”
Lintang : “woi ! cari mati lu ya !”
(sambil
datang kehadapan Dwi)
Tias : “tenang2 mamen ! eh gua tanya sekali lagi ya ! ad
urusan apa kalian ambil job di tempt kami ?”
Amel : “kalian jangan sotoy ya ! duluan kami yang makek tempat
ini, kalian tu yang gak tau diri”
Sela : “eh lu jaga bacot loe ya !”
Dian : “udah2 kita buktiin aja, kami akan pergi dari tempat
ini, kalo kalian bisa ngalahin kami di pertandingan sepak bola besok sore di
lap.Sudirman
Tapi kalau kalian kalah, loe semua harus minggat dari tempat
ini, gimana berani loe ! “
Lintang : “oke, siapa takut ! gue yakin kalian pasti kalah, ya
gak brow ?”
Tias : “gue terima tantangan loe ! “
Sela : “kami gak takut sama kalian ! “
Keesokan
harinya saat menjelang akan sore, kelompok Elang Merah telah tiba duluan di
lap. Sudirman.
Dwi : “loe yakin brow kita bisa menang lawan mereka ?”
Amel : “ sebenarnya gue gak yakin sih, mereka itu kan terkenal
curangnya”
Dian : “kalian tenang aja ! gue yakin kok, kali ini mereka
pasti gak akan curang,
Kali ini gua yakin kita pasti menang, semangat dong !”
Dwi & amel : “SEMANGAT !!!!”
Tiba2 sekelompok Elang Hitam datang dan mengahampiri mereka.
Lintang : “ hah ! udah siap kalian ?”
Dwi : “siap kok !”
Dian : “yuk kita mulai langsung ! “
(kiper Elang Merah : Amel , kiper : Elang Hitam : sela)
Pluit pun
berbunyi, tanda pertandingan sudah dimulai , Dwi menguasai bola dan membagikan
ke Dian, tetapi ditengah lapangan dihalau oleh Lintang, pertandingan yang amat
sengit.
Akhirnya
Lintang mencetak 1 gol, bola pun langsung dikuasai oleh Dian dan langsung
mencetak 1 gol, hingga akhirnya skor 1-1, di tengah2 pertandingan Tias
menyenggol kakinya Dwi dengan sengaja, agar Dwi jatuh.
Tias : “sori2 gue bener2 gak sengaja”
(tersenyum
licik)
Dwi : “gila loe ! sportif donk !”
Pertandingan
pun dilanjutkan dan disaat menit2 terakhir Dian mengakhirinya dengan mencetak
gol, sehingga pluit pun berbunyi dan pertandingan selesai.
Lintang : “wah sial ! kita kalah brow !
Tias : “mereka mainnya curang”
Dwi : “eh tadi jelas2 loe tu yang curang ya !”
Amel : “sekarang kalian liat sendirikan siapa yang kuat & siapa yang lemah”
Amel : “sekarang kalian liat sendirikan siapa yang kuat & siapa yang lemah”
Dwi : “sesuai kesepakatan,
loe, loe dan loe GET
OUT dari tempat kami.
(sementara mata
Sela sinis melihat Dian yang telah 2 kali membobolkan gawangnya)
Lalu secara tiba2, karena tidak rela di
permalukan , Lintang melemparkan kayu ke
wajahnya Amel, sehingga wajahnya terdapat luka robek dan Amel pun membalasnya, hingga terjadilah
perkelahian, Dwi hanya diam tak berani melawan Lintang,
Tak terima dengan kejadian itu, Dian
pun langsung mengambil pisau yang ada di dalam bajunya dan langsung membacok
Lintang, sehingga Lintang pun tewas di tempat.
Sementara
itu Tias & Sela langsung memanggil Polisi yang kebetulan sedang patroli di
jalan. Dwi & Amel pun langsung melarikan diri, sementara Dian masih
tercengang tak percaya apa yang telah dilakukannya, lalu Dian pun dibawa ke
kantor Polisi dan di penjara selama 1 tahun, saat di penjara tak nampak Dwi
& Amel untuk menjenguk Dian, karena Dwi & Amel masih menjadi buronan
polisi, Dian pun sangat benci & dendam kepada sahabat2nya.
Setahun pun
berlalu, Dian keluar dari penjara, dan tanpa sepengatahuan dwi & Amel, Dian
pergi ke pos nya Elang Hitam.
Sesampaainya disana,
Dian : “ apa kabar sob !”
Tias : “hah! Dah keluar loe ?”
Sela : “loe gak kabur kan ?”
Dian : “gak kok, gue gak kabur, ini emang udah waktunya gue
lepas, gue dateng kesini karena pengen gabung sama kalian.”
Tias : “ hah ! ga salah loe !”
Dian : “gak kok, tekad gue uda bulat, gue kecewa sama mereka,
kenapa sih mereka ninggalin gue saat
itu, maafin gue ya tentang Lintang”
Sela : “yauda, kami terima loe ! udah, gak usah dipikirin lagi
ya sob !”
Dian : “ thanks brow “
Sela : “sekarang kita harus cari cara gimana caranya bunuh
Amel & Dwi”
Tias : “ gimana besok aja kita ke jln. Tambunan, kita sergap
mereka.”
Dian ; “udah2 gak usah biar gue sendiri aja yang bunuh mereka,
gue dendam banget sama mereka.”
Sela : “yaudah ! terserah loe ! semoga besok loe menjadi malaikat
pencabut nyawa mereka”
Sela,Tias,Dian : “hahahahahahahhhahaha”
Keesokan harinya di jln. Tambunan.
Dian mengintai
Dwi & Amel hinnga sore, sesampai di pos mereka Dian pun memunculkan
dirinya.
Dian : “hay apa kabar ?”
Dwi : “ wah brow selamat ya !”
Amel : “ akhirnya loe keluar juga ya,
(sambil
tersenyum)
Dian : “ia, thanks ya brow !
(langsung mengeluarkan pistol dan langsung menembak Dwi &
Amel, sehingga mereka tewas di tempat)
Dian : “maafin gue ya sob ! sebenarnya gue gak tega ngelakuin
ini, tapi gue sakit hati, kenapa sih kalian ninggalin gue gitu aja dulu !
Kenapa kalian biarin gue waktu gue di bawa ke kantor polisi ?
kenapa sob ?”
(sambil menangis)
Lalu Dian pun pergi ke pos Elang Hitam
Tias :
“gimana sob mereka udah matikan ?”
Dian : “ iya, mereka memang udah mati dan kalian pun juga
harus mati
(sambil
menembak Tias & Sela dengan pistolnya)
Setelah itu Dian lari ke hutan yang tiada satu orang pun
manusia
Dian : “rumah tangga yang berantakan !
Jadi preman !
Masa depan hancur !
Dihianatin sahabat !
Jadi seorang
pembunuh ! kenapa sih gue begini , gue telah membunuh sahabat2 gue, dwi , Amel
ini untuk kalian,”
( lalu Dian pun menembak kepalanya dengan pistol.)
Kesimpulan :
Sekian cerita ini,
semoga kita mampu mengambil amanat dari cerita ini, bahwa rasa kepercayaan dan
kesetiaan sahabat itu harus selalu dijaga, hingga tidak akan terjadi kehancuran,
karena sahabat
itu adalah manusia paling setia di dunia.
Thanks :D
Terinspirasi dari Film “Serigala Terakhir”
Writer
: Muslahatul Jafar
Twitter
: @muslamusla
Facebook
: Muslahatul Jafar
muahahahaha, keyen :D
BalasHapussela-nya gue ya? #dor