-Muslahatul Jafar-
Ketika aku mengagumi seseorang , aku hanya dapat memujinya….tidak
pernah hati ini berhasrat ataupun bermimpi untuk memilikinya , karena
aku tetaplah jiwa yang kerdil…
Telah bahagia kurasakan dari kegelapanku yang getir, bila jiwaku
mampu mengukir dan menghampiri keindahan , yang hakikatnya
keindahan-keindahan tersebut tidaklah pernah kumiliki…
Aku hanya sekedar memastikan untuk jiwa dan hatiku, bahwa
keindahan-keindahan itu selamanya hidup serta bersemayam dalam jiwaku,
sekiranya jiwa itu harus merangkak dalam kabut atau berada dalam
kematian panjangnya….
Aku memohon maaf padamu cinta , karena dirimu kukorbankan demi
memberi setetes “air” bagi jiwaku yang terkapar kehausan dipadang tandus
pengharapanku serta kegelapanku yang tak bertepi dan berdasar ini….
Disaat jiwa ini tak memiliki kekuatan atau cahaya yang menyelimutinya
, hidupku seakan-akan berada dalam kotak yang sempit, tak pernah lagi
kurasakan indahnya kesegaran pagi ataupun heningnya keindahan malam …
Bagiku bergantinya hari dari terang- menuju kegelapan adalah sama ,
karena hatiku telah terkunci , mataku telah buta, bibirku membisu dan
ragakupun telah lumpuh oleh belenggu-belenggu yang memeluk-ku erat….
Dari sebuah tempat pembaringanku yang getir ….aku terkapar dengan
segala ketidakberdayaanku , kemudian dengan sisa-sisa tenagaku …aku
menggerakkan tanganku dengan lemah kearah langit, seakan-akan ada sebuah
harapan dan sebentuk cinta yang mengangkat dan menyelamatkanku dari
kegelapan ini….
Ketika aku letih melangkah, sengaja aku menghampiri dirimu,
mengamati, dan mengukir sosok keindahanmu yang hadir dari setiap
lamunan dan keterjagaanku…
Semua kulakukan untuk menyeimbangkan jiwa dan alam pikirku agar tetap
seimbang, agar jiwa itu tidak hanya memandang satu warna saja,
melainkan warna-warna lainnya yang menjelma laksana pelangi , sebuah
“pemandangan” yang hendak kulihat dan kulukis melalui kanvas jiwa serta
tinta airmata, yang kuperas dari percikan duka dan tawa- yang memantul
dan membayang dari cermin mata hati ….
Aku hanya memastikan bahwa jiwa “indah” itu tetap ada dalam jiwaku,
walaupun sekiranya aku sedang tenggelam dilautan lepas ataupun
terkurung dikedalaman samudera kegetiran…
Kumengharap dirimu dapat memahamiku, dan memaafkan atas segala kekeliruanku , yang selama ini salah mengartikan kehadiranmu….
Namun ambilah hikmah dari kisah ini, bahwa seseorang akan mengagumi
seseorang yang menurutnya adalah pantulan jiwanya…dan itu adalah
sesuatu hal yang manusiawi….
Tersenyumlah cinta !…karena kecantikan paras dan keindahan
hatimu..telah membangkitkan sesorang pemuda untuk bangkit dari kematian
panjangnya !…..
Sebuah ungkapan hati , dariku…
Seseorang yang mengagumi dan mengakui segala keindahan -serta seorang
yang telah tertikam oleh keharuman pesona kecantikanmu yang menawan !…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar